Proyek kawasan pariwisata terintegrasi milik MNC Group di Lido, Sukabumi, Jawa Barat kembali ramai menjadi perbincangan. Proyek itu memasuki babak baru dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
MNC Lido City mendapatkan persetujuan dari Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK Pariwisata).
Akhirnya pada Sabtu kemarin PT MNC Studios International Tbk (MSIN) melalui anak usahanya PT MNC Movieland Indonesia menggelar prosesi cut and fill sebagai tanda dimulainya pembangunan Movieland di kawasan tersebut.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo pun buka suara terkait kehebohan proyek tersebut. Ada 3 poin dari penjelasannya:
1. Sepenuhnya Proyek MNC
Dia menjelaskan MNC Lido City adalah kawasan dengan luas 2.000 hektare yang sudah dibebaskan, mencakup Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Proyek tersebut seluruhnya milik MNC.
"100% milik PT MNC Land Tbk," ucapnya kepada detikcom, Senin (15/2/2021).
2. Perusahaan Trump Cuma Operator
Dengan begitu dia meluruskan bahwa KEK Pariwisata di Lido itu bukanlah proyek dengan perusahaan milik Donald Trump. Pihak asing tersebut hanya menjadi operator di salah satu hotel dan golf course, bukan seluruh KEK.
Hary Tanoesoedibjo juga menegaskan bahwa proyek Movieland merupakan 100% milik PT MNC Studios International Tbk. Artinya tidak ada mitra dalam proyek tersebut.
3. Luas KEK Pariwisata
Sementara untuk KEK Pariwisata sendiri di mencakup separuh dari total kawasan MNC Lido City atau sekitar 1.000 ha tepatnya di wilayah Kabupaten Bogor. Nah di kawasan itulah yang memperoleh izin KEK, bukan secara keseluruhan.
Dari total proyek MNC Lido City tersebut telah dilakukan pembangunan tahap I dengan luas 700 ha. Salah satu dari wilayah yang dibangun termasuk Movieland yang baru dibangun kemarin.
"Salah satu proyek yang ada di dalam Tahap I adalah Movieland milik PT MNC Studios International Tbk. Dengan luas tanah 21 hektar akan dibangun kompleks studio outdoor dan indoor yang dibutuhkan untuk produksi film dan program drama OTT/TV berkualitas internasional, berikut seluruh fasilitas post production-nya," terang Hary Tanoe.
https://indomovie28.net/movies/a-mothers-revenge/
Stok Masker Medis Lokal-Impor Melimpah, Harga Masih Tinggi
Beberapa bulan awal pandemi virus Corona (COVID-19) merebak di Indonesia, sejak Maret 2020 stok masker medis sempat langka dan menyebabkan harga melambung tinggi.
Tak heran jika pada awal pandemi harga masker medis per box bisa mencapai Rp 500.000-an. Apotek-apotek juga sempat kehabisan stok masker medis karena diborong masyarakat.
Namun, seiring berjalannya waktu muncullah gerakan pakai masker kain. Gerakan itu sukses membuat masyarakat yang tak kedapatan membeli masker medis, mau menggunakan masker kain untuk melindungi diri.
Kini, kondisinya jauh berbeda. Pemakaian masker medis kembali marak, apalagi dengan kemunculan jenis-jenis baru masker medis. Untungnya, stok masker medis di pasaran juga tersedia banyak.
Dari catatan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), selama Juli-Desember 2020, angka produksi masker medis dalam negeri mencapai 3,1 miliar lembar, dengan rincian 350,5 juta lembar per bulan. Sementara, kebutuhan dalam negeri selama periode tersebut hanya 129,8 juta lembar. Artinya, ada kelebihan stok hingga 2,97 miliar lembar.
"Kesimpulannya, kapasitas industri dalam negeri sudah jauh melampaui kebutuhan dalam negeri," kata Kepala Bidang I Promosi Produk Dalam Negeri Aspaki Erwin Hermanto kepada detikcom," Senin (15/2/2021).
1. RI Masih Impor 12 Ribu Ton Masker Medis
Walaupun stok dalam negeri melimpah, Indonesia masih mengimpor masker medis dengan jumlah yang cukup besar. Bahkan, karena banyaknya masker medis impor di pasaran, para produsen terpaksa menahan sebagian kapasitas produksinya.
"Bahkan pada saat ini mayoritas produsen masker dalam negeri hanya menggunakan sebagian dari kapasitas produksi karena banyaknya ketersediaan produk masker di pasar terutama produk impor," jelas Erwin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar