Kamis, 09 April 2020

Teka-Teki Carrimycin, yang disebut Dahlan Iskan terkait COVID-19

 Carrimycin menjadi trending di Google terkait penanganan infeksi virus corona atau COVID-19. Obat ini disebut dalam blog Dahlan Iskan, yang dikatakan sudah dipakai di sembilan rumah sakit di sembilan kota di China.
Dahlan menulis, obat carrimycin sudah ditemukan pada Juni tahun 2019, saat belum ada COVID-19. Carrimycin ditemukan untuk penanganan bakteri dan infeksi, juga untuk kanker. Namun karena ada COVID-19, carrimycin direview untuk penanganan penyakit tersebut.

"Banyak lagi obat lama yang juga di-review. Termasuk Hydroxychloroquine tadi. Pemerintah Tiongkok akhirnya memutuskan bahwa Carrimycin resmi masuk dalam daftar 10 obat tadi. Carrimycin dinilai efektif untuk Covid-19. Carrimycin pun mulai diproduksi di Shanghai," tulis Dahlan.

Dikutip dari TrialSiteNews, carrimycin dikembangkan di China dan disetujui pejabat setempat pada 24 Juni 2019. Obat ini secara khusus dikembangkan untuk mengobati saluran pernapasan atas dengan nama dagang Bite. Pengembangan carrimycin dikembangkan Profesor Yiguang Wang dari Institute of Medicinal Biotechnology, Chinese Academy of Medical Sciences dengan teknologi sintetis.

"China memiliki hak kekayaan intelektual eksklusif sepenuhnya dan teknologi inti atas obat ini," seperti ditulis dalam situs Chinese Academy of Medical Sciences, Peking Union Medical College.

Pengembangan carrimycin, yang disebut Class I innovative drug, bekerja sama dengan Shenyang Tonglian roup Co. Ltd. Sejarah pengembangan carrimycin dimulai pada 2003, saat Institute of Medicinal Biotechnology dan perusahaan Shenyang ingin mengembangkan perawatan dengan obat tersebut.

Carrimycin diklaim memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terutama untuk jenis mycoplasma dan chlamydia. Dampak carrimycin tidak menimbulkan efek resistensi silang terhadap jenis obat lain yang sama. Studi untuk mengetahui efektivitas carrimycin menghadapi COVID-19 diluncurkan Beijing Youan Hospital pada 23 Februari 2020.

Studi fase 4 dilakukan pada 27 Februari 2020 dengan menyertakan inform consent dari pasien. Mereka yang berpatisipasi mengkonsumsi carrimycin atau salah kontrol aktif, yang berasal dari jenis chloroquin dan lopinavir/ritonavir. Riset carrimycin dikatakan menarik perhatian banyak pusat penelitian di China.

Lagi, 60% Penumpang di Kapal Pesiar Rute Antartika Positif Corona

Lebih dari setengah penumpang kapal pesiar di rute Antartika ini positif Corona. Kapal pesiar berlayar pada pertengahan bulan lalu.
Diberitakan CNN, Kamis (9/4/2020) penumpang asal Australia dan Selandia Baru akan dievakuasi dari kapal pesiar rute Antartika. Hampir 60% penumpang yang dites positif mengidap virus Corona.

Adalah Greg Mortimer, kapal pesiar kesekian yang dilanda Corona. Kapal ini dioperasikan oleh Ekspedisi Aurora Australia.

Kapal pesiar Greg Mortimer berangkat pada 15 Maret dalam rute pelayaran ke Antartika dan Georgia Selatan. Di awal April, kapal ini telah singgah di pantai Uruguay dan pihak berwenang menolaknya berlabuh dan penumpang turun karena risiko Corona.

Dari 217 orang penumpangnya, terdiri dari 128 penumpang dan awak kini dinyatakan positif Corona. Enam penumpang yang membutuhkan perawatan khusus telah dipindahkan ke fasilitas medis di Montevideo.

Sebuah video yang diunggah oleh Angkatan Laut Uruguay mengenai kapal pesiar itu. Dalam video menunjukkan bahwa mereka dipindahkan dari satu kapal ke kapal lainnya dengan petugas yang sudah menggunakan alat pelindung diri.

Penumpang dari Eropa dan Amerika yang dites dan positif virus Corona, harus tetap berada di dek kapal pesiar sampai hasil tes negatif. Setelah itu mereka dapat pulang melalui Brasil, kata Aurora.


Armada Uruguay
@Armada_Uruguay
🔴AHORA: Tercer pasajera británica con síntomas de COVID-19 es embarcada en Lancha “Isla de Flores” ⚓️🇺🇾

Video terlekat
511
02.52 - 5 Apr 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
200 orang memperbincangkan tentang ini

Semua penumpang akan diuji ulang setiap dua atau tiga hari, menurut situs perusahaan Ekspedisi Aurora Australia.

Dalam sebuah pernyataan awal bulan ini, Aurora mengatakan bahwa dokter kapal itu menderita demam, dan operator langsung meminta back up bantuan medis cadangan. Mereka lalu meminta otoritas Uruguay untuk mengizinkan kapal berlabuh dan penumpang turun, namun ditolak.

Selasa malam, pemerintah Uruguay memberi izin evakuasi penerbangan medis penumpang dari Selandia Baru dan penumpang Australia di akhir pekan ini. Para penumpang akan terbang ke Melbourne pada hari Kamis dengan pesawat yang disewa oleh Aurora, di mana mereka akan menjalani karantina 14 hari sebelum ke rumah masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar