Sabtu, 29 Februari 2020

Melihat Desa Baduy Banten yang Makin Ramai Pengunjung (3)

Waktu pun berajak sore dengan menunjuk pukul empat sore, saya pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan karena tidak mau kemalaman di perjalanan. Dari aliran air sungai tersebut tidak jauh sayah melihat beberapa lumbung padi yang berfungsi tempat penyimpanan hasil ladang Suku Baduy dan itu menandakan perjalanan saya sudah hamper sampai. Tepat pukul lima sore saya dan rombongan sampai di Desa Suku Baduy Dalam dan kami dibagi menjadi lima kelompok di mana per kelompoknya mendapatkan pondokan untuk istirahat.

Pondokan tersebut adalah rumah salah satu dari Suku Baduy. Saya bergegas untuk menaruh tas dan langsung membersihkan diri dan ternyata kamar mandi di Suku Baduy adalah sungai. Dari mandi sampai buang air mereka lakukan di aliran sungai. Saya pun hanya membersihkan kaki, tangan dan muka saja tidak berani mandi karena malu. Setelah dari sungai saya kembali ke pondok untuk beristirahat sejenak sambil menunggu makan malam.

Ternyata dipondok sudah disiapkan lima buah durian yang ukurannya tidak begitu besar karena merupakan jenis durian hutan. Saat dibuka aroma khas durian sangat menyengat dan ketika masuk ke mulut, rasanya langsung pecah manisnya. Segar begitu nagih dan tidak mau berhenti. Rembulan yang kala itu sedang bersinar terang sekali, jadi tidak memerlukan pencahayaan lagi, saya dan teman teman satu pondok berbincang dengan pemilik rumah dan tak jarang sesekali kita bercanda juga, penerangan didalam rumah pun menggunakan obor (lampu yang terbuat dari api).

Pagipun telah tiba, dan ternyata sarapan atau makan pagi pun telah tersedia dihadapan kami. Yang saya incar adalah buah durian yang telah dibelah dan disediakan bersampingan dengan lauk yang disuguhkan sebagai sarapan pagi. Piring dan gelas yang kami gunakan terbuat dari kayu dan bambu, saya tidak merasa heran karna sebelumnya saya pernah menggunakan peralatan makan yang serupa. Yang bikin saya heran adalah sendok yang menyerupai spatula dengan ukuran kecil, mana makanan yang saya makan adalah berkuah dan saya menggunakan sendok tersebut.

Saya dan teman saya saling tatap dan seketika tertawa karena makanan yang saya sendok berjatuhan kembali, sayangnya moment tersebut tidak bisa kami abadikan dengan video maupun foto karena kamera di Suku Baduy Dalam tidak diperbolehkan. Waktu pulang pun telah tiba dan menujukan pukul sepuluh, saya dan rombonganpun beranjak meninggalkan Kampung Suku Baduy setelah berpamitan. Sebentar tapi membuat kesan yang tidak bisa dilupakan dengan keunikan-keunikan yang ada. Apalagi dengan beberapa buah durian yang disuguhkan mulai dari sejak datang, malam bahkan pulang pun kami makan durian dan tidak sedikit dari kami yang membawa pulang durian tersebut.

Nah bagi traveler yang berencana dan mau mengunjunginya carilah tanggal dan bulan yang tepat karena tidak semua bulan boleh dikunjungi. Bagi kamu yang tinggal diluar Jabotabek, jangan kuatir, tiket.com memberikan kemudahan-kemudahan untuk kebutuhan travel kamu, mulai dari tiket pesawat, kereta, hotel maupun persewaan kendaraan. Di zaman modern ini sudah lebih mudah dengan satu aplikasi saya bisa mengakses apa saja, dan aktifkan notifnya jadi setiap ada promo atau potongan harga tiket pesawat dengan mudah diketahui.

Karena pada dasarnya #semuaadatiketnya. Tunggu apalagi install aplikasi tiket.com-nya, terus login dengan akun kamu dan nyalakan notifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar