- Ramadhan 2021 diperkirakan akan jatuh pada April. Media sosial pun dibanjiri berbagai cuitan, khususnya di Twitter. Semenjak pandemi, terpantau adanya kenaikan volume percakapan di Twitter. Namun bukan cuma sekadar penambahan jumlah tweet, ini juga dibarengi perubahan perilaku lain termasuk kegiatan pemasaran produk.
Dwi Adriansah Country Industry Head Twitter Indonesia dalam konferensi pers baru-baru ini mengatakan adanya peningkatan sebesar 22% untuk percakapan terkait belanja dan memberi hadiah menjelang lebaran dibanding 2019. Tren ini juga kemungkinan akan terus berlangsung.
Pengguna juga cenderung pergi ke Twitter saat ingin berbagi informasi tentang produk baru (65%), yaitu produk yang telah mereka beli atau yang mereka rencanakan untuk beli. Karena itu, bagi mereka yang memiliki brand, ini adalah momen tepat untuk membangun engagement dengan customer.
Pengguna Twitter lebih brand-conscious dibandingkan mereka yang tidak menggunakan Twitter (60% dibandingkan dengan 34% orang yang tidak menggunakan Twitter). Pengguna Twitter di Indonesia juga semakin peduli terhadap kondisi lingkungan. Hal ini terlihat dari kesediaan mereka membayar lebih untuk produ berkelanjutan/ramah lingkungan (66%) dibandingkan dengan 28% orang yang tidak menggunakan Twitter).
Terakhir, pria yang akrab disapa Ade ini menegaskan kembali bahwa sebuah brand dapat terhubung lebih baik dengan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jejaring sosial khususnya Twitter.
"Kecenderungan orang untuk lebih sering menggunakan media sosial pada masa pandemi adalah kesempatan bagi brand untuk belajar lebih banyak tentang audiens mereka. Brand dapat melakukan analisa percakapan tentang apa yang dibicarakan oleh audiens mereka tentang brand tersebut. Hasil dari analisa ini akan membantu brand menentukan strategi yang tepat untuk tetap terhubung dengan audiens mereka pada momen-momen penting, seperti misalnya pada bulan Ramadhan yang akan datang," tandasnya.
https://tendabiru21.net/movies/miracles-from-heaven/
Marak Pembajakan Film di Telegram, Kominfo Siap Blokir
Selepas situs Indo XXI dan sejenis di-take down, pembajakan film dan serial malah marak di Telegram. Menanggapi itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tegaskan mereka tidak segan memblokir.
Hal tersebut disampaikan Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal (Ditjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo saat dihubungi detikINET, Kamis (18/2/2021). Hanya saja pemblokiran tidak dapat dilakukan bilamana film atau serial yang dibajak disebar lewat percakapan pribadi di Telegram.
"Seperti di WhatsApp, kalau percakapan pribadi kami tidak bisa masuk. Kalau dalam channel kami bisa (masuk) dan linknya bisa langsung diblokir," ujar pria yang kerap disapa Semmy ini.
Kendati tidak dapat mengakses percakapan pribadi di Telegram, pihaknya masih bisa memblokir link file atau situs film bajakan. Asalkan link situs yang dibagikan dalam chat tersebut dilaporkan ke Kominfo.
Semmy menegaskan pihaknya sangat concern pada pembajakan. Tiap harinya, Kominfo rutin memblokir link yang memuat konten bajakan.
"Minggu lalu saja ada ratusan link yang kami diblokir. Kami rutin tiap minggunya memblokir streaming ilegal dan yang tidak punya lisensi," ungkapnya.
Upaya pemblokiran tersebut tidak saja untuk penegakan Undang-Undang Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual (Haki), juga bagian untuk mendukung industri kreatif.
"Kita kan lagi membangun industri kreatif, masa kita sendiri tidak mem-protect," kata Semmy.
"Sudahlah jangan nonton bajakan, nanti pelaku industri kreatif tidak bisa berkreasi. Orang (langganan streaming) sudah murah," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar