Kebersihan merupakan hal penting di suatu destinasi wisata. Negeri di Atas Awan Gunung Luhur yang sempat viral itu pun termasuk yang sangat menjaga kebersihan.
detikcom mendatangi Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten pada Rabu (25/9) kemarin. Suasananya tidak seramai pada saat viral kala didatangi banyak wisatawan. Tapi tetap saja, cukup ramai dengan kunjungan sekitar ratusan orang.
Setelah melihat panorama Negeri di Atas Awan, saya berjalan mengelilingi Gunung Luhur. Terlihat, beberapa ibu-ibu yang sudah lanjut usia sedang merapikan sampah.
Dengan karung yang besar, mereka memungut sampah-sampah wisatawan. Ada bekas bungkus makanan, bungkus minuman dan lainnya.
Saya pun bertanya mengenai soal kebersihan di Gunung Luhur ini kepada Narta. Pria yang biasa disapa Jaro Atok merupakan Kepala Desa Citorek Kidul juga selaku pengelola kawasan wisata Gunung Luhur.
"Soal sampah, di sini sangat kita perhatikan. Kita jaga betul kebersihannya," tegasnya.
Jaro Atok menjelaskan, kawasan Gunung Luhur sejatinya merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan masuk dalam zona rimba. Pun sebagai destinasi wisata alam, kebersihan adalah hal yang tak dapat ditolerir.
"Masyarakat di sini sudah sadar akan kebersihan. Tiap pagi, mereka akan merapikan tenda dan home stay lalu sampahnya dikumpulkan. Sehingga saat sore atau malam pas wisatawan datang, suasananya sudah bersih," paparnya.
"Kalau yang Mas lihat tadi, ibu-ibu itu adalah warga asli sini. Mereka kita berdayakan sebagai petugas kebersihan dan dibayar. Nanti sampahnya di bawa turun dari gunung," tambah Jaro Atok.
Iwan, salah seorang penyedia home stay dan warung juga mengucapkan hal yang sama. Di lain sisi, dia menjelaskan juga mengimbau wisatawan yang datang untuk menjaga kebersihan.
"Kita juga bilang kepada wisatawan, tolong sampah dikumpulkan di satu tempat atau masukan dalam plastik. Nanti biar memudahkan kami untuk mengambilnya," ujar Iwan.
Memang sih saat malam hari, terlihat banyak sampah kala banyak wisatawan yang datang. Sudah ada beberapa tempat sampah yang disediakan, serta berbagai pihak dari Pemkab, Pemprov dan perwakilan polisi hutan juga membantu menyediakan tempat sampah.
"Kita terus mengimbau wisatawan untuk menjaga kebersihan. Kalau bersih, kita semua nyaman kok," tutup Iwan.
Kisah Penumpang Kapal Pesiar dan Koper Mencurigakan
Menunggu itu memang menyebalkan, walaupun dalam kisah di kapal pesiar ini sebenarnya tidak terelakkan karena terkait aspek keselamatan gegara koper mencurigakan.
Dilansir dari Fox News oleh detikcom, kisah ini terjadi di PortMiami. Saat itu laporan adanya sebuah koper mencurigakan bikin proses boarding ke Norwegian Cruise Line jadi tertunda selama dua jam.
Disebutkan lebih lanjut, koper mencurigakan ini terlihat di salah satu terminal di PortMiami. Polisi dan beberapa unit pemadam kebakaran menuju terminal F, di mana mereka mengerahkan unit K9 untuk menyelidiki isi koper.
Hal itu membuat proses boarding penumpang jadi tertunda selama dua jam. Otoritas baru memberikan izin keberangkatan pada pukul 18.00 waktu setempat, setelah para penumpang menunggu selama dua jam.
Sejumlah penumpang mengeluhkan rangkaian kejadian tersebut. Karen Ross, misalnya, yang masih bisa menerima prosedur keselamatan itu walaupun menambahkan harusnya ada penyampaian informasi lebih baik atau kompensasi ketika menunggu.
Penumpang lain juga berkata, "Saya tidak datang ke Miami untuk duduk berjam-jam," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar