Sabtu, 20 Februari 2021

3 Cara Mudah untuk Tahu Masker Efektif Cegah COVID-19 atau Tidak

 Mengenakan masker adalah salah satu upaya terbaik untuk melindungi diri dari infeksi virus Corona. Masker berperan sebagai 'tameng' untuk mencegah seseorang menghirup droplet orang yang terinfeksi penyakit yang sangat menular ini.

Memakai masker dengan cara yang benar yakni dengan menutup hidung dan mulut, bisa mengurangi risiko penularan COVID-19 hingga 50 persen. Memakai masker yang tepat juga bisa lebih mencegah kita terhindar dari paparan Corona.


Ada banyak masker yang tersedia di pasaran tetapi tidak semuanya bisa melindungi dari COVID-19. Aturan baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seseorang disarankan memakai masker dengan dua lapis dan hindari pemakaian masker berkatup.


Untuk mendapat gambaran apakah masker yang dikenakan efektif, berikut cara mengetahuinya dilansir dari Times of India.


1. Tes cahaya

Tes cahaya sederhana sudah cukup untuk mengetahui apakah masker Anda layak dipakai atau harus dibuang. Direktur dari Grup Riset Vaksin Mayo Clinic, Gregory Poland, MD, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa memegang masker di bawah cahaya bisa membantu menunjukkan seberapa baik perlindungan masker tersebut.


Anda bisa memanfaatkan cahaya lilin, senter, sinar matahari dan lampu ruangan yang terang. Jika Anda bisa melihat menembus masker, berarti masker itu tidak cukup baik untuk mencegah partikel kecil memasuki sistem pernapasan Anda.


2. Tes tiup lilin

Tes kedua adalah tiup lilin menggunakan masker. Tes lilin ini dipopulerkan oleh pendidik sains AS Bill Nye untuk membantu memastikan filtrasi dan fungsi masker aman.


Jika lilin padam saat Anda meniupnya dengan mengenakan masker, berarti masker yang Anda gunakan tidak cukup aman untuk melindungi paparan dari COVID-19.


Catatan terkait tips ini pernah disampaikan oleh Peneliti nanoteknologi dari Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir. Menurutnya, cara ini hanya menguji salah satu dari beberapa indikator kualitas masker.


"Itu hanya indikator awal saja sebab untuk mengecek filter ada syaratnya seberapa bisa dia menahan bakteri kemudian berapa partikulat yang bisa ditahan," katanya, Senin (4/5/2020).


3. Tes ketahanan air

Terakhir yakni tes tahan air. Tes tahan air ini termasuk penting untuk mengetahui masker bisa mencegah tetesan cairan pernapasan akan menembus masker atau tidak.


Caranya Anda bisa menyemprot atau memercikkan air ke bagian luar masker. Jika air tidak tembus ke bagian dalam masker, maka masker Anda cukup baik digunakan.


Mengenakan masker hanyalah salah satu metode untuk melindungi dari virus. Mempraktikkan jarak sosial dan mengikuti etika kebersihan yang baik adalah beberapa cara lain untuk tetap aman.

https://indomovie28.net/movies/sara-2/


FK Unpad Akan Uji Klinis Vaksin Rekombinan COVID-19 Asal China


Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui Fakultas Kedokteran akan kembali melakukan uji klinis fase III untuk vaksin rekombinan COVID-19 pada awal Maret 2021. Vaksin ini dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.

Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical merupakan produsen vaksin asal Tiongkok. Salah satu produk yang sudah dihasilkan adalah vaksin meningitis yang sudah dipakai untuk jemaah haji dan umroh di Indonesia.


Sebelumnya, Unpad bersama Bio Farma juga melakukan uji klinis fase III vaksin Sinovac sejak Agustus 2020 lalu yang melibatkan 1.620 relawan di Kota Bandung.


Peneliti Utama Uji Klinis vaksin rekombinan Covid-19 Anhui dr. Rodman Tarigan menjelaskan, karena kebutuhan vaksin dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil uji klinis semakin tinggi sehingga pihaknya kembali dipercaya untuk melakukan uji klinis fase III vaksin rekombinan.


Rencananya, uji klinis ini akan melibatkan 4.000 relawan yang berasal dari Jakarta dan Bandung. Seluruh relawan pun ditargetkan bukan dari tenaga kesehatan.


"Alhamdulillah tim uji klinis FK Unpad kembali dipercaya oleh dunia untuk melakukan uji klinis tahap 3 Vaksin COVID-19. Vaksin yang akan diuji di Bandung ini berbeda platformnya sama 'teman' (Sinovac) sebelumnya," kata Rodman saat dihubungi detikcom, Jumat (19/2/2021).


Dia menjelaskan, Vaksin Anhui mengembangkan jenis vaksin rekombinan atau sub unit protein. Maksudnya, platform vaksin ini diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikan ke tubuh manusia.


Secara teori, papar Rodman, vaksin rekombinan menimbulkan daya tahan tubuh lebih lama dibanding virus yang dimatikan. Sebagai contoh vaksin rekombinan Hepatitis B. Berdasarkan hasil penelitian, penyuntikan 3 kali vaksin tersebut akan memberikan kekebalan yang lebih lama.


Berbeda dengan Sinovac yang diambil dari virus yang dimatikan. "Secara teori, vaksin rekombinan bisa menimbulkan kekebalan lebih lama dan memberikan perlindungan lebih lama juga, mungkin bisa sampai 2 tahun. Namun, teori itu harus dibuktikan dengan uji klinis," ujar Rodman.

https://indomovie28.net/movies/sara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar