Rabu, 04 Desember 2019

Rambut Kemaluan Dipangkas Vs Dicukur Habis, Mana Lebih Baik?

Bicara soal menjaga kebersihan area genital, ada orang yang memilih mencukur habis rambut kemaluannya. Namun, ada pula yang hanya merapikannya. Di antara dua pilihan tersebut, mana sih yang lebih baik?

"Memang sesuai selera, kalau memang mau dipangkas habis, pastikan lakukan prosedurnya dengan baik dan bersih. Toh mau dibiarkan panjang, yang pasti tetap perhatikan kebersihannya," tegas dr Radityo Anugrah SpKK dari Bamed Skin Care saat berbincang dengan detikHealth.

Sebab, ketika tidak dijaga kebersihannya, rambut kemaluan bisa jadi tempat hingga jamur, bakteri, bahkan kutu kemaluan yang menempel di kulit dan dapat menyebabkan rambut kemaluan rontok juga gatal di area kelamin. dr Radit mengingatkan, jaga area genital tetap kering sehingga tidak lembap.

"Keringkan setelah habis mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Kalau keringetan banget dan sudah lembap, usahakan ganti celana dalamnya," kata dr Radit.

Dihubungi terpisah, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Center Denpasar lebih menyarankan agar rambut kemaluan dirapikan dan tidak terlalu panjang maupun tidak terlalu pendek. Meski memang, ini kembali lagi pada pilihan masing-masing orang.

"Kalau dicukur habis ibaratnya bisa kontak langsung ke kulit kelamin, bisa ada risiko infeksi. Sama seperti bulu mata, rambut kemaluan juga bisa jadi penghalang kotoran yang masuk," kata dr Laksmi.

Hal terpenting, jika seseorang hendak memanjangkan atau memendekkan rambut kemaluannya, tetap jaga kebersihan area genital. Rutinlah membasuh area genital dengan air bersih kemudian jaga area genital tetap kering. Jika banyak beraktivitas lalu berkeringat, usahakan mengganti celana dalam 2 sampai 4 kali.

"Kalau pada perempuan, merapikan rambut kemaluan bisa membuat tampilannya rapi, seksi, dan dia bisa merasa percaya diri," pungkas dr Laksmi.

Fakta! Rambut Kemaluan Juga Bisa Beruban Lho

Muncul uban di rambut kepala saja sudah mengagetkan. Tetapi ada yang lebih mengejutkan dari fakta ini, yaitu rambut kemaluan ternyata juga bisa beruban.

Meski demikian, pakar meyakinkan bahwa ini adalah hal yang normal. "Sama saja dengan rambut di kepala Anda. Ketika menua, rambut kemaluan Anda juga akan menipis dan memutih," terang Sejal Shah, MD, spesialis kulit dari New York.

Hanya saja Shah memastikan tiap orang mengalaminya di waktu yang berbeda-beda, sebab kemunculannya berkaitan dengan faktor gentik alias turunan. "Dan kemunculannya juga belum tentu bersamaan dengan kemunculan uban di rambut kepala," tambah Shah.

Menjawab hal ini, Wendy Askew, MD, spesialis kandungan dari Institute for Women's Health, San Antonio menambahkan, biasanya uban di kepala muncul terlebih dahulu, baru kemudian disusul oleh uban di rambut kemaluan.

Menariknya, pakar juga mengungkapkan rambut kemaluan yang memutih tidak lantas berubah warna menjadi keabuan atau putih seperti uban pada umumnya. Dengan kata lain siapapun takkan tahu jika rambut kemaluannya memutih, kecuali memang pada mereka yang mengalami gangguan kesehatan tertentu yang diketahui dapat memicu rambut kemaluan yang memutih.

Secara umum, rambut di kepala memutih karena usia, utamanya saat memasuki paruh baya. Namun bila rambut kemaluannya memutih lebih awal, ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kurang vitamin B12 atau gangguan pada kelenjar tiroid atau pituitari.

Bisa juga karena terserang penyakit kulit yang disebut vitiligo, bilamana ubannya disertai kemunculan belang-belang di kulit. Kemudian sejumlah penelitian mengungkap bila rambut di kepala memutih lebih cepat, maka aturan yang sama juga berlaku untuk rambut kemaluan.

Fakta lain tentang rambut kemaluan adalah terkait etnisitas. Sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal The Dermatologist menyebut, rambut kemaluan orang Kaukasian yang mendominasi benua Amerika dan Eropa biasanya mulai memutih di usia medio 30 tahun, sedangkan di Asia umumnya terjadi di akhir usia 30-an. Kemudian orang-orang Afro-Amerika cenderung mengalaminya di usia 40-an.

Lantas bagaimana caranya mencegah munculnya uban pada rambut kemaluan? "Karena ini biasanya berkaitan dengan genetik, sehingga sulit untuk dicegah. Paling-paling hanya bisa ditunda," ujar Shah.

Tetapi tak ada salahnya mencoba. Pertama, berhenti merokok. Merokok memang tidak terbukti memicu munculnya uban, tetapi kebiasaan ini telah lama dikaitkan dengan fenomena tersebut. Salah satu studi mengatakan, perokok berpeluang 2,5 kali lebih besar untuk memiliki uban ketimbang bukan perokok.

"Bila bukan karena rokok, mungkin Anda perlu mengonsumsi suplemen vitamin B12 atau dari sumber lain seperti iodine dan selenium. Tetapi jangan lupa untuk mengkonsultasikan dosisnya terlebih dahulu dengan dokter," pesan Shah seperti dilaporkan Women's Health.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar