Pemerintah melaporkan penambahan 9.687 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Rabu (17/2/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.243.646 kasus COVID-19.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi yakni 4.124, disusul DKI Jakarta dengan 1.445 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 869 kasus.
Detail perkembangan virus Corona Rabu (17/2/2021), adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 9.687 menjadi 1.243.646
Pasien sembuh bertambah 8.002 menjadi 1.047.676
Pasien meninggal bertambah 192 menjadi 33.788
Jumlah suspek dipantau hari ini ada 86.960 orang. Sementara total kasus aktif alias pasien yang masih terinfeksi COVID-19 tercatat sebanyak 162.182 orang.
Sebaran 9.687 kasus baru Corona di Indonesia pada Rabu (17/2/2021).
Jawa Barat: 4.124 kasus
DKI Jakarta: 1.445 kasus
Jawa Tengah: 869 kasus
Jawa Timur: 580 kasus
Kalimantan Timur: 452 kasus
Bali: 374 kasus
Banten: 334 kasus
DI Yogyakarta: 227 kasus
Kalimantan Selatan: 151 kasus
Sumatera Utara: 128 kasus
Bangka Belitung: 116 kasus
Sulawesi Selatan: 116 kasus
Nusa Tenggara Timur: 103 kasus
Lampung: 75 kasus
Sulawesi Barat: 73 kasus
Sumatera Barat: 71 kasus
Nusa Tenggara Barat: 61 kasus
Kalimantan Utara: 60 kasus
Sumatera Selatan: 55 kasus
Papua Barat: 48 kasus
Sulawesi Tengah: 44 kasus
Kalimantan Tengah: 32 kasus
Kalimantan Barat: 26 kasus
Riau: 22 kasus
Jambi: 22 kasus
Maluku Utara: 22 kasus
Sulawesi Tenggara: 14 kasus
Kepulauan Riau: 13 kasus
Bengkulu: 9 kasus
Papua: 8 kasus
Maluku: 5 kasus
Sulawesi Utara: 4 kasus
Gorontalo: 4 kasus
https://tendabiru21.net/movies/pizza-dare-2/
Menkes Targetkan Rapid Test Antigen Masuk Laporan Corona Harian Pekan Ini
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut akan memasukkan hasil rapid test antigen ke dalam laporan harian COVID-19. Sistem ini pun sudah disiapkan pemerintah dan akan selesai dalam pekan ini.
"Oleh karena itu, sistem kita sudah disiapkan, sedang dites. Kami harapkan di minggu ini sudah selesai. Sehingga hasil dari antigen sudah bisa dimasukkan ke laporan harian," jelasnya dalam keterangan pers secara online, Rabu (17/2/2021).
Menkes mengatakan, awalnya memang data hariannya diambil dari tes swab PCR (polymerase chain reaction) dan TCM (tes cepat molekular). Namun, dengan keputusan Menteri Kesehatan yang baru, rapid test antigen siap untuk masuk dalam data tersebut.
Minggu lalu, Kemenkes mengumumkan akan melakukan tes secara masif menggunakan swab tes antigen. Dengan itu, pemeriksaan diyakini bisa mempengaruhi jumlah kasus COVID-19.
Hal ini diingatkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
"Kami ingin menyampaikan lebih awal agar masyarakat memahami mengapa penambahan kasus terjadi saat kita melakukan akselerasi testing, dengan memperbanyak tes epidemiologi kita akan semakin banyak menangkap kasus positif yang tidak ada gejala sama sekali. Masyarakat diharapkan menyikapi dengan baik artinya meningkatkan kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan," jelas Nadia.
Pemeriksaan swab tes antigen ini akan dilakukan di daerah dengan keterbatasan akses laboratorium RT-PCR. Selain itu, tes yang sama akan dilakukan pada 98 kabupaten/kota yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan jumlah kasus tinggi.
Dijelaskan, tes ini akan dilakukan secara gratis. Sebab, pemeriksaan bukan dilakukan untuk kepentingan perjalanan. Namun Nadia mengatakan, untuk orang yang ingin melakukan perjalanan tetap harus melakukan tes secara mandiri.
Rapid test antigen ini diharapkan bisa membantu mempercepat penanganan pandemi Corona di Indonesia.
"Kalau bisa deteksi lebih dini, isolasi dini sebenarnya RS tidak terlalu berat untuk menangani kasus berat tapi tetap diantisipasi 30%-40% terjadi peningkatan kasus dan ini akan banyak kasus OTG atau gejala ringan jadi penguatan isolasi mandiri atau terpusat," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar