Kamis, 09 April 2020

Badut untuk Lansia di Tengah Wabah Corona

Aksi menyentuh dilakukan sekelompok badut di tengah wabah Corona. Mereka menghibur para lansia yang berada di pengasingan.

Diberitakan Reuters, Kamis (9/4/2020) sekelompok badut sirkus di Jueterbog, Berlin, Jerman memilih menghibur para lansia yang sedang isolasi karena virus Corona. Tidak dalam ruangan, badut ini beraksi di lapangan hingga semua bisa melihatnya.

Badut-badut ini ingin para lansia tetap tersenyum dan tertawa walau tertekan karena virus Corona. Mereka juga pasti merasa kesepian karena keluarga mereka tidak bisa berkunjung karena wabah.
Badut hibur lansia di JermanBadut hibur lansia di Jerman Foto: (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Karena itulah, badut yang tergabung dalam 'Laughing Helps', yaitu sebuah asosiasi 'badut klinis' yang menghibur orang-orang yang sedang dalam perawatan medis turun langsung ke panti jompo. Mereka tampil di taman dengan jarak aman sesuai saran pemerintah dan perawat.

Mereka tampil dengan beragam atraksi, lengkap dengan properti badutnya yang menggemaskan. Ada balon, gelembung, tali dan juga alat musik.

"Kami tidak ingin membiarkan mereka sendiri. Kami pun berpikir apa yang bisa kami lakukan di tengah situasi seperti ini? Kemudian kami mendapatkan ide untuk beraksi di luar saja," ungkap Tanja Selmer, alias Tiffy the Clown.

Para badut pun berkeliling taman dan juga menghampiri para lansia. Tentu mereka menjaga jarak demi menjaga dan terjaga dari virus Corona.

Efek Corona ke Pariwisata, 90% Hotel di Bali Rumahkan Karyawan

Virus Corona menghantam keras dunia pariwisata Indonesia, khususnya di Bali. 90% Hotel di Bali sudah merumahkan karyawannya.

Imbas virus Corona atau COVID-19 Pariwisata di Bali menjadi sepi. Hunian hotel di Bali pun juga ikut merasakan imbasnya, 90% lebih hotel yang ada di Bali sudah merumahkan karyawannya.

"Seperti kita ketahui bersama bahwa dampak dari COVID-19 sangat luar biasa menerjang industri pariwisata yang ada di Bali, bahkan Indonesia umumnya, serta dunia. Hotel-hotel di Bali sampai saat ini telah merumahkan lebih dari 90% teman-teman kita merumahkan karyawan mereka dampaknya sangat luar biasa dimana operasional sudah berhenti hampir dari mulai tanggal 1 April kemarin," kata Wakil Ketua Umum DPP IHGMA I Made Ramia Adnyana kepada detikcom saat dihubungi, Kamis (9/4/2020).

Dari dampak ini pemerintah Pusat maupun pemerintah Provinsi agar membantu karyawan yang dirumahkan supaya tidak terkena PHK.

"Kita sudah menyampaikan beberapa permohonan kepada pemerintah baik pemerintah Pusat maupun pemerintah Provinsi agar pemerintah Kabupaten untuk turun tangan membantu teman-teman kami supaya tidak terkena atau terdampak PHK kami berusaha yang masih bertahan sampai saat ini berusaha untuk melakukan kegiatan kegiatan yang positif seperti melakukan efisiensi di segala lini kemudian melakukan penghematan kemudian mengatur jadwal kerja," ujar Ramia.

"Serta kami sangat berharap dari Pemerintah terutama dalam hal ini PLN dalam hal ini memberikan kebijaksanaan dalam hal pengaturan cash flow daripada tagihan PLN kemudian kami memohon relaksasi terkait dengan pajak PHR kemudian bantuan dari Pemerintah untuk membantu karyawan-karyawan yang memilik pinjaman baik di bank swasta maupun bank Pemerintah agar diberikan relaksasi selama 6 bulan sampai 1 tahun kemudian kebijakan BPJS Pasal 21 PPH 21serta pajak 25," tambah Ramia.

Sementara itu untuk hotel-hotel di Bali yang masih bertahan agar tetap melakukan penghematan dan melakukan efisiensi dari segala lini.

"Kami juga memohon kepada teman teman kami agar tetap bersifat positif terutama dari dalam memerangi COVID-19 yang masih mewabah diseluruh dunia ini dan saya berharap apa yang kami lakukan mampu bertahan demi pariwisata ke depannya oleh karena itu support dan dukungan pada teman-teman pemerintah akan sangat memberikan dampak yang positif demi perkembangan pariwisata ke depannya," jelas Ramia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar