Wakil Ketua DPR 2014-2019 Fahri Hamzah menanggapi keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menerima permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi menteri. Fahri Hamzah meminta Jokowi dan Prabowo mensosialisasi keputusan ini kepada rakyat.
"Sebenarnya ada persoalan yang kurang disosialisasikan oleh kebijakan penyusunan kabinet dan sebetulnya sebaiknya ini dikomunikasikan baik oleh Pak Prabowo maupun oleh Pak Jokowi bahwa maksud dari pembentukan kabinet koalisi yang disatukan ini adalah terciptanya rekonsiliasi," kata Fahri Hamzah kepada wartawan, Senin (21/10/2019).
Fahri mengaku sudah mendengar ide rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo ini sebelum mengakhiri tugasnya di DPR. Sinyal itu muncul dari revisi UU MD3 yang menyatakan pimpinan MPR 2019-2024 berjumlah 10 orang.
"Saya sudah mendengar ide ini sejak awal ketika presiden menyetujui lahirnya UU MD3 yang baru yang mengakomodir seluruh parpol dan DPD dalam wakil ketua MPR, pimpinan MPR tepatnya sebagai Majelis Permusyawaratan Rakyat sebab MPR sebenarnya lebih mencerminkan politik kenegaraan bukan politik pemerintahan," ucap Fahri.
"Itulah beda DPR DPD dan MPR. DPR dan DPD disebut Dewan itu mencerminkan politik pemerintahan yang lebih dinamis dan rutin sedangkan MPR Majelis yang mencerminkan politik kenegaraan," katanya.
Fahri mengaku memimpin rapat soal revisi UU MD3 itu. Fahri paham ada keinginan untuk rekonsiliasi, tetapi menurutnya ide ini kurang tersosialisasikan sehingga menimbulkan kehebohan.
"Tetapi belakangan ini saya merasa ide rekonsiliasi ini jarang dikomunikasikan baik pihak Pak Prabowo maupun pihak Pak Jokowi. Jadi alangkah baiknya apabila maksud baiknya adalah untuk rekonsiliasi ini harus disampaikan agar masyarakat memahami bahwa kabinet persatuan ini adalah kabinet rekonsiliasi," ucap Fahri Hamzah.
Calon Menhan, Prabowo Pernah Marahi Penonton Debat yang Ketawa soal Pertahanan
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang selama ini menjadi rival politik Jokowi, diminta Presiden menjadi menteri pertahanan. Soal urusan pertahanan ini, Prabowo pernah memarahi penonton debat yang tertawa saat dia menjelaskan soal kelemahan pertahanan Indonesia.
Sebagaimana pantauan di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Prabowo sudah datang sekitar pukul 16.15 WIB, Senin (21/10/2019). Prabowo datang mengenakan kemeja warna putih dengan celana cokelat khas seragam Gerindra. Prabowo mengungkap dia diminta membantu Jokowi di bidang pertahanan.
"Beliau izinkan saya untuk menyampaikan, saya membantu beliau diminta di bidang pertahanan," kata Prabowo usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019).
Sebelumnya, isu santer memang menyebut Prabowo akan menjadi Menhan dalam Kabinet Kerja Jokowi. Prabowo sendiri adalah orang yang punya ketertarikan pada isu pertahanan. Bahkan Prabowo sempat memarahi penonton debat capres yang tertawa ketika dia memaparkan soal kondisi pertahanan RI.
Mulanya, Prabowo menjelaskan soal adanya hal yang salah dalam paparan Jokowi mengenai teknologi pertahanan. Prabowo menyatakan ada yang salah, sekalipun itu bukan Jokowi yang salah.
"Saya bukan menyalahkan, saya berpendapat. Kekuatan pertahanan kita masih rapuh. Salah siapa? Salah nggak tahu saya (lalu terdengar suara tertawa) elite...," tutur Prabowo dalam debat di Hotel Shangri-La, Sabtu (30/3/2019).
Prabowo pun bereaksi. Dia mempertanyakan suara tawa itu. Dengan nada yang meninggi, Prabowo memarahi penonton yang tertawa.
"Jangan ketawa. Kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh kalian ketawa. Lucu ya? Kok lucu," kata Prabowo.
Usai Prabowo memarahi penonton, suasana ruang debat pun kemudian berubah sunyi. Prabowo kemudian melanjutkan paparannya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar