Rabu, 14 Oktober 2020

13 Oktober Hari Tanpa Bra, Peringatan 'Kanker Payudara' yang Sarat Kontroversi

  No Bra Day atau hari tanpa beha atau bra diperingati setiap 13 Oktober yang disebut-sebut membawa pesan kepedulian kanker payudara. Tidak mengherankan karena Oktober memang diperingati sebagai bulan kepedulian kanker payudara.

Hanya saja, tidak seperti Breast Cancer Awareness Month yang diakui secara resmi oleh WHO, hari tanpa BH atau No Bra Day tidak jelas asal usulnya. Namun yang pasti, peringatan No Bra Day dimulai sejak 2011.


Ada beberapa perdebatan mengenai apakah No Bra Day memiliki efek untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, atau apakah itu hanya alasan bagi wanita untuk tidak memakai apa yang dianggap oleh beberapa orang sebagai pakaian yang cukup ketat.


Beberapa orang mengklaim bahwa No Bra Day hanya memenuhi keinginan sekelompok masyarakat. Sebab belakangan pesan yang dimuat di kampanye No Bra Day kerap kali kontroversional.


"Ini menyinggung," kata Jean Sachs, CEO Living Beyond Breast Cancer, dalam sebuah wawancara dengan Mashable. "Maksud saya, kanker payudara adalah penyakit yang mengancam jiwa. Ini tidak ada hubungannya dengan memakai bra atau tidak memakai bra,"


Seperti yang dilaporkan Scientific American, teori kanker payudara yang disebabkan oleh bra tidak didukung oleh bukti yang cukup. Perlu menjadi catatan bahwa tak hanya perempuan yang bisa mengidap kanker payudara, pria pun sama berisikonya.


Masih banyak yang percaya bahwa secara rutin melepas bra bisa mengurangi risiko kanker payudara, khususnya pada bra yang berkawat. Menurut akhli kanker, manfaat melepas bra sebenarnya adalah melancarkan peredaran darah.


Meski penuh kontroversi, No Bra Day tetap sarat akan makna untuk menciptakan kepedulian banyak pihak tentang kanker payudara.

https://cinemamovie28.com/house-of-wolves/


Relawan Jatuh Sakit, Uji Klinis Vaksin COVID-19 Ini Dihentikan Sementara


Johnson & Johnson (JNJ) menghentikan sementara uji klinis vaksin COVID-19 setelah salah seorang partisipan jatuh sakit. Kondisi relawan tersebut kini tengah dipantau dan dievaluasi oleh badan independen.

Dalam pernyataan resminya, JNJ menyebut salah seorang partisipan mengalami 'unexplained illness'. Sesuai panduan, kondisi partisipan dipantau oleh Data Safety Monitoring Board (DSMB).


Dikatakan, serious adverse event (SAE) seperti halnya sakit dan kecelakaan, bukan hal yang langka dalam uji klinis. Jumlah kasusnya bisa lebih banyak pada skala studi yang lebih besar.


Tidak dijelaskan apakah partisipan yang sakit merupakan penerima suntikan vaksin atau plasebo.


"Kami harus menghargai privasi partisipan. Kamu juga terus mempelajari penyakit partisipan untuk mendapatkan semua fakta sebelum kami membagikan informasi lebih lanjut," tulis JNJ dalam pernyataan resminya.


Ditegaskan, penghentian sementara yang dilakukan merupakan komponen standar dalam protokol uji klinis dan biasanya tidak diumumkan ke publik. Kondisi ini berbeda dengan penghentian atas permintaan otoritas kesehatan seperti U.S. Food and Drug Administration (FDA).

https://cinemamovie28.com/the-shameless/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar