Normalnya, sperma memiliki bau mirip klorin. Namun ada banyak faktor yang mempengaruhi variasi baunya, termasuk kondisi kesehatan.
Ketika kondisi tubuh sedang tidak sehat, bau sperma cenderung berubah. Perubahan yang terjadi bisa memperkirakan ada masalah apa dengan kesehatan seorang pria.
Contohnya bau amis, yang normalnya tidak tercium pada sperma. Jika bau ini tercium, maka kemungkinan ada infeksi yang terjadi di sekitar organ intim para pria.
Dikutip dari laman Medical News Today, berikut macam-macam bau sperma yang tak sehat:
1. Bau menyengat
Sperma juga bisa berbau sangat menyengat. Hal ini bisa disebabkan karena bakteri dan kuman yang ada di sekitar penis.
Jika sperma berbau busuk dan menyengat ini makin memburuk, itu bisa menjadi tanda dari infeksi atau penyakit menular seksual.
2. Beraroma manis
Normalnya, sperma bisa memiliki bau yang sedikit manis. Tetapi, jika bau itu sangat manis bisa menjadi tanda-tanda dini dari penyakit diabetes.
Sebuah studi menunjukkan, pria yang mengidap diabetes mungkin memiliki lebih banyak gula di dalam sperma mereka. Inilah yang menghasilkan bau yang lebih manis dari biasanya.
3. Berbau amis
Sperma juga seringkali berbau amis, dan hal ini perlu diwaspadai. Sebab, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi menular seksual.
https://nonton08.com/dedemit-gunung-kidul/
Sultan Jajal Alat Tes COVID-19 GeNose Buatan UGM, Akurasi Diklaim 97 Persen
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku telah menjajal GeNose, alat pendeteksi COVID-19 yang dikembangkan UGM. Sultan berharap alat tersebut bisa segera diproduksi untuk mempercepat proses screening COVID-19.
"Ya GeNose itu masih diuji klinis ya. Itu kan pakai disebul (ditiup), ya harapan saya itu bisa lebih murah daripada rapid test apalagi swab sama PCR kan lebih mahal," katanya saat ditemui wartawan di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Kamis (15/10/2020).
Ngarsa Dalem pun mengungkapkan pengalamannya mencoba GeNose pada hari Senin (12/10/2020). Menurutnya, terdapat angka-angka yang muncul setelah dia mencobanya.
"Ya tapi kalau kemarin pada waktu saya nyoba ya keluar angka-angkanya, tetapi tidak bisa dibaca oleh kita, yang bisa membaca adalah petugas dan berdasarkan grafik. Nah, nanti dokter yang bisa baca, supaya jujur (hasilnya)," ujarnya.
Oleh karena itu, Sultan mengaku tidak mengetahui secara detail hasil dari ujicoba saat menjajal GeNose. Mengingat hanya dokter yang mampu membaca hasilnya.
"Jadi mereka ada hijau, ada merah, ada kuning bisanya hanya seperti itu, petugas juga tahunya hanya itu. Karena itu hanya dokter yang bisa baca, (mungkin agar) jangan sampai ada manipulasi dari data itu," ucap Sultan.
Terlepas dari hal tersebut, Ngarsa Dalem berharap GeNose segeralah bisa diproduksi secara massal. Terlebih sudah banyak rumah sakit yang memesan alat tersebut.
"Tapi kalau tidak keliru setiap kali sebulan itu tempatnya dibuang, ganti tempat seperti sarung yang kena udara dari mulut dibuang, satu alat itu kira-kira bisa 2500an (sekali uji), jadi tidak tahu harganya berapa," katanya.
"Ya semoga bisa cepat diselesaikan karena rumah sakit rumah sakit sudah pada pesan sehingga momentum itu bisa digunakan," imbuh Ngarsa Dalem.
Diberitakan sebelumnya, salah satu peneliti GeNose, dr Dian Kesumapramudya Nurputra menambahkan, saat ini pihaknya sedang dalam persiapan uji diagnosis di sembilan rumah sakit. Bahkan bimbingan teknis untuk uji diagnosis pun sudah berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar