Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk secara yakin bisa mengesampingkan bahwa virus Corona muncul dari laboratorium di Wuhan.
Tedros mengatakan bahwa meskipun kebocoran laboratorium adalah penyebab yang paling kecil kemungkinannya, diperlukan lebih banyak penelitian untuk 100 persen yakin atas hipotesis tersebut.
"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan pakar spesialis, yang siap saya terapkan," kata Tedros dalam konferensi pers Report of the International Team Studying the Origins of SARS-CoV-2, Selasa (30/2/2021).
China belum menanggapi pernyataan terbaru WHO mengenai hal tersebut. Sejak awal, Beijing selalu menepis tuduhan kebocoran virus dari laboratorium di Wuhan.
Untuk menelusuri asal usul virus Corona, tim ahli WHO juga mengunjungi beberapa laboratorium di Wuhan dan mempertimbangkan kemungkinan virus masuk ke populasi manusia akibat insiden laboratorium.
Dalam kesempatan tersebut, Tedros juga menyampaikan bahwa akan mempertimbangkan studi lebih lanjut untuk mempelajari temuan kasus awal, melacak hewan yang dijual di pasar Wuhan, dan mempelajari kembali mengenai inang dan perantara hewan yang potensial.
"Menemukan asal virus membutuhkan waktu dan kami berhutang kepada dunia untuk menemukan sumbernya sehingga kita dapat bersama-sama mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terjadinya hal ini lagi," pungkas Tedros.
https://maymovie98.com/movies/second-chance-4/
Luhut Targetkan Herd Immunity di Bali Terbentuk Juli 2021
Melihat target vaksinasi COVID-19 'ngebut' di Bali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi herd immunity di Bali tercapai pada Juli 2021. Dengan harapan, pintu masuk untuk wisatawan asing bisa segera dibuka kembali.
Ia menyebut pandemi COVID-19 yang sudah melanda Indonesia selama 14 bulan berdampak kuat pada sektor ekonomi pariwisata.
Hingga kini sesuai peraturan terkait penanganan pandemi, wisatawan asing masih dilarang masuk ke Indonesia, tidak terkecuali destinasi wisata Bali.
"Tapi peraturan itu lagi kita evaluasi karena sekarang ini kita upayakan sampai bulan depan kita sudah bisa melakukan vaksinasi kepada 1,8 juta orang atau dekat 2 juta dan bulan April sampai Mei kita bisa tambah 1 juta orang sehingga bulan Juli harapan kami sudah terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) dan Bali jadi green zone," ujar Luhut dalam rilis pers, dikutip Rabu (31/3/2021).
Dalam kesempatan sebelumnya Luhut menyebut, jika penggencaran vaksinasi secara efektif diseimbangi pembatasan perjalanan ke Bali pada periode libur Mei mendatang, Bali berpotensi besar menggaet status zona hijau dalam kurun waktu 4 bulan mendatang.
"Bali ini kita harapkan bisa menjadi green zone. Memang tidak boleh lihat Indonesia itu langsung makro. Lihat mikro-mikro saja per kepulauan, per daerah," ujarnya dalam jumpa pers virtual, Jumat (26/3/2021).
Turut hadir dalam jumpa pers, Gubernur Bali Wayan Koster berharap sebanyak 2,5 hingga 4,5 juta penduduk Bali sudah disuntik vaksin COVID-19 per Juli 2021.
Pihaknya telah menyiapkan tiga zona hijau yang diplot sebagai area bebas COVID-19 yakni Ubud, Nusa Dua, dan Sanur. Ditargetkan, ketiga daerah tersebut beres pada April 2021. Tak lain, agar pada bulan Juli Bali sudah bisa menerima kembali kunjungan wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar