Kamis, 25 Februari 2021

Susah Sinyal, Desa di Sragen Bikin 176 Jaringan Internet Mandiri

  Susah sinyal membuat warga desa di Sragen berpikir kreatif. Mereka pun membangun jaringan internet mandiri lewat badan usaha milik desa (Bumdes) dan menggandeng operator BUMN.

Berawal dari kondisi daerah yang susah sinyal, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, Jawa Tengah, bertekad membuat terobosan dengan memasang jaringan internet mandiri. Upaya ini berbuah, saat ini tak kurang 176 rumah di desa ini sudah memiliki sambungan internet pribadi, belum ditambah adanya 22 titik internet gratis yang tersebar di 22 RT.


"Layanan internet desa ini dilatarbelakangi karena di Desa Tanggan ini susah sinyal. Sedangkan kami mempunyai pemahaman bahwa hanya dengan sarana komunikasi yang baik kita bisa membuat masyarakat kita cerdas. Internet itu memang sudah sangat dibutuhkan, apalagi di masa pandemi ini untuk kepentingan anak sekolah," ujar Kepala Desa Tanggan, Mulyanto, ditemui di kantornya, Senin (22/2/2021).


Mulyanto menuturkan, upaya pemasangan layanan internet ini diawali pemasangan 22 titik internet gratis di 22 RT. Pemasangan koneksi internet gratis ini, lanjutnya, sudah menjadi cita-cita Mulyanto sejak awal menjabat.


"Total 22 kepala RT semua mendapatkan fasilitas gratis dari pemasangan sampai pajak per bulannya, itu memang sudah menjadi visi misi saya. Maksud kami pasang wifi di tiap RT adalah, paling tidak masyarakat bisa datang ke rumah Pak RT ketika membutuhkan internet," paparnya.


Layanan internet gratis ini pun sudah dinikmati oleh masyarakat. Menurutnya, banyak warga yang turut menggunakan fasilitas gratis ini, terutama anak-anak pada saat belajar via daring.


Namun dalam perjalanannya, banyak masyarakat yang menghendaki jaringan internet ke rumah masing-masing. Mulyanto pun memutar otak demi mewujudkan keinginan warga itu.

https://trimay98.com/movies/jin-joos-loss-of-innocence/


"Makanya kita membangun sebuah unit usaha Bumdes penyedia jaringan internet desa. Kemudian kita membuat program subsidi desa terhadap jaringan internet untuk seluruh masyarakat Desa Tanggan," terangnya.


Bekerja sama dengan salah satu penyedia layanan internet pelat merah, Bumdes Tanggan bekerja bak server internet yang membagi jaringan ke rumah-rumah warga. Dalam waktu enam bulan terakhir, 176 rumah warga sudah terpasang jaringan internet pribadi.


"Untuk membantu masyarakat, pihak desa menyubsidi biaya pemasangan sambungan sebesar 50 persen. Jika warga tidak mampu, biaya ini bisa diangsur. Saat ini sudah ada 176 sambungan, dan setiap bulannya masih banyak warga yang mengajukan pemasangan baru," kata dia.


Sementara untuk biaya internet bulanan, setiap sambungan ditarik iuran sebesar Rp 100 ribu per bulan. Dengan biaya ini, masyarakat mendapatkan layanan internet unlimited dengan bandwith mencapai 2 Mbps.


"Koneksinya stabil karena sudah menggunakan kabel fiber optik. Dana iuran bulanan dikelola oleh Bumdes. Jika ada sisa, nanti kita kembalikan ke warga desa melalui peningkatan fasilitas umum," imbuh Mulyanto.


Mulyanto mengaku senang dengan respon bagus dari warga Desa Tanggan. Pihaknya akan terus memperbanyak jaringan hingga seluruh warga yang membutuhkan koneksi internet bisa terlayani.


"Kita hanya berupaya bagaimana mencerdaskan masyarakat Tanggan. Tidak ada jalan lain kita belajar, kecuali lewat internet. Karena banyak ilmu di situ, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya," terangnya.


Mulyanto mengatakan, berkat layanan internet desa ini, banyak warga desa yang memiliki anak usia sekolah tak lagi kesulitan mengikuti sekolah daring. Begitu juga dengan warga yang memiliki sanak di perantauan, komunikasi menjadi lebih mudah.


"Yang kita prioritaskan yang memiliki anak usia sekolah, kasihan orang tuanya kalau harus beli paket data. Ibu-ibu juga sudah mulai banyak yang memanfaatkan jaringan internet ini untuk jualan online," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/the-girl-next-door-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar