Selasa, 18 Februari 2020

Narkoba yang Jerat Andi Arief, Juga Musuh Dunia Pariwisata

Politisi Andi Arief ditangkap karena dugaan narkoba. Zat terlarang ini sudah lama bikin masalah. Bahkan jadi musuh besar dunia pariwisata.

Jangankan kasus Andi Arief yang ditangkap, Illegal drugs atau obat-obatan terlarang, termasuk narkotika adalah masalah besar di dalam dunia traveling. Untuk mereka yang sering melakukan perjalanan internasional pasti sudah paham betapa negara-negara dunia sangat keras aturannya terhadap ini.

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris atau Kanada, tidak bosan-bosannya mengimbau wisatawan dari negara mereka agar hati-hati dengan narkoba saat bepergian ke luar negeri. Membawa atau membeli narkoba, bisa menjadi masalah besar bagi para traveler.

Ambil contoh Kanada, seperti dilihat detikTravel dari situs resmi pemerintahnya, Senin (4/3/2019) mereka memperingatkan agar warga Kanada saat traveling ke luar negeri, jangan macam-macam soal narkoba. 1.700 WN Kanada dipenjara di luar negeri gara-gara narkoba.

Bahkan pemerintah Kanada secara khusus meminta warga negaranya hati-hati saat traveling ke Indonesia. Indonesia punya hukuman sangat keras untuk kasus narkoba yaitu hukuman mati. Selain Indonesia yang menerapkan hukuman mati adalah Aljazair, Iran, Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Hukuman mati untuk pelanggaran terkait narkoba: Aljazair, Indonesia, Iran, Malaysia, Singapura and Thailand," begitulah pengumuman di situs pemerintah Kanada.

Kita tentu masih ingat kasus wisatawan terjerat narkoba di Indonesia yaitu Schapelle Corby yang membawa ganja saat liburan ke Indonesia. Ada lagi kasus Bali Nine, yang mana para traveler ini adalah bagian dari sindikat.

Sementara kalau di Amerika Serikat, imbauan ini dilakukan oleh Transportation Security Administration (TSA). Mereka juga punya penyuluhan terkait membawa obat-obatan saat traveling.

Bukan apa-apa, obat-obatan yang legal di suatu negara bisa jadi dianggap sebagai narkoba di negara lain. Mengemas obat pun ada caranya dan ada batasnya, tidak sembarangan dikemas dan masuk koper. Dilihat detikTravel dari situs resmi TSA, traveler boleh membawa obat karena kebutuhan medis, tentunya dengan bukti yang jelas.

"Boleh membawa obat dengan beberapa persyaratan," kata TSA.

Narkoba adalah musuh bersama bagi dunia pariwisata. Itu sebabnya dalam penerbangan internasional, pramugari biasanya memberikan pengumumuman sebelum pesawat mendarat soal ancaman hukum bagi traveler yang membawa narkoba. 

Mengenal Hipotermia yang Menewaskan Pendaki di Gunung Tampomas

3 Pendaki tewas Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Diduga, mereka meninggal akibat hipotermia.

Keberadaan Ferdi Firmansyah (13), Lucky Parikesit (13), dan Agip Trisakti (15) yang ditemukan dengan terbujur kaku di dalam tenda itu pertama kali diketahui pendaki lainnya, Minggu (3/3). Saksi lalu melaporkannya kepada pos pendakian.

Tim SAR gabungan lalu dikerahkan untuk mengevakuasi para korban asal Indramayu tersebut. Saat ditemukan, ketiga korban dalam posisi meringkuk seperti menahan kedinginan di Pos 4 Gunung Tampomas.

Humas RSUD Sumedang Iman Budiman kepada detikcom menyebut, 3 pendaki yang meninggal dunia itu akibat hipotermia. Seluruh jasad sudah menjalani pemeriksaan fisik. Hasilnya tidak ada luka yang ditemukan di tubuh ketiganya.

Apa itu hipotermia?

detikTravel pernah mewawancarai Tjahjadi Nurtantio, guide pendakian gunung dari DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School), operator wisata minat khusus dari Jerman mengenai hipotermia. Hipotermia adalah saat kondisi suhu tubuh turun sampai di bawah 37 derajat Celcius (suhu tubuh normal manusia), karena kedinginan.

"Hipotermia bisa sampai membuat orang meninggal dunia, jika tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat," katanya.

Tjahjadi menjelaskan, terdapat beberapa stadium saat pendaki terkena hipotermia. Misalnya, stadium 1 suhu tubuhnya turun sampai 32 derajat Celcius, stadium 2 turun sampai 28 derajat Celcius hingga stadium 4 suhu tubuh di bawah 24 derajat Celcius atau bisa dikatakan sudah meninggal dunia.

"Tanda pertamanya adalah jari kaki dan jari tangan yang dingin. Kemudian, badan menggigil terus menerus. Namun menggigil itu wajar ya, karena itu reaksi alamiah tubuh untuk melawan dingin, akan tetapi kalau terus-terusan itu sudah harus dicek benar kondisi tubuhnya," papar Tjahjadi.

Bagaimana mengatasi hipotermia?

"Pakaiannya yang basah harus segera diganti supaya tetap menjaga suhu tubuh, beri selimut, beri minuman hangat dan hindari paparan angin," tutur Tjahjadi yang juga co-founder CSVakansi, operator wisata minat khusus di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar