Setelah meluncurkan sederet ponsel entry level di Indonesia, Realme sudah menyiapkan kejutan selanjutnya yaitu Realme 8 series. Realme juga sudah menjadwalkan event khusus pada 7 April mendatang untuk menyambut kedatangan lini ponsel ini.
"Ini bakal besar, bakal menarik, bakal benar-benar bikin penasaran karena kita sudah menyiapkan 'Better 108 MP Experience' di 7 April," kata PR Manager Realme Indonesia Krisva Angnieszca seusai peluncuran Realme C21 dan C25, Selasa (23/3/2021).
Pengalaman 108 MP yang dimaksud Krisva tentu merujuk pada kamera 108 MP yang pertama kali akan dikenalkan di Realme 8 Pro. Kamera ini menggunakan sensor ISOCELL HM2 milik Samsung yang mendukung pixel binning 9-in-1 dan lossless zoom 3x.
Realme juga sudah mengungkap keunggulan kamera ini termasuk in-sensor zoom, starry mode generasi terbaru yang bisa dipakai untuk merekam video timelapse, dan tilt-shift mode yang bisa menghasilkan foto dan video bernuansa miniatur.
Saat ini belum banyak yang diketahui tentang Realme 8 dan Realme 8 Pro. Berdasarkan bocoran yang beredar, kedua ponsel ini akan menjadi ponsel mid-range pertama dari Realme yang menggunakan display AMOLED.
CEO Realme Madhav Sheth juga secara langsung memberikan bocoran spesifikasi Realme 8 seperti chipset MediaTek Helio G95, baterai 5.000 dengan Dart Charge 30W, dan kamera 64 MP.
Sementara itu Realme 8 Pro akan mengusung kamera 108 MP dan mendukung pengisian cepat SuperDart 50W yang bisa mengisi baterai hingga penuh dalam waktu 47 menit. Kedua ponsel ini akan menjalankan Realme UI 2.0 berbasis Android 11.
https://trimay98.com/movies/walk-the-walk/
Operator yang Ingkar Komitmen Pembangunan Harus Diberi Sanksi
Masih banyaknya daerah di Indonesia yang belum mendapat layanan telekomunikasi disesalkan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Menurutnya, komitmen pembangunan operator telekomunikasi di daerah non komersial masih terbilang lambat.
Padahal ketika mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular secara nasional, para operator tersebut telah berjanji untuk membangun infrastruktur telekomunikasi selular di seluruh daerah, termasuk di daerah yang non komersial.
Sejauh ini, masih ada 12 ribuan desa dan kelurahan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) belum menikmati layanan internet. Dari jumlah tersebut, 9 ribuan desa dan kelurahan merupakan daerah Universal Service Obligation (USO).
Sementara 3 ribuan sisanya adalah daerah non 3T yang seharusnya menjadi kewajiban 6 operator telekomunikasi pemegang izin bergerak seluler. Padahal ketika mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular secara nasional, para operator tersebut telah berjanji untuk membangun infrastruktur telekomunikasi selular di seluruh daerah, termasuk di daerah yang non komersial.
"Berbagai alasan kerap diutarakan operator untuk tidak memenuhi komitmen pembangunannya. Dahulu isu tidak adanya backbone dipakai untuk menghindari komitmen pembangunan. Namun kini dengan tersedianya Palapa Ring Paket Timur, Tengah, dan Barat, seharusnya tidak ada alasan bagi operator telekomunikasi untuk tidak membangun di 3.435 desa tersebut," ujar Agus.
"Padahal di saat pandemi Covid-19, seluruh daerah membutuhkan layanan telekomunikasi untuk melakukan kegiatan daring seperti pembelajaran jarak jauh dan bekerja dari rumah," tambahnya.
Agus meminta agar Kementerian Kominfo dapat bertindak tegas terhadap operator telekomunikasi yang 'malas' membangun di 3.435 daerah non komersial tersebut. Termasuk menagih janji investasi dan pembangunan jaringan yang telah disampaikan operator telekomunikasi ketika mendapatkan izin.
"Saya meminta Menkominfo dapat lebih tegas kepada operator telekomunikasi. Tagih saja janji-janji mereka sewaktu ketika mengajukan izin. Komitmen pembangunan merupakan kewajiban operator telekomunikasi ketika mereka mendapatkan izin. Saat ini kebutuhan akan layanan data sangat tinggi. Seharusnya itu menguntungkan investor asing pemilik operator telekomunikasi tersebut," terang Agus.
https://trimay98.com/movies/the-fits/
Setelah meluncurkan sederet ponsel entry level di Indonesia, Realme sudah menyiapkan kejutan selanjutnya yaitu Realme 8 series. Realme juga sudah menjadwalkan event khusus pada 7 April mendatang untuk menyambut kedatangan lini ponsel ini.
"Ini bakal besar, bakal menarik, bakal benar-benar bikin penasaran karena kita sudah menyiapkan 'Better 108 MP Experience' di 7 April," kata PR Manager Realme Indonesia Krisva Angnieszca seusai peluncuran Realme C21 dan C25, Selasa (23/3/2021).
Pengalaman 108 MP yang dimaksud Krisva tentu merujuk pada kamera 108 MP yang pertama kali akan dikenalkan di Realme 8 Pro. Kamera ini menggunakan sensor ISOCELL HM2 milik Samsung yang mendukung pixel binning 9-in-1 dan lossless zoom 3x.
Realme juga sudah mengungkap keunggulan kamera ini termasuk in-sensor zoom, starry mode generasi terbaru yang bisa dipakai untuk merekam video timelapse, dan tilt-shift mode yang bisa menghasilkan foto dan video bernuansa miniatur.
Saat ini belum banyak yang diketahui tentang Realme 8 dan Realme 8 Pro. Berdasarkan bocoran yang beredar, kedua ponsel ini akan menjadi ponsel mid-range pertama dari Realme yang menggunakan display AMOLED.
CEO Realme Madhav Sheth juga secara langsung memberikan bocoran spesifikasi Realme 8 seperti chipset MediaTek Helio G95, baterai 5.000 dengan Dart Charge 30W, dan kamera 64 MP.
Sementara itu Realme 8 Pro akan mengusung kamera 108 MP dan mendukung pengisian cepat SuperDart 50W yang bisa mengisi baterai hingga penuh dalam waktu 47 menit. Kedua ponsel ini akan menjalankan Realme UI 2.0 berbasis Android 11.
https://trimay98.com/movies/walk-the-walk/
Operator yang Ingkar Komitmen Pembangunan Harus Diberi Sanksi
Masih banyaknya daerah di Indonesia yang belum mendapat layanan telekomunikasi disesalkan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Menurutnya, komitmen pembangunan operator telekomunikasi di daerah non komersial masih terbilang lambat.
Padahal ketika mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular secara nasional, para operator tersebut telah berjanji untuk membangun infrastruktur telekomunikasi selular di seluruh daerah, termasuk di daerah yang non komersial.
Sejauh ini, masih ada 12 ribuan desa dan kelurahan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) belum menikmati layanan internet. Dari jumlah tersebut, 9 ribuan desa dan kelurahan merupakan daerah Universal Service Obligation (USO).
Sementara 3 ribuan sisanya adalah daerah non 3T yang seharusnya menjadi kewajiban 6 operator telekomunikasi pemegang izin bergerak seluler. Padahal ketika mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular secara nasional, para operator tersebut telah berjanji untuk membangun infrastruktur telekomunikasi selular di seluruh daerah, termasuk di daerah yang non komersial.
"Berbagai alasan kerap diutarakan operator untuk tidak memenuhi komitmen pembangunannya. Dahulu isu tidak adanya backbone dipakai untuk menghindari komitmen pembangunan. Namun kini dengan tersedianya Palapa Ring Paket Timur, Tengah, dan Barat, seharusnya tidak ada alasan bagi operator telekomunikasi untuk tidak membangun di 3.435 desa tersebut," ujar Agus.
"Padahal di saat pandemi Covid-19, seluruh daerah membutuhkan layanan telekomunikasi untuk melakukan kegiatan daring seperti pembelajaran jarak jauh dan bekerja dari rumah," tambahnya.
Agus meminta agar Kementerian Kominfo dapat bertindak tegas terhadap operator telekomunikasi yang 'malas' membangun di 3.435 daerah non komersial tersebut. Termasuk menagih janji investasi dan pembangunan jaringan yang telah disampaikan operator telekomunikasi ketika mendapatkan izin.
"Saya meminta Menkominfo dapat lebih tegas kepada operator telekomunikasi. Tagih saja janji-janji mereka sewaktu ketika mengajukan izin. Komitmen pembangunan merupakan kewajiban operator telekomunikasi ketika mereka mendapatkan izin. Saat ini kebutuhan akan layanan data sangat tinggi. Seharusnya itu menguntungkan investor asing pemilik operator telekomunikasi tersebut," terang Agus.
https://trimay98.com/movies/the-fits/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar