Sabtu, 21 Desember 2019

Melihat Momen Jamasan Seribuan Benda Pusaka di Purworejo

Seribuan benda pusaka koleksi Museum Tosan Aji Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dijamas atau disucikan. Selain melestarikan budaya ini sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana merawat pusaka.

Sebanyak 1.138 pusaka berupa keris, tombak, pedang, kujang hingga seperangkat gamelan peninggalan bupati pertama Purworejo RAA Tjokro Nagoro dijamas agar terjaga keawetannya. Jamasan dilakukan di jalan dr Setiabudi tepatnya di depan pendopo bupati pada Jumat (27/9/2019) sore.

"Penjamasan ini agar pusaka awet dan tidak cepat rusak. Selain itu, jamasan juga merupakan upaya untuk melestarikan kebudayaan sekaligus memberikan edukasi kepada mayarakat bagaimana cara membersihkan dan merawat pusaka itu," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Agung Pranoto ketika ditemui detikcom usai acara jamasan.

Jamasan dilaksanakan pada bulan sura dan hari Jumat Kliwon lantaran merupakan hari yang baik menurut perhitungan Jawa. Sebelum dijamas, pusaka diarak dari pojok alun-alun barat menuju tempat jamasan dan diiringi oleh para pengawal yang berpakaian ala prajurit Keraton serta tarian Cin Po Ling.

Dibawa dengan menggunakan nampan bertabur bunga oleh punggawa dan dipayungi dengan Pusaka Payung Tombak Cacing Kanil, pusaka-pusaka itu kemudian dijamas oleh seorang petugas museum. Berbagai uba rampe atau bahan pun digunakan untuk membersihkan benda-benda pusaka tersebut. Berbagai bahan diramu khusus menjadi resep kombinasi jamasan yang diambil dari berbagai unsur.

"Untuk yang pertama dijamas adalah pusaka milik kabupaten yakni keris mataraman dengan dapur tilam upih pamor bendo segodo dari abda ke-17, cundrik pamor adeg abad ke-14 dari kerajaan pajajaran, pedang luwuk abad ke-17 dari kerajaan mataram dan tombak biring pamor singkir abad ke-13 dari kerajaan pajajaran," papar Agung.

Setelah jamasan pusaka utama selesai, kemudian dilanjutkan dengan jamasan untuk pusaka lain yang merupakan koleksi dari Museum Tosan Aji. Tidak hanya koleksi milik museum Tosan Aji, ratusan pusaka milik masyarakat pun juga dititipkan untuk ikut dijamas.

"Jamasan sendiri sudah berlangsung sejak tanggal 1 Sura lalu dan terus dilaksanakan selama bulan sura karena tidak harus diselesaikan dalam sehari. Dari warga masyarakat juga banyak yang nitip untuk dijamas," tutupnya.

Salut! Kebersihan Negeri di Atas Awan di Banten Sangat Dijaga

Kebersihan merupakan hal penting di suatu destinasi wisata. Negeri di Atas Awan Gunung Luhur yang sempat viral itu pun termasuk yang sangat menjaga kebersihan.

detikcom mendatangi Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten pada Rabu (25/9) kemarin. Suasananya tidak seramai pada saat viral kala didatangi banyak wisatawan. Tapi tetap saja, cukup ramai dengan kunjungan sekitar ratusan orang.

Setelah melihat panorama Negeri di Atas Awan, saya berjalan mengelilingi Gunung Luhur. Terlihat, beberapa ibu-ibu yang sudah lanjut usia sedang merapikan sampah.

Dengan karung yang besar, mereka memungut sampah-sampah wisatawan. Ada bekas bungkus makanan, bungkus minuman dan lainnya.

Saya pun bertanya mengenai soal kebersihan di Gunung Luhur ini kepada Narta. Pria yang biasa disapa Jaro Atok merupakan Kepala Desa Citorek Kidul juga selaku pengelola kawasan wisata Gunung Luhur.

"Soal sampah, di sini sangat kita perhatikan. Kita jaga betul kebersihannya," tegasnya.

Jaro Atok menjelaskan, kawasan Gunung Luhur sejatinya merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan masuk dalam zona rimba. Pun sebagai destinasi wisata alam, kebersihan adalah hal yang tak dapat ditolerir.

"Masyarakat di sini sudah sadar akan kebersihan. Tiap pagi, mereka akan merapikan tenda dan home stay lalu sampahnya dikumpulkan. Sehingga saat sore atau malam pas wisatawan datang, suasananya sudah bersih," paparnya.

"Kalau yang Mas lihat tadi, ibu-ibu itu adalah warga asli sini. Mereka kita berdayakan sebagai petugas kebersihan dan dibayar. Nanti sampahnya di bawa turun dari gunung," tambah Jaro Atok.

Iwan, salah seorang penyedia home stay dan warung juga mengucapkan hal yang sama. Di lain sisi, dia menjelaskan juga mengimbau wisatawan yang datang untuk menjaga kebersihan.

"Kita juga bilang kepada wisatawan, tolong sampah dikumpulkan di satu tempat atau masukan dalam plastik. Nanti biar memudahkan kami untuk mengambilnya," ujar Iwan.

Memang sih saat malam hari, terlihat banyak sampah kala banyak wisatawan yang datang. Sudah ada beberapa tempat sampah yang disediakan, serta berbagai pihak dari Pemkab, Pemprov dan perwakilan polisi hutan juga membantu menyediakan tempat sampah.

"Kita terus mengimbau wisatawan untuk menjaga kebersihan. Kalau bersih, kita semua nyaman kok," tutup Iwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar