Senin, 12 Oktober 2020

54 Wilayah di Indonesia yang Masuk Zona Merah, Jaksel-Jakut Termasuk

  Sudah 8 bulan sejak pandemi Corona menghantam Indonesia. Sejak saat itu, infeksi COVID-19 terus bertambah dan semakin melonjak.

Data terakhir yang dihimpun oleh Satgas COVID-19 per 11 Oktober, tercatat sudah ada 333.449 kasus dengan 255.027 diantaranya sudah berhasil sembuh dan 11.844 meninggal dunia akibat virus Corona COVID-19.


Beberapa wilayah di Indonesia ada yang paling terdampak pandemi virus Corona COVID-19 seperti DKI Jakarta yang melaporkan kasus 1.389 kasus baru dengan akumulasi 87.006 pasien. Disusul Sumatera Barat, yang melaporkan kasus Corona 350 kasus baru dengan total 8.634 kasus.


Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 pada Senin (12/10/2020), Ada 54 wilayah di Indonesia dengan risiko tinggi Corona. Mana saja?


Aceh

1. Kota Lhokseumawe

2. Kota Sabang

3. Kota Banda Aceh

4. Aceh Besar


Bali

5. Kota Denpasar

6. Tabanan


Banten

7. Serang

8. Kota Cilegon


DI Yogyakarta

9. Sleman


DKI Jakarta

10. Jakarta Selatan

11. Jakarta Utara


Gorontalo

12. Bone Bolango


Jambi

13. Tanjung Jabung Barat


Jawa Barat

14. Bekasi

15. Bandung Barat

16. Kota Bogor

17. Kota Bandung

18. Kota Bekasi


Jawa Tengah

19. Pati

20. Kendal

21. Malang


Kalimantan Selatan

22. Hulu Sungai Tengah

23. Kotabaru

24. Tabalong

25. Kotawaringin Barat


Kalimantan Timur

26. Kutai Kartanegara

27. Kota Bontang

28. Kota Samarinda

29. Kota Balikpapan


Maluku

30. Kota Ambon


Papua

31. Kota Jayapura

32. Kepulauan Yapen

33. Nabire

34. Mimika

35. Biak Numfor


Papua Barat

36. Kota Sorong

37. Teluk Bintuni


Riau

38. Kota Pekanbaru

39. Siak

40. Kampar


Sulawesi Barat

41. Polewali Mandar


Sumatera Barat

42. Kota Padang

43. Kota Sawahlunto

44. Padang Pariaman

45. Agam

46. Tanah Datar

47. Kota Bukittinggi

48. Kota Payakumbuh

49. Pesisir Selatan


Sumatera Selatan

50. Musi Rawas

51. Kota Tanjung Balai

52. Kota Tebing Tinggi

53. Kota Sibolga

54. Tapanuli Selatan

https://indomovie28.net/breaking-ladies/


Terinfeksi COVID-19, Pasien Ini Kehilangan Indera Pendengarannya


Virus Corona COVID-19 merupakan penyakit baru, yang berbagai dampak dari COVID-19 pada tubuh masih terus diteliti. Tidak hanya bisa mengganggu indera perasa dan penciuman, infeksi virus Corona COVID-19 juga ditemukan bisa mengganggu pada indera pendengaran.

Hilangnya kemampuan mendengar akibat terinfeksi virus Corona COVID-19 dialami oleh wanita asal Amerika Serikat, Meredith Harrel. Berawal dari telinga kanan Harrell yang mulai berdenging pada Juli lalu. Disebutkan dia juga tidak mampu mendengar apapun dari telinga kanannya.


"Rasanya seperti seseorang menekan tombol di telingaku," jelas Harrel, dikutip dari laman CNN.


Seminggu kemudian, Harrel dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Meski ia tidak pernah mengeluh sakit, dokter spesialis pendengaran menjelaskan bahwa kemungkinan besar ketidakmampuan Harrel untuk mendengar disebabkan oleh COVID-19.


Pasien COVID-19 lain, Liam (23), kehilangan 70 hingga 80 persen fungsi pendengaran di telinga kirinya setelah terinfeksi COVID-19. Pada Juni lalu, Liam mengalami demam, kelelahan berminggu-minggu, dan sakit kepala. Setelah membaik, Liam tiba-tiba kehilangan pada pendengaran dan menderita tinnitus atau telinga yang berdenging


Sebagaimana diketahui, virus seperti campak, meningitis, dan gondok diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. Dan beberapa bukti dari penelitian kecil telah memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2 telah mengganggu fungsi pendengaran.


"Kami semakin sering mendengar bahwa orang mengalami gangguan pendengaran akibat COVID-19," jelas dokter spesialis pendengaran dari John Hopkins Medicine, Matthew Stewart.


Tidak ada statistik tentang seberapa umum gangguan pendengaran terjadi pada pasien COVID-19. Namun, beberapa penelitian kecil telah menunjukkan adanya kemungkinan tersebut.


Sebuah tim peneliti di Manchester, Inggris, bertanya pada pasien COVID-19 delapan minggu setelah mereka keluar dari rumah sakit tentang gangguan pendengaran tersebut. Dari 138 pasien dalam penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Audiology tersebut, ada 13 persen mengaku mengalami gangguan pendengaran.


Namun, dokter tidak dapat memastikan apakah virus bisa menyerang telinga bagian dalam atau tidak. Jika melakukan biopsi pada telinga bagian dalam berisiko maka akan merusak keseluruhan jaringan.


Stewart dan tim pun melakukan prosedur pada tubuh tiga pasien yang telah meninggal dunia akibat COVID-19 untuk melihat kemungkinan tersebut. Hasilnya, virus SARS-CoV-2 ditemukan berada pada telinga tengah dan tulang mastoid di tengkorak, yang terdapat tepat di belakang telinga. Studi dipublikasikan dalam jurnal JAMA Otolaryngology-Head and Neck Surgery.

https://indomovie28.net/magic-camp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar