Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartanto menyebut pemerintah sudah menyiapkan skenario untuk pengadaan vaksin COVID-19 sebagai langkah mengakhiri pandemi.
Saat ini Indonesia sudah mengamankan sekitar 160 juta dosis vaksin yang dikembangkan beberapa negara. Skema pemberian vaksin telah ditentukan dan dilakukan secara bertahap.
"Pemberian vaksin bertahap sampai tahun 2022, persiapan tengah dilakukan," kata Airlangga dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube dan ditulis Selasa (13/10/2020).
Airlangga menyebut pemerintah menyiapkan penerima vaksin berdasarkan prioritas. Pertama terdiri dari tenaga medis, paramedis, pelayanan kesehatan, TNI/Polri dan aparat hukum yang jumlahnya sekitar 3,5 juta dosis.
Selanjutnya tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat daerah, yang jumlahnya sekitar 5 juta orang. Setelah itu disusul oleh tenaga pendidik yang terdiri dari guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan dosen perguruan tinggi swasta maupun negeri dengan total 4,3 juta dosis.
"Aparat pemerintah pusat, daerah, legislatif, 2,3 juta (dosis). Penerima bantuan pembayaran iuran BPJS yang jumlahnya sebesar 96 juta. Semuanya itu totalnya 102 juta dan masyarakat yang usia 15 sampai 59 tahun, totalnya ada 160 juta," jelas Airlangga.
Total sekitar 160 juta orang masuk prioritas pemberian vaksin COVDI-19 sehingga dibutuhkan 320 juta dosis vaksin dengan skema dua kali suntikan.
"Seluruhnya (penyuntikan vaksin) dikontrol oleh Kementerian Kesehatan dan Bio Farma," ungkapnya.
https://cinemamovie28.com/gantz/
50 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Oxford Siap Berangkat ke Indonesia
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang menjemput 50 juta dosis vaksin COVID-19, yakni vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca PLC.
AstraZeneca PLC merupakan perusahaan farmasi berbasis di Inggris yang merupakan hasil merger antara perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania Zeneca
"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta dan 50 juta (dosis vaksin). Sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, dan BUMN untuk mempersiapkan 50 juta yang diorder pertama dan dibayar berbasis pada Bio Farma yang mengadakan," papar Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Hingga akhir kuartal keempat, Airlangga mengatakan pemerintah tengah berupaya mendatangkan 271,3 juta dosis vaksin COVID-19. Dan tahun ini pemerintah mengharapkan 30 juta vaksin yang disiapkan. Selain AstraZeneca, pemerintah menjalin kerja sama dengan China untuk penyediaan vaksin Sinovac dan Cansino.
Airlangga menyebut pemerintah menyiapkan penerima vaksin berdasarkan prioritas. Pertama terdiri dari tenaga medis, paramedis, pelayanan kesehatan, TNI/Polri dan aparat hukum yang jumlahnya sekitar 3,5 juta dosis.
Selanjutnya tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat daerah, yang jumlahnya sekitar 5 juta orang. Setelah itu disusul oleh tenaga pendidik yang terdiri dari guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan dosen perguruan tinggi swasta maupun negeri dengan total 4,3 juta dosis.
"Aparat pemerintah pusat, daerah, legislatif, 2,3 juta (dosis). Penerima bantuan pembayaran iuran BPJS yang jumlahnya sebesar 96 juta. Semuanya itu totalnya 102 juta dan masyarakat yang usia 15 sampai 59 tahun, totalnya ada 160 juta," pungkas Airlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar