Sebuah broadcast viral menyebut Sentra Vaksinasi Bersama BUMN bisa melayani berbagai usia, bukan hanya lansia. Usia 40-60 tahun dilayani di pintu atau Gate B, sedangkan 40 tahun ke bawah di pintu C. Bagaimana faktanya?
Penggalan broadcast tersebut menyatakan demikian:
Vaksin nasional di Istora Senayan, Jakarta
Setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu
Pukul : 8.00 SD 16.00
KTP NON-DKI bisa juga
Lansia, pagi hari
Di bawah 60 tahun, siang hari
GO SHOW saja, tanpa daftar2
Bawa:
- KTP
- Pulpen
- Air minum
Pintu A: Usia 60 ke atas
Pintu B: 40-60
Pintu C: 40 ke bawah
Penelusuran detikcom
Berdasarkan pantauan tim detikcom, pintu atau gate B dan C Sentra Vaksinasi dikhususkan untuk karyawan BUMN. Sebagian memang berusia di bawah 40 tahun. Tetapi, jadwal vaksinnya ditentukan berdasarkan jadwal perusahaan masing-masing, bukan berdasarkan usia.
Jika tidak sesuai, peserta vaksin dari BUMN diminta untuk menunggu di luar area vaksinasi.
Hal ini dialami Rudi, karyawan BUMN dari perusahaan Pertamina. Ia dan teman-temannya diminta menunggu di luar area untuk jadwal dan info selanjutnya.
"Iya BUMN, tapi buat hari ini untuk satu perusahaan dulu. Umur sih waktu di dalam nggak dipisah jadi langsung masuk aja," ujar Rudi saat ditemui detikcom di Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di Istora Senayan, Sabtu (13/3/2021).
https://maymovie98.com/movies/this-perfect-day/
Perjuangan Lansia Dapat Vaksin Corona, Sempat Sebulan Tanpa Kepastian
Setiawan Benyamin (64), salah satu lansia asal Rajawali Timur, Kota Bandung akhirnya mendapatkan vaksinasi COVID-19 setelah penantian tak pasti dari salah satu fasilitas kesehatan.
Setiawan mengatakan, awalnya ia mendaftar secara mandiri ke sebuah puskesmas. Namun hampir melewati satu bulan, ia tak mendapatkan kepastian kapan akan menerima vaksinasi atau tahapan registrasi vaksinasi.
"Kalo pertama kali mau daftar itu sebetulnya ke puskesmas, tapi terlalu lama sekali tidak ada panggilan yah hampir satu bulan. Ke puskesmas daftar sendiri dan memang mungkin terlalu banyak saya enggak faham," ujar Setiawan kepada detikcom, Sabtu (13/3/2021).
Hingga akhirnya, kata dia, anak semata wayangnya yang bekerja sebagai asisten dosen di Universitas Katholik Parahyangan (Unpar) mengabarkan adanya vaksinasi massal bagi lansia.
"Dan ketika anak ngabarin yaudah sama anak didaftarin. Saya pikir ini lebih enak, cepat, dan efisien. Daftar dan langsung divaksinasi," ujarnya.
Dia mengatakan, pada saat mengikuti proses vaksinasi, ia tak mengalami keluhan apapun. Pihaknya sudah mengantisipasi dengan persiapan yang matang mulai dari cek kesehatan pribadi, sarapan untuk memenuhi energi dan istirahat yang cukup.
"Tadi pun enggak ada penyakit yang ditanyakan di sini (kertas formulir) kaya diabetes, hipertensi, ginjal, stroke, atau apa pun itu enggak ada. Sehat-sehat," tuturnya.
Di saat penyuntikan pun, Setiawan bersama istrinya Irenewati tidak mengalami nyeri atau efek samping yang berarti.
"Enggak, tidak ada perasaan apa-apa atau nyeri. Karena ini bukan sesuatu yang menakutkan saya rasa. Ini kan divaksin harus menimbulkan SKT (Sistem Kekebalan Tubuh) nya dan mungkin hanya itu saja jadi kami siap divaksin," imbuhnya.
Setelah mendapatkan vaksinasi, Setiawan pun diberikan kertas bukti sebagai penerima vaksin lansia tahap kesatu. Ia dijadwalkan kembali untuk menerima vaksin tahap kedua pada 20 April 2021 atau 28 hari setelah vaksinasi kesatu.
Sekedar diketahui, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpar menggelar vaksinasi massal bagi lansia. Kegiatan tersebut merupakan buah kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Universitas Parahyangan, dan RS Santo Borromeus.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mempercepat proses pelaksanaan vaksinasi di Kota Bandung yang saat ini berjumlah 2,5 juta penduduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar