Senin, 13 April 2020

3 Efek Mengejutkan dari Masturbasi yang Perlu Kamu Tahu

Sebagian besar pria dan wanita pernah melakukan masturbasi. Bahkan sebuah studi yang dilakukan pada 5.000 pria dan wanita berusia 18-34 tahun menemukan bahwa sebanyak 94 persen pria rutin bermasturbasi, sedangkan 83 persen wanita juga melakukan hal yang sama.

Saat bermasturbasi, tubuh akan merespon rangsangan dengan cara yang berbeda-beda. Berikut ini adalah tiga efek yang ditimbulkan jika kamu sering melakukan masturbasi, seperti dikutip dari Daily Star.

1. Mencegah kanker prostat
Sebuah studi di Harvard Medical School mengamati kehidupan seks 32.000 pria sehat selama 18 tahun. Sebanyak 3.839 di antaranya kemudian didiagnosis menderita kanker prostat.

Para peneliti pun menanyakan kepada para pria tentang seberapa banyak mereka bermasturbasi dalam waktu sebulan. Hasilnya cukup mengejutkan, pria berusia 40-49 tahun yang mengalami ejakulasi sebanyak 21 kali atau lebih dalam sebulan berisiko 22 persen lebih rendah terkena kanker prostat.

2. Penghilang stres dan nyeri
"Pada pria dan wanita, bermasturbasi itu bisa melepaskan stres dan menjadi waktu untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Bahkan memberikan kepuasan diri tersendiri," kata seorang pakar holistik, Dr Jordan Tishler.

Masturbasi juga terbukti bisa membantu seseorang untuk tidur lebih nyenyak dan mengurangi rasa sakit saat menstruasi.


3. Kecanduan
Tidak semua efek dari masturbasi itu baik. Seorang terapis bernama Dee Wagner mengatakan masturbasi bisa menyebabkan rasa ingin menghindar untuk berhubungan intim dengan orang lain. Bahkan kecemasan yang terjadi bisa berlangsung cukup lama.

Kecanduan masturbasi tak hanya berdampak buruk pada kesehatan mental, tetapi juga bisa berbahaya karena kamu akan membutuhkan rangsangan yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil yang sama.

Glenn Fredly Idap Meningitis, Ini Cara Kuman Bisa Menginfeksi Otak

Penyanyi Glenn Fredly meninggal dunia setelah dirawat karena meningitis. Kondisi ini biasanya terjadi ketika bakteri, virus, atau jamur menginfeksi otak dan menyebabkan peradangan pada selaputnya.

Kenapa otak bisa sampai terinfeksi oleh berbagai kuman penyakit tersebut?

Ahli saraf dr Henny Herawati, SpS, dari Primaya Hospital Karawang menjelaskan ini bisa terjadi karena berbagai sebab. Pertama bisa karena ada penyebaran infeksi dari tempat lain di tubuh atau infeksi yang tidak tertangani dengan baik sehingga kemudian menyebar sampai ke otak.

"Misal, pasien memiliki riwayat TBC paru, maka antibodi pasien akan melemah sehingga kuman dapat menyebar ke otak dan menyebabkan peradangan di selaput otak. Kasus lain misalnya telinga membengkak, gigi berlubang hingga membengkak, atau terdapat infeksi daerah sinus namun tidak diobati hingga tuntas sehingga kuman dapat menyebar ke otak," kata dr Henny dalam siaran yang diterima detikcom pada Kamis (9/4/2020).

Kemungkinan berikutnya kuman bisa juga menginfeksi otak ketika terjadi kecelakaan atau prosedur operasi yang menyebabkan tulang kepala terbuka.

dr Istiana Sari, SpS, dari Primaya Hospital Bekasi Utara menjelaskan untuk menghindari risiko meningitis maka langkah terbaik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. Berikutnya bisa juga dilengkapi dengan imunisasi.

"Untuk mencegah meningitis, bayi dapat melakukan imunisasi seperti MMR, cacar, dan PCV. Pada dasarnya, orang dewasa juga bisa melakukan vaksin meningitis, terutama untuk orang yang hendak melakukan ibadah haji," pungkas dr Istiana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar