Senin, 24 Februari 2020

Liburan Akhir Pekan, Ada Sawah Kekinian di Bantul

Akhir pekan ini jika liburan ke Bantul kamu harus singgah ke Desa Wisata Mangunan. Di sana ada sawah cantik yang kekinian banget!

Tak hanya terkenal dengan Kebun Buah Mangunan saja, Desa Wisata Mangunan di Bantul, DI Yogyakarta, ternyata memiliki tempat wisata yang menyuguhkan keasrian dan keindahan persawahan. Tempat itu bernama Jelajah Sawah Pertanian Bawongan (JSPB) Songgo Langit.

Selain menyuguhkan keasrian dan keindahan persawahan, pengunjung juga dapat menyusuri persawahan itu dengan berjalan kaki di sepanjang jembatan bambu yang berbentuk melingkar. Sembari menyusuri JSPB Songgo Langit, pengunjung dapat berswafoto dengan background persawahan yang hijau nan luas.

Untuk mencapai JSPB Songgo Langit, traveler hanya perlu melakukan perjalanan darat sejauh 23 Km dari Kota Yogyakarta ke arah Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul. Sesampainya di Kebun Buah Mangunan, hanya perlu mengikuti jalan beraspal menuju Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul.

JSPB Songgo Langit sendiri mudah ditemukan, mengingat terletak di pinggir jalan raya dan memiliki ciri khas jembatan bambu yang melingkar di tengah persawahan.

Ketua Pengelola Jelajah Sawah Pertanian Bawongan (JSPB) Songgo Langit, Lagimin Budi Ismanto mengatakan, tempat wisata yang menyuguhkan pemandangan sawah ini terbentuk karena Dusun Sukorame belum memiliki tempat wisata. Karena itu, ia bersama warga ingin mewujudkan tempat wisata dengan konsep berbeda dibanding lainnya.

"Bingung pertamanya itu mau buat tempat wisata yang gimana, karena kami hanya punya spot persawahan. Karena itu kami minta bimbingan Ketua Pokdarwis Desa Mangunan Pak Widodo, saat itu pak Widodo habis dari Bali dan melihat hutan mangrove sebagai tempat wisata," ujarnya saat ditemui detikTravel di JSPB Songgo Langit, Dusun Sukorame, Mangunan, Dlingo, Bantul, Rabu (20/2/2019).

"Setelah lihat mangrove di Bali itu, Pak Widodo ingin membawa konsep mangrove di Bali ke Bantul. Dan akhirnya di atas persawahan itu kami bangun jembatan yang melingkar agar dapat dilintasi wisatawan," imbuh Lagimin.

Sambung Lagimin, untuk membangun tempat wisata di atas sawah milik kas Desa yang memiliki luas 2,5 hektar bukan perkara yang mudah. Terlebih beberapa warga sempat ada yang pesimis dengan usulan membuat jembatan dari bambu di tengah persawahan tersebut.

"Perjuangannya berat sekali, banyak dukanya daripada sukanya saat itu. Karena banyak warga yang belum mengerti membuat wisata ini untuk apa, dan ada juga yang bilang kalau jembatan seperti itu mudah roboh," ucapnya.

Namun hal itu tidak menyurutkan niat Lagimin bersama warga setempat untuk membangun jembatan bambu sepanjang 357 meter yang berbentuk melingkar. Tepat akhir tahun 2017, sebagian besar jembatan bambu telah selesai dibangun di atas

"Dan seiring waktu akhirnya terjawab, akhirnya masyarakat mendukung setelah (bulan) Desember tahun 2017 mulai banyak pengunjung yang datang meski jembatannya belum jadi. Karena itu kami selesaikan pembangunan jembatannya dan bulan Januari 2018 pengunjung semakin banyak yang datang, lalu bulan Februari 2018 diresmikan," katanya.

"Jadi tempat wisata ini baru berusia setahunan lebih beberapa hari sejak diresmikan," sambung Lagimin.

Lagimin melanjutkan, saat ini jumlah pengunjung di JSPB Songgo Langit dapat mencapai ratusan orang. Bahkan di akhir pekan jumlah pengunjung dapat menyentuh angka 800-900 orang.

"Untuk biaya masuk hanya Rp 2.500, sebenarnya Rp 2.000 dan Rp 500 itu untuk asuransi. Kalau tarif parkir motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000 dan kendaraan besar Rp 10 ribu," katanya.

Pria murah senyum ini menuturkan, bahwa tempat wisata yang dikelola 45 orang itu ke depannya akan dikembangkan. Bahkan ia bersama warga setempat berencana membangun sebuah joglo di tengah-tengah tempat wisata tersebut.

"Ke depannya yang di tengah-tengah itu (sawah yang dilingkari jembatan bambu) mau dibikin joglo, nanti dibangun juga jalan ke joglo itu," ujarnya.

Perlu diketahui, untuk pedagang makanan dan minuman di JSPB Songgo Langit sudah cukup banyak. Sehingga pengunjung tidak perlu khawatir apabila haus atau lapar setelah menyusuri JSPB Songgo Langit.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Eko Subekti (50), warga Gedongtengen, Kota Yogyakarta mengungkapkan bahwa ia baru pertama kali mengunjungi JSPB Songgo Langit. Menurutnya, pemandangan yang disuguhkan sangat indah dan cocok untuk foto-foto.

"Baru pertama kali dan ini juga karena diajak saudara saya ke sini (JSPB Songgo Langit). Pemandangannya bagus dan masih asri ya, tapi lebih bagus lagi kalau jembatannya itu diperbaiki agar pengunjung tidak khawatir saat berjalan di atasnya (jembatan bambu)," pungkasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar