Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Widyastuti mengatakan peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 yang sembuh di Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama dari tiga provinsi terbesar bersama Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.
Berdasarkan data per 1 Oktober 2020, sudah ada 61.321 pasien yang telah dinyatakan sembuh dari 74.368 orang yang terkonfirmasi positif penyakit tersebut di DKI Jakarta. Sementara jumlah total pasien sembuh secara nasional kini mencapai 218.487 kasus.
"Peningkatan pasien sembuh ini berkat kerja sama masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta dalam menerapkan perubahan perilaku masyarakat terkait memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (2/10/2020).
Oleh karena itu, dr. Widyastuti menekankan kepada masyarakat agar selalu menerapkan perilaku hidup bersih. Sebab kunci meningkatnya kesembuhan pasien COVID-19 ada pada perubahan perilaku dalam menjaga kebersihan diri di sekitar.
"Tingkat kesembuhan tadi itu partisipasi masyarakat yang perlu dijaga tetap sehat," imbuhnya dalam talkshow bertema 'Update Kesembuhan COVID-19: Tingkat Kesembuhan Makin Tinggi' di Gedung BNPB Jakarta.
Ia menyatakan pemerintah DKI menyiapkan tiga wisma untuk menampung pasien positif COVID-19 tanpa gejala atau OTG. Selain itu pihaknya bekerjasama dengan pemerintah pusat dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membuka tiga hotel di Jakarta yang juga khusus pasien OTG.
"Kita tidak ingin ada yang sakit lagi. Satu sisi tempatnya disiapkan, tapi perubahan perilaku tetap kita tekankan," ujarnya.
Lebih lanjut, dr Widyastuti menekankan pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan swasta tentang manajemen pasien. Rumah sakit yang menjadi tempat pasien dapat pembekalan khusus, termasuk psikososial. Ia menyebut pandemi ini relatif baru sehingga psikososial harus dikedepankan.
"Yang sakit yakin cepat sembuh dan keluarga ikut menjaga kondisi lingkungan, termasuk tenaga kesehatan untuk jaminan sosial," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Operasional RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Kolonel CKM dr. Stephanus Dony mengatakan seminggu ini ada penurunan walau belum signifikan. Pasien yang datang lebih banyak dari pasien dipulangkan dengan gejala ringan dan sedang.
Secara kumulatif ada 13 ribu lebih sudah sembuh dan 10 ribu lebih di atas 70 persen. "Ini sangat berpengaruh dari pola perilaku yang diberikan," pungkasnya.
https://nonton08.com/cold-eyes/
Amankah Trump dari Komplikasi COVID-19? Ini Sekilas Riwayat Rekam Medisnya
Presiden AS Donald Trump positif COVID-19. Seperti yang diketahui, Trump kerap kali meremehkan bahaya virus Corona.
Pada beberapa pasien, infeksi COVID-19 tidak mengembangkan gejala serius dan mereka bisa sembuh dalam waktu beberapa hari. Namun tidak sedikit pula yang akhirnya mengalami gejala berat atau komplikasi COVID-19.
Ada beberapa alasan Trump berisiko mengalami dampak fatal akibat COVID-19. Pertama, dari segi usia, Trump masuk dalam kelompok dengan risiko tinggi. Kedua, menurut statistik, lebih banyak pria yang akhirnya mengalami komplikasi COVID-19 dibandingkan wanita.
Dalam rekam jejak medisnya, pada pemeriksaan fisik tahunan yang dilakukan Gedung Putih pada awal Juni lalu menunjukkan Trump, yang saat ini berusia 74 tahun, memiliki berat badan 226 pound atau sekitar 110 kg, tinggi badan sekitar 190 cm, tekanan darah 121/79 mmHG dan denyut jantung 63 kali/menit.
Dibandingkan tahun lalu, berat badan Trump naik satu pon atau sekitar 0,45 kg yang memberikan Indeks Massa Tubuh sebesar 30,5, yang berarti, secara teknis, Trump masuk ke kriteria 'obesitas'. Kadar kolesterol Trump disebut menurun, dari 196 ke 167.
Setelah pemeriksaan fisik, dr Sanjay Gupta dari CNN melaporkan Trump memiliki risiko mengalami penyakit jantung. Dokter pribadi Trump saat itu merekomendasikan untuk meningkatkan dosis obat penurun kolesterol dan perubahan gaya hidup. Tanpa perubahan tersebut, Trump berisiko mengalami penyakit jantung dalam 3-5 tahun ke depan.
Tahun lalu, dokter pribadinya menyarankan untuk menurunkan berat badan beberapa kilogram dan berolahraga lebih banyak. Namun, seperti yang dilaporkan CNN, Trump tidak mengikuti perintah dokter.
"Presiden menerima diet dan rencana olahraga tahun lalu setelah pemeriksaan fisik tahunannya, tetapi Presiden mengakui dia tidak mengikutinya," kata Hogan Gidley, wakil sekretaris pers Gedung Putih, kepada CNN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar