Fenomena 'long Covid' kini semakin banyak ditemukan pada pasien yang positif terinfeksi virus Corona. Gejala yang dirasakan seperti batuk yang berkepanjangan, sesak napas, hingga kecemasan.
Sebanyak 75 persen pasien COVID-19 di dunia yang sudah sembuh bisa mengalami 'long Covid' ini. Terkait itu, sebuah studi baru menunjukkan bahwa sebanyak 10 persen pasien COVID-19 anak-anak juga bisa mengalaminya.
Kasus ini diketahui terjadi pada anak berusia 12 tahun. Anak bernama Maggie ini menceritakan dirinya tertular Corona dari orang tuanya, dan merasakan gejala yang menetap.
"Rasanya seperti seekor gajah duduk di dada saya... Sulit untuk menarik napas dalam-dalam. Saya selalu mual, saya tidak ingin makan, saya sangat pusing saat berdiri atau bahkan hanya berbaring," jelas Maggie saat wawancara dengan New York Times, yang dikutip dari Times of India, Selasa (27/10/2020).
Kasus lainnya juga dialami Eli Lipman yang berusia 9 tahun. Ia tertular virus dari ayahnya, dan gejala COVID-19 masih bisa ia rasakan selama lima bulan
"Ini masalah besar dan akan menyakitkan. Lima bulan sebelumnya, saya merasa seperti akan mati. Saya merasa sangat lelah, tidak bisa bangun dan tidak ingin melakukan apa pun," kata Lipman.
"Namun, sekarang saya sudah merasa lebih baik dan merasa lebih energik," imbuhnya.
Orang dewasa maupun anak-anak membutuhkan tingkat perawatan yang sama pasca COVID-19. Bahkan perawatan terkait 'long Covid' mungkin membutuhkan waktu hingga seumur hidup.
Salah satu gejala COVID-19 yang paling mencolok terjadi pada anak-anak adalah Sindrom Peradangan Multisistem, yang menghasilkan respons kekebalan yang kuat.
Selain itu, bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa sebagian anak-anak, termasuk kejang, nyeri yang menyiksa, demam berulang, gangguan kognitif, dan gangguan pernapasan. Tetapi, komplikasi ini masih jarang ditemukan.
https://nonton08.com/step-mother-2-be-her-man/
Jadi Vegan Belum Tentu Bebas Kolesterol, Serius?
Vegetarian sering dikenal sebagai pola gaya hidup sehat. Para penganut vegetarian hanya memakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Mereka biasanya menghindari daging atau makanan yang bersumber dari hewan.
Seperti yang diketahui oleh banyak orang, daging merah merupakan salah satu sumber kolesterol. Sehingga banyak orang yang mengira seorang vegetarian yang tidak mengkonsumsi daging akan terbebas dari kolesterol.
Padahal sebenarnya tidak juga. Seorang vegetarian masih memiliki risiko kolesterol tinggi. Melansir Women's Health dan beberapa sumber lain, berikut alasan vegetarian juga bisa terkena kolesterol tinggi.
1. Minyak Kelapa
Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng makanan bisa menjadi sumber lemak jenuh dan membuat kadar kolesterol naik. Kamu bisa mengganti makanan goreng-gorengan tersebut dengan makanan yang direbus atau dibakar.
2. Mentega
Begitu juga dengan mentega, vegetarian juga tidak memiliki halangan dalam mengkonsumsi mentega. Mentega biasanya terkandung di dalam kue, pop corn, hingga biskuit camilan. Nah, dari makanan-makanan tersebut jika dikonsumsi berlebihan akan menjadi cikal bakal kolesterol tinggi.
3. Santan
Santan berguna untuk menambah cita rasa dalam masakan. Misalnya pada menu lontong sayur. Meskipun namanya sayur, tapi ada santan di dalamnya yang menjadi sumber kolesterol, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka bisa meningkatkan kadar kolesterol.
Kolesterol memang tak bisa dihindari, kendati kamu adalah seorang vegetarian. Bahkan, makanan berkolesterol juga tidak perlu dihindari, tapi harus dikontrol asupan dan kadarnya agar bisa bermanfaat bagi tubuh.
Sebab, jika tidak dikontrol dan kadar kolesterol menjadi terlalu tinggi, maka hal itu bisa meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Pasti kamu nggak mau, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar