Jumat, 26 Februari 2021

New Delhi Disebut Dekati Herd Immunity, COVID-19 di India Segera Berakhir?

 Menurut survei serologis baru-baru ini yang dilakukan oleh Dewan Riset Medis India (ICMR), lebih dari setengah penduduk di New Delhi telah memiliki antibodi COVID-19. Dengan kata lain, survei tersebut mengungkapkan bahwa setengah dari populasi kota telah pulih setelah terinfeksi virus tersebut sejak terdeteksi di India pada Januari 2020.

Mungkinkah ini pertanda Corona di India sebentar lagi berakhir?


"Memang benar bahwa orang telah memiliki antibodi, tetapi India masih jauh dari mencapai kekebalan kelompok," kata M C Mishra, mantan pengawas medis di All India Institute of Medical Sciences, kepada DW News.


India, negara berpenduduk 1,3 miliar orang, mencatat jumlah infeksi virus korona tertinggi kedua di dunia, sekitar 11 juta. Para ahli mengatakan jumlah infeksi sebenarnya di negara itu bisa jauh lebih tinggi daripada angka resmi.


Namun dalam beberapa pekan terakhir, kasus virus Corona dan kematian anjlok di negara itu, mendorong banyak orang percaya fase terburuk pandemi akhirnya berakhir.


Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah fenomena di mana sejumlah besar orang dalam suatu komunitas mengembangkan resistensi biologis terhadap penyakit menular, kebanyakan setelah sembuh dari suatu infeksi, sehingga membatasi penyebarannya ke seluruh populasi.


Namun para ahli berpendapat menurunnya kasus di India tidak bisa dikaitkan langsung dengan pembentukan herd immunity.


"Di India, banyak orang yang terpapar virus tersebut, dan itu mungkin menjadi alasan di balik jumlah yang menurun. Tetapi situasinya masih berbahaya," kata Samiran Panda, ahli epidemiologi.


"Jumlah pasti infeksi, atau orang dengan antibodi, masih belum jelas. Kami masih jauh untuk mencapai kekebalan kelompok," sambungnya.


V K Paul, kepala satuan tugas COVID nasional India, mengatakan negara itu membutuhkan pendekatan yang hati-hati dalam pertempurannya melawan virus. "Populasi besar masih rentan. Vaksinasi dan mengikuti protokol COVID-19 itu penting," kata Paul kepada DW.


India melaporkan kasus virus korona pertamanya pada 30 Januari 2020, dan kematian pertamanya pada pertengahan Maret. Kasus harian memuncak pada lebih dari 97.000 infeksi pada bulan September, dengan kematian rata-rata 1.000 per hari.


Sejak itu, jumlah kematian terus menurun. India telah mencatat kurang dari 84 kematian akibat virus korona dalam 24 jam terakhir. Dua negara bagian, Maharashtra dan Kerala, menyumbang 70 persen dari total kasus aktif di negara tersebut.


"Kami mungkin hampir mencapai kekebalan kelompok di beberapa kota padat penduduk, tapi pasti belum di tempat lain," ujar Shahid Jameel, ahli virologi di New Delhi.


Saat ini tantangan terbesar yang dihadapi India dan banyak negara lain di dunia adalah kemunculan varian baru COVID-19. Banyak ahli yang berpendapat kemunculan varian baru ini lebih menular sehingga berisiko meningkatkan infeksi Corona.

https://cinemamovie28.com/movies/youth-never-returns/


Peringatan WHO di Balik Penurunan Kasus COVID-19 Enam Pekan Berturut-turut


 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya tren penurunan kasus COVID-19 di seluruh dunia selama enam minggu berturut-turut. Namun WHO mengingatkan untuk tidak lengah karena ada ancaman varian baru yang lebih menular.

Berdasarkan laporan mingguan pandemi yang dirilis pada Rabu (24/2/2021), tercatat ada 2,4 juta kasus baru COVID-19 sepanjang pekan lalu. Jumlah kasus tersebut lebih rendah 11 persen dibandingkan pada pekan sebelumnya.


Selain itu, WHO juga mengatakan jumlah kematian cenderung menurun. Penurunannya sebesar 20 persen di seluruh dunia sejak pekan lalu.


Menurut laporan WHO, sejak awal pandemi, sudah ada jutaan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 yang tercatat di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan akan meningkat akibat varian baru Corona yang lebih menular, yang telah terdeteksi di berbagai negara.


"Meskipun di dunia telah melihat penurunan kasus baru terus-menerus, tapi 'apinya' tidak padam," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang dikutip dari Xinhua, Jumat (26/2/2021).


"Jika kita berhenti memerangi (virus) di bidang manapun, itu akan datang kembali," lanjutnya.


WHO menyebutkan, sebanyak 101 negara sudah mengkonfirmasi keberadaan varian baru Corona yang pertama kali ditemukan di Inggris. Sementara varian baru Corona yang ditemukan di Afrika Selatan, sudah teridentifikasi di 51 negara di dunia.


Sampai saat ini, program vaksinasi sudah mulai dilakukan di beberapa negara untuk melawan pandemi COVID-19, dengan vaksin yang telah mendapat izin penggunaan darurat dari masing-masing badan otoritas masing-masing.


Namun, dari informasi yang dirilis WHO pada 23 Februari 2021, masih ada 255 kandidat vaksin yang masih dikembangkan di seluruh dunia, 73 di antaranya masih dalam uji klinis.

https://cinemamovie28.com/movies/batman-v-superman-dawn-of-justice/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar