Sabtu, 27 Februari 2021

7 Pertanyaan Soal COVID-19 yang Paling Banyak Dicari di Google

 Kehidupan masyarakat dunia dalam setahun terakhir mengalami perubahan karena pandemi virus Corona. Perubahan ini juga tercermin dari kata kunci yang sering ditanyakan netizen di Google.

Satu tahun setelah pandemi berlangsung, Google merilis daftar tren penelusuran tentang COVID-19 yang paling banyak dicari di dunia dan di Indonesia. Data ini dikumpulkan dari 1 Januari 2020 sampai 31 Januari 2021.


Data Editor Google News Lab Simon Rogers mengatakan jika biasanya pencarian Google didominasi oleh topik cuaca, dalam setahun belakangan justru diramaikan oleh penelusuran tentang virus Corona.


"Banyak cerita besar yang dibentuk oleh virus Corona dan cukup tidak biasa melihat satu topik merembes ke semua penelusuran," kata Rogers dalam media briefing virtual, Kamis (25/2/2021).


"Tidak hanya pencarian tentang kesehatan tapi juga musik, film, televisi, olahraga, ekonomi atau politik. Semuanya dibentuk oleh virus Corona dan ini sangat umum ditemukan di seluruh dunia," sambungnya.


Untuk pencarian di Indonesia, pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh netizen cukup sederhana seperti 'Apa itu virus corona?', 'Kapan corona berakhir?' dan 'Cara mencegah virus corona?'.


Indonesia juga masuk dalam sepuluh besar negara yang banyak menelusuri kueri 'Masker' di Google, bersamaan dengan Hong Kong, Singapura, Prancis, Amerika Serikat dan Kanada.


Sedangkan untuk penelusuran di seluruh dunia lebih didominasi tentang update terbaru seputar virus Corona seperti 'Berita virus Corona', 'Statistik virus Corona', dan 'Virus corona CDC'.


"Yang kita perhatikan di seluruh dunia adalah orang-orang sangat lapar mencari informasi mentah yang bisa mereka percaya. Ada banyak misinformasi tentang virus Corona, dan orang-orang banyak yang ke Google hanya untuk mencari fakta karena mereka ingin mencari informasi yang bisa dipercaya," jelas Rogers.


Dari data ini, Google melihat evolusi dari hal-hal yang banyak dicari pengguna sepanjang tahun. Jika awalnya pencarian didominasi informasi mendasar seputar COVID-19, netizen kemudian mencari informasi yang lebih proaktif seperti bagaimana cara membuat masker atau bagaimana cara membuat hand sanitizer.


Berikut daftar lengkap pertanyaan teratas seputar virus Corona di Indonesia versi Google:


Apa itu virus corona?

Kapan corona berakhir?

Cara mencegah virus corona?

Cara penyebaran virus corona?

Apa penyebab virus corona?

Bagaimana awal penyebaran virus corona?

Apa gejala virus corona?

Berikut 10 pertanyaan teratas seputar virus Corona di seluruh dunia:


Update virus corona

Gejala virus corona

Berita virus corona

Worldmeter virus corona

Statistik virus corona

Peta virus corona

Vaksin virus corona

Kasus virus corona

Korban jiwa virus corona

Virus corona CDC

https://movieon28.com/movies/forget-me-not-3/


Tak Ada Apple Music Gratis!


 Perbedaan terbesar antara Apple Music dan Sptofiy adalah cara mereka memberikan penawaran gratis terhadap pengguna baru. Seperti diketahui Spotify memberikan trial secara gratis kepada pengguna barunya dengan batasan waktu dan iklan tertentu. Spotify pun saat ini masih memimpin dalam layanan streaming musik.

Menurut laporan dari Musically, Direktur Senior penerbitan Musik global Apple, Elean Segal telah menolak kemungkinan bahwa Apple akan memperkenalkan layanan Apple Music gratis berdasarkan iklan.


Segal menjawab pertanyaan kepada anggota parlemen Inggris di komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris, bersama perwakilan dari Spotify dan Amazon tentang ekonomi layanan streaming. Mereka ditanya tentang harga langganan mereka dan pemikiran mereka tentang tingkatan gratis untuk layanan mereka.


Spotify dan Amazon sama-sama menawarkan tingkatan gratis untuk layanan streaming musik mereka, namun pengalaman tersebut mencakup gangguan yang sering terjadi dengan iklan dan fitur dalam aplikasi yang terbatas.


Mengenai apakah Apple akan memperkenalkan tingkat gratis untuk Apple Music dengan iklan, Segal mengatakan bahwa tingkat gratis tidak akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk "mendukung ekosistem yang sehat secara keseluruhan.


"Kami tidak berpikir bahwa layanan yang didukung iklan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mendukung ekosistem yang sehat secara keseluruhan. Dan itu juga akan sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar kami tentang privasi." sebagaimana dilansir detiKINET dari Ubergizmo, Kamis (25/2/2021).


Segal juga mengungkapkan bahwa Apple terbuka terhadap bentuk kompensasi lain yang disebut Equitable Remuneration yang digunakan oleh stasiun radio di mana royalti dibagi 50/50 antara label dan artis.

https://movieon28.com/movies/forget-me-not-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar