Beberapa pasien virus Corona COVID-19 mengeluhkan gejala berkepanjangan yang tak hilang bahkan sampai berbulan-bulan. Kondisi ini dikenal sebagai 'Long COVID'.
Rasa letih, sesak napas, nyeri otot, dan juga gangguan irama jantung, kerap kali masih dirasakan oleh pasien COVID-19 hingga berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh. Kondisi ini dinilai memberikan dampak psikologis jika tidak tertangani.
Para ilmuwan dari National Institute for Health Research baru-baru ini mengungkap beberapa kemungkinan penyebabnya. Mereka mengelompokkannya menjadi 4 sindrom sebagai berikut:
permanent organ damage to the lungs and heart
post-intensive-care syndrome
post-viral fatigue syndrome
continuing COVID-19 symptoms.
Berbagai gejala yang menetap dalam waktu lama tersebut umumnya dialami pasien COVID-19 yang dirawat lama di rumah sakit. Namun diyakini, dialami juga oleh sebagian pasien yang hanya mengalami keluhan ringan.
"Makin jelas bahwa bagi beberapa orang, infeksi COVID-19 merupakan penyakit jangka panjang," tulis para ilmuwan dalam laporannya, dikutip dari BBC, Jumat (16/10/2020).
https://nonton08.com/madame-freedom/
Terbaru Vaksin COVID-19 Biofarma untuk Indonesia, Halal atau Haram?
Bio Farma resmi menjadi salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for COVID-19. Pada 15 September lalu, Bio Farma melakukan penilaian due diligence terkait vaksin COVID-19.
"Pengembang vaksin COVID-19 ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal mandiri. CEPI mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma salah satunya," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (15/10/2020).
Produksi vaksin COVID-19 Bio Farma akan dimulai pada kuartal empat 2021 dan kuartal satu 2022. Fasilitas Bio Farma yang akan digunakan CEPI nantinya untuk memproduksi vaksin COVID-19 multiplarform 100 juta dosis per tahun.
Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI) bersama badan kesehatan dunia WHO dan Gavi membentuk COVID-19 Vaccine Global Access (Covax). Dikutip dari situs CEPI, Covax memastikan vaksin COVID-19 terdistribusi rata ke seluruh dunia.
Covax juga menyediakan akses pada berbagai kandidat vaksin COVID untuk semua negara. Saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang bekerja sama dengan Covax, dengan beberapa sudah memasuki tahap 3.
Vaksin COVID-19 tahap 3 yang bekerja sama dengan CEPI adalah:
1. Moderna
CEPI menjalin kerja sama dengan Moderna pada Januari 2020 untuk mengembangkan kandidat vaksin COVID-19 mRNA-1273.
2. AstraZeneca
Universitas Oxford menggunakan teknologi vektor ChAdOx1 untuk menghasilkan AstraZeneca. Teknologi ini pernah digunakan untuk memproduksi kandidat vaksin lain menghadapi berbagai penyakit.
Selain dengan CEPI, masih ada empat vaksin COVID-19 lainnya yang telah memasuki uji klinis tahap 3. Pada tahap ini, uji bersifat membandingkan keamanan dan efektivitas terapi atau pengobatan.
Vaksin COVID-19 tahap 3 lainnya adalah:
1. Vaksin Sinovac
2. Wuhan Institute of Biological Product/Sinopharm
3. Beijing Institute of Biological Product/Sinopharm
4. BioNTech/FoSun Pharma/Pfizer
Seiring kemajuan uji klinis, status halal vaksin COVID-19 menjadi pertanyaan banyak masyarakat Indonesia. Terkait hal ini Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sempat mengatakan pernah membahasnya dengan MUI.
"Terkait dengan hal-hal sudah dibahas dengan MUI dan karena untuk pandemi COVID-19 semuanya Insya Allah halal, Halalan Thayyiban," kata Airlangga dalam konferensi pers dengan BNPB.
Menurut Airlangga, kebutuhan vaksin sudah diamankan untuk 135 juta orang dengan ketersediaan 270 juta pasokan untuk 2021. Total seluruh penerima vaksin COVID-19 adalah 160 juta orang dengan kebutuhan 320 juta dosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar