Pemerintah melaporkan 3.520 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (27/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 396.454 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 781 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 390 kasus baru per 27 Oktober.
Berikut detail sebaran 3.520 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020):
DKI Jakarta: 781 kasus
Jawa Barat: 390 kasus
Jawa Tengah: 316 kasus
Sumatera Barat: 313 kasus
Jawa Timur: 289 kasus
Riau: 246 kasus
Sulawesi Selatan: 205 kasus
Banten: 124 kasus
Kalimantan Timur: 124 kasus
Kepulauan Riau: 103 kasus
Sumatera Utara: 90 kasus
Papua Barat: 83 kasus
Bali: 65 kasus
Sumatera Selatan: 43 kasus
DI Yogyakarta: 41 kasus
Lampung: 40 kasus
Sulawesi Tenggara: 38 kasus
Maluku: 33 kasus
Kalimantan Barat: 29 kasus
NTB: 29 kasus
Bengkulu: 22 kasus
Sulawesi Tengah: 17 kasus
NTT: 14 kasus
Aceh: 13 kasus
Bangka Belitung: 12 kasus
Kalimantan Selatan: 12 kasus
Sulawesi Utara: 11 kasus
Kalimantan Tengah: 10 kasus
Kalimantan Utara: 9 kasus
Sulawesi Barat: 9 kasus
Jambi: 7 kasus
Gorontalo: 2 kasus
Maluku Utara: 1 kasus
https://nonton08.com/steal-my-heart-2013/
Update Corona Indonesia 27 Oktober: Tambah 3.520, Positif 396.454
Kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah 3.520 kasus. Total kasus positif tercatat 396.454, sembuh 322.248, meninggal 13.512.
Sementara itu jumlah pemeriksaan dalam sehari tercatat sebanyak 37.438 spesimen. Jumlah suspek mencapai 169.479.
Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020), adalah sebagai berikut:
1. Kasus positif bertambah 3.520 menjadi 396.454
2. Pasien sembuh bertambah 4.576 menjadi 322.248
3. Pasien meninggal bertambah 101 menjadi 13.512
Sebelumnya pada Senin (26/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 392.934 kasus, sembuh 317.672, dan meninggal 13.411 kasus.
Bagaimana Jika Relawan Vaksin COVID-19 Sakit? Menristek Jelaskan Alurnya
Beberapa waktu lalu, dua relawan mengalami masalah kesehatan saat menjalani uji vaksin COVID-19. Diketahui, kasus yang terjadi di Amerika dan Brasil ini berkaitan dengan uji klinis vaksin Corona Oxford-AstraZeneca.
Kandidat vaksin COVID-19 lainnya yang dikembangkan Johnson & Johnson juga mengalami hal serupa. Seorang relawan mengalami unexplained illness yang mengharuskan uji klinis ditangguhkan, meski belakangan telah dilanjutkan kembali.
Melihat hal ini, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin COVID-19 memang lebih rumit dari vaksin penyakit lainnya, karena Corona sifatnya global pandemi. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka harus memastikan vaksin yang dihasilkan itu aman.
"Dalam kriteria vaksin, yang pertama harus dipenuhi adalah keamanan atau safety. Vaksin itu jangan sampai menimbulkan efek samping yang bisa mengganggu nyawa dari manusia itu sendiri," jelasnya dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020).
"Jika bibit vaksin Merah Putih sudah bisa diserahkan pada biofarma, yang pertama adalah uji klinis tahap 1 yang berbicara masalah keamanan, belum bicara ini manjur atau tidak. Kita pastikan ini aman jika nanti diberikan pada manusia. Tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan yang serius, apalagi sampai berbahaya untuk nyawa manusia," kata Bambang.
Bambang mengatakan, jika kasus seperti di Amerika dan Brasil terjadi, vaksin akan diteliti terkait dengan penyebab dari gangguan kesehatan tersebut.
"Kalau ada satu relawan yang mengalami kondisi seperti di Brasil atau Amerika, diteliti lebih lanjut apakah gangguan kesehatan tersebut memang karena dari vaksinnya atau ada masalah lain dalam tubuh si relawan tersebut," ujarnya.
Jika memang masalah kesehatan itu bukan disebabkan oleh vaksin COVID-19, lanjut Bambang, uji coba vaksin itu akan kembali teruskan dengan sangat hati-hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar