Jumat, 21 Februari 2020

Sutopo: Indonesia di Antara Berkah dan Musibah

Siapa yang tak terhipnosis oleh cantiknya pesona Indonesia? Biar eksotis, namun Indonesia punya cincin api vulkanik yang mengintai setiap saat.

Dalam diskusi dan sosialisasi mitigasi bencana dengan tema Be Aware, Prepare Before Traveling, Rabu (27/02/2017) di AONE Hotel, Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo memberikan tanggapan soal mitigasi di daerah rawan bencana.

"Semua ada di Indonesia, yang paling indah ada di Indonesia. Tapi bicara bencana, semua juga ada di Indonesia," ujar Sutopo.

Setiap harinya, Indonesia mengalami 5.000-6.000 kali gempa. Menurut Sutopo, pariwisata yang tangguh seharusnya lahir dari Indonesia.

"Pariwisata Indonesia memang rentan dengan bencana. Namun mitigasi bencana terhadap pariwisata masih sangat terbatas," kata Sutopo.

Hal ini didukung dengan pernyataan Kepala Bagian Humas BMKG, Ahmad Taufan Maulana. Menurut Ahmad, 20 kawasan strategi pariwisata nasional berpotensi gempa dan tsunami.

"Wilayah Indonesia sangat aktif, dalam satu tahun ada 5.000-6.000 gempa dalam berbagai magnitudo, kemudian gempa signifikan berkekuatan lebih dari 5 skala richter sebanyak 250-350 kali, dan gempa merusak sebanyak 8-10 kali.

Indonesia sendiri memiliki 9 gunung api yang memiliki potensi tsunami. Mulai dari Gunung Anak Krakatau, Tambora, Paluweh, Werung, Awu, Ruang/Tagulandang, Gamalama, Teon dan Batutara.

"Pariwisata di Selat Sunda aman. Kecuali di radius yang dinyatakan bahaya oleh BNPB. Kepulauan Seribu aman. Tata ruang di sekitar pantai harus ditata ulang. Banyak resort-resort yang berada 2 meter dari garis pantai. Mitigasi di sektor bencana juga harus dibereskan," papar Sutopo.

Sutopo menambahkan bahwa sesungguhnya jumlah bencana hidrometeorologi lebih banyak dibandingkan gempa dan tsunami. Tidak semua kawasan pantai Indonesia termasuk wilayah rawan tsunami.

"Masyarakat harus bisa berperan aktif. Kalau ingin lihat monitoring bencana bisa menggunakan aplikasi. Jika satu kawasan berstatus awas, akan dapat notifikasi tiap 3 jam. Kalau mau lihat destinasi rawan bencana bisa lihat Peta INARISK," ujar Sutopo.

Untuk bisa selamat dalam bencana, masyarakat diminta untuk tetap tenang. Mempersiapkan diri sebelum gempa dengan mencatat nomor keluarga, PMI atau RS adalah langkah awal.

"Bukan bencananya yang menimbulkan korban, tapi kepanikan dari masyarakat seringnya yang menimbulkan korban," tutur Ahmad, Kepala Bagian Humas BMKG.

Banyuwangi, Contoh Sukses Penerapan Wisata Halal

Usul wisata halal di Bali dari Cawapres 02 Sandiaga Uno, mendapat penolakan. Yuk lihat dulu contoh penerapan wisata halal yang sukses dilakukan Banyuwangi.

Program wisata halal telah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2017 lalu. Salah satu bentuk kongkritnya adalah wisata pantai syariah Pulau Santen, Karangrejo Banyuwangi.

Pantai ini disulap menjadi wisata syariah dengan membedakan pengunjung laki-laki dan perempuan. Tak hanya itu, fasilitas yang ada di Pantai tersebut juga mendukung adanya wisata halal. Seperti musala, tempat wudhu dan makanan yang halal. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, inovasi ini merupakan langkah segmentasi wisata.

"Wisata butuh segmentasi. Kawasan Pulau Santen merupakan destinasi wisata yang mengusung konsep halal tourism. Selama 3 tahun ini, Banyuwangi konsisten mengusung konsep wisata syariah atau halal," tambah Anas.

Tak hanya Pantai Syariah, konsep wisata halal diterapkan di seluruh destinasi wisata di Banyuwangi. Bedanya, di destinasi wisata lain pengunjung bisa membaur antara laki-laki dan perempuan. Namun seluruh fasilitas wisata berkonsep syariah atau halal juga terdapat di seluruh destinasi wisata di Banyuwangi.

"Wajib ada musala, tempat wudhu, pengumuman peringatan waktu salat (adzan) dan makanan yang halal. Bahkan konsep ini wajib dilakukan juga di hotel-hotel yang ada di Banyuwangi. Seperti hotel El Royal, mereka bangun masjid dulu baru bangun hotel," tambah Anas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar