Kunjungan turis dari Indonesia ke Singapura naik sebesar 2% di tahun 2018. Sebanyak 3,021 juta turis Indonesia liburan ke Singapura di tahun lalu.
Indonesia menjadi pasar utama bagi pariwisata Singapura. Selama 3 tahun berturut-turut, angka kunjungan turis dari Indonesia selalu mengalami kenaikan. Tahun 2018 kemarin, angka kunjungan turis Indonesia naik sebesar 2% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Indonesia adalah salah satu pasar terpenting bagi Singapura. Salah satu yang terbesar, sebelum diambil alih oleh turis China di 2017. Tahun ini Indonesia duduk di posisi kedua. Performa yang sangat bagus, dan sangat konsisten," ujar Raymond Lim, Direktur Singapore Tourism Board (STB) untuk Indonesia, di acara 2018 Year in Review yang digelar di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Lantai 11, Jakarta Kamis (14/2/2019).
Selain jumlah kunjungan yang meningkat, secara pemasukan devisa, turis Indonesia juga menyumbang kenaikan sebesar 8% dibanding tahun sebelumnya. Jumlahnya menjadi SGD 2,13 miliar (Rp 22,09 triliun) di tahun 2018.
"Setiap turis Indonesia juga menghabiskan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Ada kenaikan sebesar 8% di 2018. Selain jumlah, kita memang menyasar quality tourism. Kualitas di atas kuantitas," imbuh Raymond.
Pertumbuhan turis Indonesia ke Singapura juga dipicu oleh meningkatnya wisata kapal pesiar yang jumlahnya naik secara signifikan. Tak tanggung-tanggung, angka kenaikannya mencapai 69%.
Banyaknya turis Indonesia yang naik kapal pesiar di Singapura menunjukkan bahwa tren wisata dengan kapal pesiar sedang naik daun di kalangan traveler.
"Wisata kapal pesiar tumbuh sebagai produk wisata alternatif. Banyak grup, famili dan perkawanan yang memulai perjalanan dan mengakhiri perjalanan kapal pesiar di Singapura. Pertumbuhannya mencapai 69%. Ini tentu performa yang sangat bagus," tambah Raymond.
Secara keseluruhan, sebanyak 18,5 juta wisatawan berkunjung ke Singapura di tahun 2018, naik sebesar 6,2% dibanding tahun sebelumnya. Dari kunjungan sebanyak itu, Singapura memperoleh devisa sebanyak SGD 27,1 miliar (Rp 281,093 triliun).
Pemerintah Mengebut Pembangunan 4 Destinasi Super Prioritas
Dari 10 Bali Baru alias destinasi prioritas, ada 4 yang akan dikebut pembangunannya. Sebab pariwisata, dinilai akan jadi penghasil devisa terbesar.
4 Destinasi yang disebut 'super prioritas' itu yakni Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Danau Toba. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) dalam Rapat Pengembangan Sektor Pariwisata dengan beberapa menteri Kabinet Kerja di kantor Wakil Presiden RI, Rabu, (13/2/2019) kemarin, menekankan pentingnya pengembangan sektor pariwisata di destinasi prioritas.
"Pengembangan sektor pariwisata ini sangat penting. Karena memiliki potensi penyumbang devisa nomor satu di Indonesia. Khususnya pengembangan untuk 4 Destinasi 'Super Prioritas'", katanya seperti dalam siaran pers yang diterima detikTravel, Kamis (14/2/2019).
Rapat tersebut dihadiri oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kominfo Rudiantara, Menteri ATR/BPN Sofyan Jalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, Kepala Bekraf Triawan Munaf, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Dalam rapat itu, Wapres JK mengajak seluruh jajarannya yang hadir untuk menekankan kembali komitmennya dalam membangun sektor pariwisata. Caranya dengan berkontribusi melalui tugas pokok dan fungsi masing-masing.
"Saat ini devisa pariwisata sudah mencapai USD 17 miliar. Bahkan melebihi sektor-sektor lain yang selama ini menjadi unggulan," ujar JK.
Dalam rapat tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan sektor pariwisata Indonesia tumbuh cepat dan lebih unggul daripada pertumbuhan regional dan global.
"Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 22 persen, lebih tinggi daripada rata-rata global, yang hanya sebesar 6,4 persen," kata Arief.
Selain itu kata Arief, penerapan digitalisasi yang maksimal, membuat pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia tumbuh pesat. "Langkah digitalisasi menjadi keharusan saat ini karena 70 persen pasar wisata mencari, melihat, dan mempelajari destinasi secara online sebelum melakukan perjalanan. Melalui digital, konsumen mendapatkan layanan lebih tapi dengan biaya lebih rendah," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar