Pemerintah melaporkan 4.301 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Sabtu (17/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 357.762 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 974 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 500 kasus baru per 17 Oktober.
Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 4.048 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 84 orang.
Berikut detail sebaran 4.301 kasus baru Corona di Indonesia pada Sabtu (17/10/2020):
DKI Jakarta: 974 kasus
Jawa Barat: 500 kasus
Sumatera Barat: 450 kasus
Jawa Tengah: 416 kasus
Riau: 256 kasus
Jawa Timur: 238 kasus
Kalimantan Timur: 197 kasus
Aceh: 182 kasus
Banten: 127 kasus
Papua Barat: 112 kasus
Bali: 92 kasus
Sumatera Utara: 86 kasus
Sulawesi Tenggara: 73 kasus
Kalimantan Selatan: 71 kasus
Papua: 69 kasus
Sulawesi Selatan: 66 kasus
Sulawesi Tengah: 51 kasus
Sumatera Selatan: 46 kasus
Maluku: 42 kasus
Kalimantan Tengah: 36 kasus
Lampung: 35 kasus
Kalimantan Barat: 31 kasus
Sulawesi Utara: 29 kasus
NTB: 27 kasus
Jambi: 26 kasus
DI Yogyakarta: 24 kasus
Bengkulu: 23 kasus
Bangka Belitung: 11 kasus
Sulawesi Barat: 5 kasus
Kalimantan Utara: 4 kasus
NTT: 2 kasus
https://kamumovie28.com/age-of-ice-2/
Uji Coba Vaksin Corona di Indonesia, Sudah Sampai Mana Kelanjutannya?
Salah satu kandidat vaksin COVID-19 tengah menjalani uji klinis fase III di Bandung, Jawa Barat. Sudah sampai mana perkembangan terkini uji tersebut?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Jumat (16/10/2020) telah melakukan inspeksi pelaksanaan uji klinis vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda dan Puskesmas Dago, Bandung. Sebelumnya, inspeksi juga telah dilakukan di seluruh senter uji pada 8-9 September.
"Hasil inspeksi menunjukkan tidak ada temuan yang bersifat kritikal," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam rilisnya, Sabtu (17/10/2020).
Saat ini, uji klinis vaksin Sinovac telah memasuki tahap rekrutmen subjek terakhir i Indonesia. Selanjutnya, akan dilakukan pengamatan efikasi atau khasiat serta keamanan vaksin.
"Sejauh ini tidak ditemukan adanya reaksi yang berlebihan atau Serious Adverse Event, hanya reaksi ringan seperti umumnya pemberian imunisasi," kata Penny.
BPOM akan melakukan monitoring secra berkala untuk mendapatkan data khasiat dan keamanan vaksin secara lengkap. Data tersebut dibutuhkan dalam pemberian izin penggunaan dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).
Golongan O Disebut 'Kebal' COVID-19, Bisakah Ganti Golongan Darah?
Berbagai penelitian menyebut golongan darah O punya berbagai keistimewaan. Terbaru, golongan darah ini disebut-sebut lebih terlindungi dari komplikasi virus Corona COVID-19.
Mengingat belum ada obat yang terbukti manjur untuk mengobati COVID-19, keistimewaan ini tentu bikin iri pemilik golongan darah lainnya. Muncul pertanyaan, bisakah seseorang mengubah golongan darah?
Berbagai upaya telah dilakukan oleh para ilmuwan untuk mewujudkan hal tersebut. Pada 2015, ilmuwan dari University of British Columbia di Kanada menggunakan bakteri untuk mengubah golongan darah A dan B menjadi 'mirip' O.
Para ilmuwan menggunakan enzim 98 glycoside hydrolase yang diekstrak dari bakteri Streptococcus pneumoniae. Hasilnya, enzim tersebut mampu memotong dan memodifikasi antigen dalam darah menjadi lebih mirip golongan darah O.
Tentu saja ada keterbatasannya. Dikutip dari Popular Science, golongan darah yang dihasilkan bagaimanapun tidak benar-benar berubah menjadi O. Namun setidaknya, ada harapan untuk terus dikembangkan hingga sesuai harapan suatu saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar