Rabu, 19 Februari 2020

Kisah Pohon Pengantin di Salatiga

Jika bosan menikmati wisata mainstream, tak ada salahnya mampir sebentar ke Desa Pulutan, Salatiga. Di sana ada pohon tunggal di tengah sawah.

Ada satu hal yang menjadi identitas khas Sawah Desa Pulutan. Yaitu, adanya pohon tunggal di tengah-tengah Sawah, Pohon Pengantin.

Di Desa Pulutan, menghampar luas sawah bak permadani. Pemandangan menjadi semakin indah saat suasana cerah, sebab Gunung Telomoyo dan Merbabu kokoh menampakkan wujudnya di kejauhan. Pemandangan alami yang sangat cocok menjadi latar mengambil foto.

Entah sejak kapan Pohon Pengantin itu tumbuh. Puryanti, warga Desa Pulutan, menjelaskan jika dulu ada dua pohon di lokasi itu, tetapi sayang satu di antara pohon itu sudah ditebang sejak lama.

"Dari saya kecil, pohon itu sudah ada, Mas. Makanya disebut Pohon Pengantin, karena sepasang," papar Puryanti sembari menyiangi sawah miliknya.

Pohon pengantin tumbuh dengan batang yang unik. Sebab, batang pohon pengantin yang paling besar tumbuh meliuk, seolah membentuk tempat duduk alami. Nah, di atas batang inilah, pengunjung dapat mengambil foto instagramable.

Mengambil foto dari jarak jauh, akan menampakkan suasana asri persawahan Desa Pulutan. Apalagi jika sore hari, semburat kuning matahari semakin menambah dramatik pencahayaaan kala mengambil foto.

Paduan warna alami padi yang mulai kekuningan membentuk keindahan warna natural. Itu berbaur dengan sinar matahari.

Akses menuju lokasi pohon pengantin cukup mudah. Sebab, destinasi Pohon Pengantin sudah tedekteksi di aplikasi pencarian tempat google maps.

Kendaraan roda dua maupun roda empat juga bisa mengakses, bahkan oleh warga setempat sudah disediakan lahan parkir.

Untuk sekadar menumpang foto dan menikmati sore di lokasi Pohon Pengantin, tak perlu merogoh kocek, alias gratis. Silakan mampir dan tetap jaga keasriannya ya! 

Wisata Petik Stroberi di Jepang, Ini Tempatnya

Kota-kota besar di Jepang punya ragam wisata metropolitan yang populer. Tapi, inilah Ehime yang punya wisata petik stoberi khas yang segar.

Liburan ke Jepang rasanya sangat dekat dengan kehidupan metropolitan yang mewah. Masih sedikit yang tahu, bahwa Jepang juga punya tempat wisata pelepas penat di Prefektur Ehime.

Prefektur Ehime jadi provinsi anti mainstream yang masih lekat dengan suasana desa. Dari sinilah buah jeruk yuzu dan stroberi di pasarkan ke seluruh Jepang.

detikTravel bersama rombongan media dari Indonesia, atas undangan Japan Airlines (JAL) dan Japan National Tourism Organization (JNTO), berkunjung ke Prefektur Ehime. Cara terbaik untuk menikmati hasil bumi Ehime adalah berkunjung langsung ke kebunnya.

Ehime sendiri memiliki banyak perkebunan yang bisa traveler kunjungi. Salah satunya adalah wisata petik stroberi di Akamatsu Farm.

Perkebunan ini dikelola oleh Takuya Akamatsu berserta istri. Akamatsu farm sendiri telah berdiri 45 tahun. Perkebunan ini mulai bisnis wisata petik stroberi sejak 7 tahun lalu.

Untuk bisa menikmati petik stoberi sampai puas, wisatawan akan dikenakan biaya JPY 1500 atau sekitar 189.634 per orang. Kebun ini membuka wisata petik sendiri mulai bulan Januari-Mei, tiap tahunnya.

Akamatsu Farm memiliki 8 bangunan yang berisi ladang stroberi. Pada awal-awal bulan February, sudah ada 3 bangunan yang berisi stroberi siap panen.

"Yang perlu diketahui saat petik stroberi adalah cara memetiknya. Caranya jangan di tarik ke bawah, tapi stroberi dibalik dan ditarik sedikit. Sangat mudah," ujar Takuya.

Jenis pertama yang dicicipi oleh rombongan media dari Indonesia adalah amaotome. Jenis ini berwarna setengah merah dan putih. Memiliki rasa yang manis dan sedikit wangi susu, amaotome adalah stroberi asli Ehime.

Bentuk dari amaotome memiliki bentuk yang cenderung besar. Hampir mirip dengan jenis Red Cheek, bedanya tidak ada warna putih di bagian atasnya.

Selain amaotome dan red cheek, Akamatsu Farm juga punya jenis red pearl. Stroberi dengan jenis ini berbentuk lebih kecil dan merah. Ini adalah jenis yang paling favort di Ehime dan Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar