Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui vaksin COVID-19 AstraZeneca sebagai penggunaan darurat. Hal ini mendorong pemberian vaksinasi AstraZeneca diperluas di sejumlah negara berkembang.
Meski penelitian menunjukkan vaksin ini kurang ampuh terhadap varian virus Corona baru di Afrika Selatan dan Inggris, WHO meminta agar negara-negara di dunia, tetap menggunakannya.
AstraZeneca menyebutkan, lebih dari 50 negara telah menyetujui vaksin COVID-19 AstraZeneca. Vaksin COVID-19 buatannya diproyeksikan untuk didistribusikan ke 145 negara melalui COVAX, program pengadaan vaksin bersama secara global oleh WHO.
"Vaksin COVID-19 AstraZeneca COVID-19 diberikan izin distribusi bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 50 negara, yang mencakup empat benua termasuk Uni Eropa, sejumlah negara Amerika Latin, India, Maroko, dan Inggris," kata AstraZeneca seperti dikutip dari website resminya.
Berikut ini beberapa negara yang sudah sering disebut dalam penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
1. Inggris
Inggris tentu saja jadi negara pertama yang menyetujui vaksin ini, mengingat AstraZeneca berpusat di negaranya. Enam rumah sakit di Inggris mulai memberikan suntikan pertama dari 530 ribu dosis vaksin yang telah disiapkan.
Program itu akan diperluas ke ratusan tempat di Inggris dalam beberapa hari mendatang, dan pemerintah berharap akan menyalurkan puluhan juta dosis dalam beberapa bulan.
Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca/Oxford University ini diketahui lebih murah dan bisa disimpan pada suhu kulkas, sehingga lebih mudah diangkut dan digunakan.
2. Korea Selatan
Bagi negara yang ingin menggunakan vaksin AstraZeneca, tak hanya bisa mengandalkan buatan University of Oxford, Inggris. Vaksin ini juga sudah dibuat oleh Korea Selatan lewat SK Bioscience.
Negara ini baru saja memberikan persetujuan pertama untuk vaksin virus Corona kepada AstraZeneca. Korsel juga akan memungkinkan penggunaan pada orang berusia 65 tahun ke atas, meski dewan penasihat memperingatkan masih kurangnya data tentang kemanjurannya untuk kalangan lansia.
3. India
Badan Pengawas Obat dan Makanan India memberikan persetujuan akhir untuk penggunaan darurat dua vaksin virus Corona. Satu dikembangkan oleh AstraZeneca/Oxford University, satu lagi vaksin perusahaan lokal Bharat Biotech yang bermitra dengan lembaga pemerintah India.
Serum Institute of India (SII) digandeng menjadi mitra yang memproduksi vaksin COVID-19 AstraZeneca di India. Selain membuat vaksin untuk negaranya, SII yang merupakan salah satu pemasok utama vaksin dunia ini juga mendistribusikan vaksin untuk sejumlah negara lain.
https://tendabiru21.net/movies/ride-along/
PM Australia Marah Besar Pada Facebook
- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, tak dapat menahan rasa marahnya pada Facebook. Jejaring sosial terbesar dunia ini memblokir konten berita di Australia sebagai bentuk protes aturan baru di mana Facebook harus membayar pada media jika ingin menampilkannya.
"Mereka mungkin saja mengubah dunia tetapi tidak berarti mereka yang harus menjalankannya," sebut sang Perdana Menteri seperti dikutip detikINET dari Brisbane Times.
Aturan itu kemungkinan besar akan disetujui oleh parlemen Australia. "Kami tidak akan terintimidasi oleh aksi bullying oleh perusahaan besar teknologi ini, menekan parlemen saat voting aturan News Media Bargaining Code," paparnya.
Google sempat mengancam akan meninggalkan Australia namun belakangan mencapai kesepakatan. Sedangkan Facebook sejauh ini masih tak terima sehingga melancarkan aksi protes tersebut. Banyak pihak pun mengkritik aksi Facebook karena berbagai informasi penting ikut dihilangkan, termasuk soal kesehatan atau berita darurat.
"Aksi Facebook untuk unfriend Australia hari ini, memangkas informasi penting dalam hal kesehatan dan layanan darurat, adalah arogan dan juga mengecewakan," tambah Morrison.
"Aksi itu hanya mengkonfirmasi kekhawatiran semakin banyak negara tentang tingkah perusahaan teknologi besar yang berpikir mereka lebih besar dari pemerintah dan aturan tak seharusnya diterapkan pada mereka," kecamnya lagi.
Regulasi baru Australia itu akan memaksa raksasa internet untuk membayar perusahaan media Australia secara adil setelah menampilkan tautan atau cuplikan berita di hasil pencarian.
Saat ini tidak ada rencana aturan yang mengharuskan mesin pencari yang lebih kecil seperti Bing atau DuckDuckGo untuk ikut membayar, tapi pemerintah Australia belum menanggalkan opsi itu sepenuhnya.
https://tendabiru21.net/movies/alive/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar