Tak dapat dipungkiri, kalau sandal menjadi teman akrab saat traveling. Hanya saja, kamu bisa didenda hingga Rp 39 juta kalau pakai sandal di tempat ini.
Nama besar Cinque Terre di Italia tentu sudah tak asing di telinga traveler. Dikenal akan lima desa cantik yang menjorok di tepi pantai, tak sedikit traveler yang rela datang jauh-jauh ke sana.
Hanya mungkin tak semua traveler tahu, kalau akses menuju desa ini cukup terjal dan tak kalah menantang dengan rute trekking di gunung. Oleh sebab itu, tak sedikit traveler bersandal yang mengalami kesulitan di jalan menuju Cinque Terre.
Di satu sisi, petugas penyelamat pegunungan atau tim sar setempat merasa kewalahan dengan banyaknya turis 'tak siap' di Cinque Terre. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (13/3/2019), mereka pun membuat larangan bagi siapa pun untuk memakai sandal atau hak tinggi di Cinque Terre seperti diberitakan media The Telegraph.
"Masalahnya orang yang datang ke sini berpikir kalau mereka ada di tepi pantai, tapi jalan di atas desa itu seperti jalur trekking. Pertama kami akan memberi penyuluhan, setelah itu baru denda," ujar Kepala Taman Nasional Cinque Terre, Patrizio Scarpellini.
Barang siapa yang kedapatan memakai sandal atau sepatu hak tinggi saat menyeberang dari satu desa ke desa lain di Cinque Terre, akan dikenakan denda hingga USD 2.800 atau sekitar 39 juta seperti diberitakan media New York Post.
Faktanya, Cinque Terre telah menarik sekitar 2,8 juta pengunjung setiap tahunnya. Trend itu pun akan semakin meningkat dengan hadirnya dermaga baru di La Spezia.
Ini Tempat Wisata Baru di Gunungkidul yang Ndeso Tapi Asyik
Ada tempat wisata baru di Gunungkidul yang ndeso tapi asyik. Suasana pedesaannya yang asri dan masih alami dijamin bikin kamu betah.
Suasana pedesaan yang masih asri dan alami memang cocok dijadikan tempat merefresh pikiran seseorang. Salah satunya dengan mengunjungi 'Wulenpari', sebuah Desa yang berada di Pinggir Sungai Oya, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.
Berjarak 25 KM dari jantung Kota Yogyakarta, lokasi Wulenpari sangat mudah ditemukan. Mengingat pengunjung hanya perlu menyusuri jalan utama Jogja-Wonosari hingga sampai di Desa Beji, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Tepatnya setelah Desa Putat atau sebelum tempat para pedagang yang menjajakan buah di pinggir jalan tersebut.
Nantinya, terdapat sebuah pelakat bertuliskan Desa Beji yang berada di sebelah kanan jalan, tepatnya di sebuah tikungan. Setelah itu, pengunjung hanya perlu menyusuri jalanan beraspal tersebut hingga menemukan simpang 3 yang di dekatnya terdapat sebuah plakat bertuliskan Jelok.
Tak perlu lama, usai menyusuri jalanan cor blok itu pengunjung akan menemukan dua jembatan gantung. Dari sini pengunjung diharap mengambil arah ke kiri yakni menuju ke Wulenpari. Untuk melewati jembatan gantung itu, pengunjung hanya dapat mengendarai motor atau berjalan kaki saja.
Selama perjalanan di jalan setapak yang terbuat dari konblok itu, mata pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan Sungai Oya di sebelah kanan dan hijaunya pepohonan menuju Wulenpari. Tak sampai 5 menit pengunjung akan mendapati beberapa rumah tradisional yang berdiri di atas hamparan rerumputan hijau.
Suasananya di Wulenpari juga sangat asri dan jauh dari suara kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat pula beberapa perahu yang berada di atas rerumputan tersebut, di mana perahu itu dapat digunakan untuk menyusuri Sungai Oya yang berada tepat di pinggir Wulenpari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar