Sudah 8 bulan sejak pandemi Corona menghantam Indonesia. Sejak saat itu, infeksi COVID-19 terus bertambah dan semakin melonjak.
Data terakhir yang dihimpun oleh Satgas COVID-19 per 11 Oktober, tercatat sudah ada 333.449 kasus dengan 255.027 diantaranya sudah berhasil sembuh dan 11.844 meninggal dunia akibat virus Corona COVID-19.
Beberapa wilayah di Indonesia ada yang paling terdampak pandemi virus Corona COVID-19 seperti DKI Jakarta yang melaporkan kasus 1.389 kasus baru dengan akumulasi 87.006 pasien. Disusul Sumatera Barat, yang melaporkan kasus Corona 350 kasus baru dengan total 8.634 kasus.
Berdasarkan situs resmi Satgas Penanganan COVID-19 pada Senin (12/10/2020), Ada 54 wilayah di Indonesia dengan risiko tinggi Corona. Mana saja?
Aceh
1. Kota Lhokseumawe
2. Kota Sabang
3. Kota Banda Aceh
4. Aceh Besar
Bali
5. Kota Denpasar
6. Tabanan
Banten
7. Serang
8. Kota Cilegon
DI Yogyakarta
9. Sleman
DKI Jakarta
10. Jakarta Selatan
11. Jakarta Utara
Gorontalo
12. Bone Bolango
Jambi
13. Tanjung Jabung Barat
Jawa Barat
14. Bekasi
15. Bandung Barat
16. Kota Bogor
17. Kota Bandung
18. Kota Bekasi
Jawa Tengah
19. Pati
20. Kendal
21. Malang
Kalimantan Selatan
22. Hulu Sungai Tengah
23. Kotabaru
24. Tabalong
25. Kotawaringin Barat
Kalimantan Timur
26. Kutai Kartanegara
27. Kota Bontang
28. Kota Samarinda
29. Kota Balikpapan
Maluku
30. Kota Ambon
Papua
31. Kota Jayapura
32. Kepulauan Yapen
33. Nabire
34. Mimika
35. Biak Numfor
Papua Barat
36. Kota Sorong
37. Teluk Bintuni
Riau
38. Kota Pekanbaru
39. Siak
40. Kampar
Sulawesi Barat
41. Polewali Mandar
Sumatera Barat
42. Kota Padang
43. Kota Sawahlunto
44. Padang Pariaman
45. Agam
46. Tanah Datar
47. Kota Bukittinggi
48. Kota Payakumbuh
49. Pesisir Selatan
Sumatera Selatan
50. Musi Rawas
51. Kota Tanjung Balai
52. Kota Tebing Tinggi
53. Kota Sibolga
54. Tapanuli Selatan
https://indomovie28.net/breaking-ladies/
Terinfeksi COVID-19, Pasien Ini Kehilangan Indera Pendengarannya
Virus Corona COVID-19 merupakan penyakit baru, yang berbagai dampak dari COVID-19 pada tubuh masih terus diteliti. Tidak hanya bisa mengganggu indera perasa dan penciuman, infeksi virus Corona COVID-19 juga ditemukan bisa mengganggu pada indera pendengaran.
Hilangnya kemampuan mendengar akibat terinfeksi virus Corona COVID-19 dialami oleh wanita asal Amerika Serikat, Meredith Harrel. Berawal dari telinga kanan Harrell yang mulai berdenging pada Juli lalu. Disebutkan dia juga tidak mampu mendengar apapun dari telinga kanannya.
"Rasanya seperti seseorang menekan tombol di telingaku," jelas Harrel, dikutip dari laman CNN.
Seminggu kemudian, Harrel dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Meski ia tidak pernah mengeluh sakit, dokter spesialis pendengaran menjelaskan bahwa kemungkinan besar ketidakmampuan Harrel untuk mendengar disebabkan oleh COVID-19.
Pasien COVID-19 lain, Liam (23), kehilangan 70 hingga 80 persen fungsi pendengaran di telinga kirinya setelah terinfeksi COVID-19. Pada Juni lalu, Liam mengalami demam, kelelahan berminggu-minggu, dan sakit kepala. Setelah membaik, Liam tiba-tiba kehilangan pada pendengaran dan menderita tinnitus atau telinga yang berdenging
Sebagaimana diketahui, virus seperti campak, meningitis, dan gondok diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. Dan beberapa bukti dari penelitian kecil telah memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2 telah mengganggu fungsi pendengaran.
"Kami semakin sering mendengar bahwa orang mengalami gangguan pendengaran akibat COVID-19," jelas dokter spesialis pendengaran dari John Hopkins Medicine, Matthew Stewart.
Tidak ada statistik tentang seberapa umum gangguan pendengaran terjadi pada pasien COVID-19. Namun, beberapa penelitian kecil telah menunjukkan adanya kemungkinan tersebut.
Sebuah tim peneliti di Manchester, Inggris, bertanya pada pasien COVID-19 delapan minggu setelah mereka keluar dari rumah sakit tentang gangguan pendengaran tersebut. Dari 138 pasien dalam penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Audiology tersebut, ada 13 persen mengaku mengalami gangguan pendengaran.
Namun, dokter tidak dapat memastikan apakah virus bisa menyerang telinga bagian dalam atau tidak. Jika melakukan biopsi pada telinga bagian dalam berisiko maka akan merusak keseluruhan jaringan.
Stewart dan tim pun melakukan prosedur pada tubuh tiga pasien yang telah meninggal dunia akibat COVID-19 untuk melihat kemungkinan tersebut. Hasilnya, virus SARS-CoV-2 ditemukan berada pada telinga tengah dan tulang mastoid di tengkorak, yang terdapat tepat di belakang telinga. Studi dipublikasikan dalam jurnal JAMA Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar