Kasus positif virus Corona di Indonesia menembus 3 ribu per hari ini. Angka kasus positif Corona kini menjadi 3.293.
"Jumlah menjadi 3.293 kasus," ujar juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan BNPB, Kamis (9/4/2020).
Data ini dikumpulkan hingga pukul 12.00 WIB tadi. Total 3.293 kasus menandakan ada kenaikan 337 kasus dari data sebelumnya.
"Terdapat penambahan kasus baru sebanyak 337," ucap Yuri.
Per 8 April 2020, kasus positif Corona di Indonesia mencapai 2.956. Sebanyak 240 orang meninggal dunia dan 222 lainnya sembuh.
Teka-Teki Carrimycin, yang disebut Dahlan Iskan terkait COVID-19
Carrimycin menjadi trending di Google terkait penanganan infeksi virus corona atau COVID-19. Obat ini disebut dalam blog Dahlan Iskan, yang dikatakan sudah dipakai di sembilan rumah sakit di sembilan kota di China.
Dahlan menulis, obat carrimycin sudah ditemukan pada Juni tahun 2019, saat belum ada COVID-19. Carrimycin ditemukan untuk penanganan bakteri dan infeksi, juga untuk kanker. Namun karena ada COVID-19, carrimycin direview untuk penanganan penyakit tersebut.
"Banyak lagi obat lama yang juga di-review. Termasuk Hydroxychloroquine tadi. Pemerintah Tiongkok akhirnya memutuskan bahwa Carrimycin resmi masuk dalam daftar 10 obat tadi. Carrimycin dinilai efektif untuk Covid-19. Carrimycin pun mulai diproduksi di Shanghai," tulis Dahlan.
Dikutip dari TrialSiteNews, carrimycin dikembangkan di China dan disetujui pejabat setempat pada 24 Juni 2019. Obat ini secara khusus dikembangkan untuk mengobati saluran pernapasan atas dengan nama dagang Bite. Pengembangan carrimycin dikembangkan Profesor Yiguang Wang dari Institute of Medicinal Biotechnology, Chinese Academy of Medical Sciences dengan teknologi sintetis.
"China memiliki hak kekayaan intelektual eksklusif sepenuhnya dan teknologi inti atas obat ini," seperti ditulis dalam situs Chinese Academy of Medical Sciences, Peking Union Medical College.
Pengembangan carrimycin, yang disebut Class I innovative drug, bekerja sama dengan Shenyang Tonglian roup Co. Ltd. Sejarah pengembangan carrimycin dimulai pada 2003, saat Institute of Medicinal Biotechnology dan perusahaan Shenyang ingin mengembangkan perawatan dengan obat tersebut.
Carrimycin diklaim memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terutama untuk jenis mycoplasma dan chlamydia. Dampak carrimycin tidak menimbulkan efek resistensi silang terhadap jenis obat lain yang sama. Studi untuk mengetahui efektivitas carrimycin menghadapi COVID-19 diluncurkan Beijing Youan Hospital pada 23 Februari 2020.
Studi fase 4 dilakukan pada 27 Februari 2020 dengan menyertakan inform consent dari pasien. Mereka yang berpatisipasi mengkonsumsi carrimycin atau salah kontrol aktif, yang berasal dari jenis chloroquin dan lopinavir/ritonavir. Riset carrimycin dikatakan menarik perhatian banyak pusat penelitian di China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar