Pebalap MotoGP Valentino Rossi dinyatakan positif virus Corona COVID-19. Awalnya, The Doctor -- julukan Rossi -- mengalami keluhan demam ringan lalu tesnya menunjukkan hasil positif.
Rossi menjalani 2 kali tes dengan hasil berbeda. Tes pertama menunjukkan hasil negatif, namun yang kedua hasilnya positif COVID-19. Ia kini menjalani isolasi di Le Mans, Prancis, dan harus absen di MotoGP Aragon.
Dikutip dari GPone, Yamaha mengumumkan bahwa Rossi tidak berkontak dengan anggota timnya maupun para rider di VR46 Riders Academy. Lalu siapa saja yang kemungkinan terlibat kontak dekat dengan Rossi? Berikut rangkumannya.
Minggu 11 oktober, Rossi meninggalkan sirkuit le Mans dan kembali ke rumahnya di Tavullia.
Selasa 13 Oktober, Rossi menjalani tes PCR (Polymerase Chain Reaction) alias tes swab. Hasilnya keluar keesokan harinya, Rossi dinyatakan negatif.
Rabu 14 Oktober, Rossi merasa sehat dan berlatih di rumah tanpa gejala maupun keluhan.
Kamis 15 Oktober, Rossi bangun pagi dan merasa tidak sehat. Ia agak demam dan memanggil dokter. Ia menjalani 2 tes, salah satunya menunjukkan hasil negatif.
Minggu malam 11 Oktober hingga 15 Oktober, Rossi dipastikan tidak terlibat kontak dengan siapapun, termasuk para rider dari VR46 Academy.
Kondisi Rossi kini dimonitor dengan hati-hati oleh tim medis di Tavullia. Perkembangannya akan dipantau setiap hari.
https://nonton08.com/a-woman-who-wasnt-loved/
4 Sindrom di Balik Gejala 'Long COVID' yang Dialami Pasien Corona
Beberapa pasien virus Corona COVID-19 mengeluhkan gejala berkepanjangan yang tak hilang bahkan sampai berbulan-bulan. Kondisi ini dikenal sebagai 'Long COVID'.
Rasa letih, sesak napas, nyeri otot, dan juga gangguan irama jantung, kerap kali masih dirasakan oleh pasien COVID-19 hingga berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh. Kondisi ini dinilai memberikan dampak psikologis jika tidak tertangani.
Para ilmuwan dari National Institute for Health Research baru-baru ini mengungkap beberapa kemungkinan penyebabnya. Mereka mengelompokkannya menjadi 4 sindrom sebagai berikut:
permanent organ damage to the lungs and heart
post-intensive-care syndrome
post-viral fatigue syndrome
continuing COVID-19 symptoms.
Berbagai gejala yang menetap dalam waktu lama tersebut umumnya dialami pasien COVID-19 yang dirawat lama di rumah sakit. Namun diyakini, dialami juga oleh sebagian pasien yang hanya mengalami keluhan ringan.
"Makin jelas bahwa bagi beberapa orang, infeksi COVID-19 merupakan penyakit jangka panjang," tulis para ilmuwan dalam laporannya, dikutip dari BBC, Jumat (16/10/2020).
Terbaru Vaksin COVID-19 Biofarma untuk Indonesia, Halal atau Haram?
Bio Farma resmi menjadi salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for COVID-19. Pada 15 September lalu, Bio Farma melakukan penilaian due diligence terkait vaksin COVID-19.
"Pengembang vaksin COVID-19 ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal mandiri. CEPI mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma salah satunya," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (15/10/2020).
Produksi vaksin COVID-19 Bio Farma akan dimulai pada kuartal empat 2021 dan kuartal satu 2022. Fasilitas Bio Farma yang akan digunakan CEPI nantinya untuk memproduksi vaksin COVID-19 multiplarform 100 juta dosis per tahun.
Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI) bersama badan kesehatan dunia WHO dan Gavi membentuk COVID-19 Vaccine Global Access (Covax). Dikutip dari situs CEPI, Covax memastikan vaksin COVID-19 terdistribusi rata ke seluruh dunia.
Covax juga menyediakan akses pada berbagai kandidat vaksin COVID untuk semua negara. Saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang bekerja sama dengan Covax, dengan beberapa sudah memasuki tahap 3.
Vaksin COVID-19 tahap 3 yang bekerja sama dengan CEPI adalah:
1. Moderna
CEPI menjalin kerja sama dengan Moderna pada Januari 2020 untuk mengembangkan kandidat vaksin COVID-19 mRNA-1273.
2. AstraZeneca
Universitas Oxford menggunakan teknologi vektor ChAdOx1 untuk menghasilkan AstraZeneca. Teknologi ini pernah digunakan untuk memproduksi kandidat vaksin lain menghadapi berbagai penyakit.
Selain dengan CEPI, masih ada empat vaksin COVID-19 lainnya yang telah memasuki uji klinis tahap 3. Pada tahap ini, uji bersifat membandingkan keamanan dan efektivitas terapi atau pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar