Kamis, 18 Februari 2021

Sering Ejakulasi Bukan Jaminan Bebas Kanker Prostat, Ini Alasannya

 Berdasarkan sebuah studi di Harvard Medical School, melakukan ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat.

Studi lain yang dilaksanakan di Australia menyatakan bahwa risiko kanker prostat dapat dicegah dengan melakukan ejakulasi sebanyak 7 kali dalam seminggu. Namun, studi lain mengatakan bahwa hal itu hanya efektif bagi pria yang berusia 50 tahun ke atas.


Konsultan Dokter Spesialis Uro-Onkologi, dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD, mengatakan bahwa studi yang dipublikasikan secara internasional itu ternyata masih bisa diteliti lebih lanjut.


Dalam acara Virtual Media Briefing dalam rangka memperingati World Cancer Day 2021 yang digelar pada Rabu (17/2/2021), dr Agus memberikan tanggapannya mengenai studi yang mengatakan bahwa sering melakukan ejakulasi dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat.


Menurutnya, anggapan bahwa ejakulasi dapat mengurangi risiko kanker prostat adalah karena salah satu fungsi kelenjar prostat yaitu memproduksi cairan sperma.


"Memang ada satu jurnal yang bikin heboh, bahwa semakin sering ejakulasi bisa menurunkan risiko kanker prostat. Tapi, kalo kita telaah secara ilmiah, ada kemungkinan terjadinya risiko kesalahan metodologi. Walaupun sudah dipublikasi secara internasional, kita masih bisa telaah," jelas dr Agus.


Bisa saja orang yang (frekuensi) ejakulasinya lebih banyak, tapi bisa saja dia pola hidupnya nggak bagus, makannya gak bener, gak pernah olahraga segala macem, itu malah jadi kontradiksi

dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD - Ahli uro-onkologi

Selain itu, ia mengatakan orang yang melakukan ejakulasi secara rutin cenderung memiliki kehidupan yang lebih sehat. Hal itulah yang kemudian dapat menurunkan risiko kanker prostat.


"Prinsipnya adalah bahwa orang yang melakukan ejakulasi secara rutin itu dianggap punya kehidupan yang lebih sehat. Artinya, ia hidup dengan pasangannya jauh lebih baik, kemudian berhubungan seksual secara rutin. Itu yang menurunkan risiko terjadinya kanker prostat," pungkas dr Agus.


Di sisi lain, orang yang sering melakukan ejakulasi, tetapi menjalani pola hidup yang tidak sehat juga memiliki risiko terkena kanker prostat.


"Karena bisa saja orang yang (frekuensi) ejakulasinya lebih banyak, tapi bisa saja dia pola hidupnya nggak bagus, makannya gak bener, gak pernah olahraga segala macem, itu malah jadi kontradiksi," tuturnya.


Menurut dr Agus, orang yang sering melakukan ejakulasi biasanya kerap menjalani gaya hidup sehat.


"Jadi, saat ini yang disepakati adalah bahwa orang yang melakukan ejakulasi secara rutin itu biasanya punya pola hidup yang lebih sehat dan punya rasa care terhadap kesehatannya lebih baik, sehingga dia bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dia deteksi (kanker prostat). Sekali lagi, pola hidup sehat menurunkan risiko terjadinya kanker prostat," tutupnya.

https://tendabiru21.net/movies/housekeeper/


Kemenkes: Belum Ada Laporan Efek Samping Vaksin Sinovac pada Lansia


Per hari ini, pemerintah mulai melakukan vaksinasi COVID-19 tahap kedua yang akan diberikan kepada petugas pelayanan publik serta kelompok lansia.

Untuk diketahui, sasaran vaksinasi tahap II ini mencapai 38,5 juta orang, yang terdiri dari 16,9 juta pekerja layanan publik dan 21,5 juta lansia.


Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan untuk vaksinasi tahap kedua, lansia bisa divaksin berdasarkan rekomendasi dari BPOM.


"Uji klinis di tempat lain termasuk vaksin Sinovac ternyata aman. Kita juga sudah mulai untuk tenaga kesehatan lansia di atas 60 tahun sudah disuntik sejak minggu lalu," terang Maxi dalam Dialog Rabu Utama 'Vaksinasi Menyasar Pedagang Pasar' di Media Center KPCPEN, Rabu (17/2/2021).


Selain itu, Maxi menjelaskan, belum ada laporan terkait efek samping setelah penyuntikan vaksin COVID-19 atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) untuk tenaga kesehatan usia lanjut.


"Tidak ada KIPI, tidak ada gejala berat. Seluruh Indonesia dilaporkan semua ringan dan sedang dan semuanya ditangani," ujarnya.


Pemerintah menyebut terkait efek samping yang terjadi setelah vaksinasi, pemerintah akan menjamin kompensasi atau biaya santunan bagi warga yang mengalami KIPI.

https://tendabiru21.net/movies/handwashing-lady/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar