Rabu, 26 Februari 2020

Cap Go Meh, Festival Lampion Meriah Siap Digelar di Taiwan

Cap Go Meh di Taiwan, ada festival lampion yang keren. Festival ini begitu meriah dan pengunjungnya digadang-gadang mencapai 10 juta wisatawan.

Menyambut Cap Go Meh, Taiwan akan mengadakan Taiwan Lantern Festival. Event tahunan itu akan diresmikan di Pingtung nanti malam 19 Februari, dan berlangsung sampai 3 Maret 2019.

Gelaran ini sekaligus menampilkan budaya dan kearifan lokal kepada wisatawan. Area festival begitu luas, mencapai 38 hektar. Lebih dari ratusan lampion akan mewarnai malam di 3 kawasan, yaitu Teluk Dapeng, Donggang dan Kota Pingtung. Semua dibuat oleh warga lokal hingga desainer luar negeri.

"Tahun ini lampion utamanya bluefin tuna," ujar Joe Y Chou, Director General of the Tourism Bureau, MOTC, ROC dalam jumpa pers di Pingtung, Taiwan, Selasa (19/2/2019).

Lampion utama itu melambangkan kelimpahan dan kekayaan tahun demi tahun. Nah, karena 2019 ini merupakan tahun babi tanah, ada pula lentera sekunder berbentuk babi.

Selain lampion-lampion utama, masih banyak lagi yang bisa traveler lihat, yang dikelompokkan menjadi 184 tema.

"Setiap area lampion punya tema sendiri yang merefleksikan budaya lokal dan keindahan alam," kata Men An Pan, Pingtung County Magistrate.

Dengan beragam tema yang ada, festival ini juga dijuluki seperti taman rekreasi namun tanpa roller coaster.

"Taiwan Lantern Festival dikenal sebagai Disneyland tanpa roller coaster," imbuhnya.

Tak hanya lampion, banyak atraksi lainnya yang bikin traveler betah berlama-lama di sini. Terdapat beragam pertunjukan di area daratan bahkan laut, seiring daerah Pingtung yang memang di pesisir.

"Lampion terletak di darat, laut, udara. Pertunjukan juga sama," tuturnya.

Taiwan Lantern Festival 2019 di Pingtung ini diharapkan bisa menarik 8 hingga 10 juta wisatawan. Selain festival lampion utama di Pingtung, berbagai penjuru Taiwan juga mengadakan festival lampion, termasuk di Taipei.

Bedanya Gaya Traveler Milenial Asia dan Timur Tengah

Generasi milenial sangat suka traveling. Namun ternyata traveler milenial di Asia dan Timur Tengah beda gayanya lho.

Hal ini dibahas dalam diskusi 'Engage Millenial Travellers in South East Asia' oleh Wego dan tiket.com di Hote Morrissey, Jakarta, Selasa (19/2/2019). Tren traveler milenial meningkat namun gaya jalan-jalannya berbeda antara Asia Pasifik dan Timur Tengah.

"Di Timur Tengah, terutama yang perempuannya, mereka lebih introvert. Kalau traveling mereka inginnya keluar dari kawasan Timur Tengah, seperti ke Eropa," kata James Huang, Head APAC & Marketing Technology Wego.

Menurut James, salah satu gaya traveler milenial adalah free independent traveling (FIT). Dia berharap gaya FIT itu juga berkembang di Timur Tengah.

Hal senada diamini oleh VP Performance Marketing tiket.com, Dyah Wulandari. Menurut Dyah, faktor budaya Timur Tengah yang lebih ketat mempengaruhi para traveler milenialnya dari pada yang di Asia Pasifik.

"Budaya memang beda banget. Kalau milenial yang di Asia kan terbuka banget. Beberapa traveler perempuan di Timur Tengah sudah mulai menjadi teladan," kata Dyah.

Dyah menilai, traveler milenial di Timur Tengah sangat aktif di media sosial. Karena, itu tempat mereka mengekspresikan diri di balik ketatnya aturan norma sosial di sana. Dyah berharap gaya FIT traveler milenial di Timur Tengah bisa terus tumbuh dan berkembang.

"Harapannya FIT masih bisa tumbuh, terutama harapannya untuk traveler perempuan," tutupnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar