Selama pandemi Corona COVID-19 banyak informasi yang beredar di tengah masyarakat. Sering beredarnya berita tentang virus Corona COVID-19 membuat masyarakat tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah.
Informasi yang salah dan tidak akurat tentu bisa membuat masyarakat takut dan resah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar.
Dokter spesialis gizi klinik dari departemen ilmu gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, dr Diyah Eka Andayani, SpGK, mengatakan ada beberapa informasi yang menyesatkan seputar COVID-19. Salah satunya menyebut puasa bisa mencegah terpapar Corona.
Yang benar seperti apa? Yuk, kupas satu persatu.
1. Puasa cegah terkena COVID-19? MITOS
Pernyataan tersebut hanyalah mitos. dr Diyah mengatakan memang banyak jurnal menyatakan berpuasa di masa tertentu seperti bulan ramadhan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Tetapi belum ada penelitian spesifik yang membuktikan puasa dapat mencegah dan menyembuhkan virus Corona COVID-19.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperbolehkan puasa. Namun, harus menjaga pola makan saat berbuka. dr Diyah juga mengatakan sebelum berpuasa untuk memperhatikan kondisi tubuh masing-masing karena setiap individu memiliki kondisi klinis yang berbeda-beda.
"Khawatir saat kita nggak jaga pola makan, bukannya meningkatkan sistem imun tetapi malah menurunkan sistem imun karena salah pilih makan," ucap dr Diyah saat siaran langsung di Instagram pada Kamis (15/10/2020).
2. Diet keto bisa melawan COVID-19? MITOS
Diet ketofastosis adalah diet yang menggabungkan diet ketogenik (rendah karbohidrat tinggi lemak) dengan fastosis (fasting on ketosis, tidak makan di waktu tertentu). Belum ada penelitian lebih lanjut yang merekomendasikan untuk melakukan diet ketofastosis sebagai langkah melawan virus COVID-19.
dr Diyah mengatakan bahwa memang ada jurnal yang membuktikan diet ketofastosis berdampak mengaktifkan autofagi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel dan menjaga sel tetap sehat. Namun, jurnal tersebut menguji pada hewan dan harus diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji manusia.
3. Obesitas berisiko terkena COVID-19? FAKTA
dr Diyah mengatakan sudah banyak jurnal-jurnal yang membuktikan bahwa peningkatan berat badan yang berlebihan akan berisiko terkena COVID-19. dr Diyah menyarankan untuk lebih memperhatikan lagi kenaikan berat badan dan pastikan kenaikan dalam batas wajar atau normal.
https://nonton08.com/escape-from-pleasure-planet/
Berbulan-bulan 'Puasa' Nonton, Begini Rasanya Masuk Bioskop Lagi
Bioskop kembali dibuka di tengah pandemi COVID-19 yang seolah tak berkesudahan. Di DKI Jakarta, penonton dalam satu studio dibatasi hanya 25 persen saja.
Tidak hanya di Jakarta, bioskop di Bandung juga sudah kembali dibuka. Beberapa orang ada yang langsung mencoba nonton bioskop dan merasa aman-aman saja.
Seperti salah satunya, Pinky Rebecca Agustina, seorang warga Bandung yang bersama temannya sudah mulai menonton bioskop. Ia mengaku tak khawatir tertular Corona.
"Nggak ada alasan sih, memang sudah kangen saja nonton dengan suasana bioskop. Selama pandemi kan cuman nonton di handphone. Beda saja rasanya gitu," ucapnya kepada detikcom.
Pinky merasa aman dari Corona karena sudah menjalankan protokol yang diterapkan di dalam bioskop. Menurutnya protokol di bioskop sangat ketat.
"Sekarang tinggal kesadaran penontonnya. Karena nggak mungkin akan berhasil kalau hanya 1 pihak yang patuh. Tapi keduanya juga harus sama-sama patuh protokol kesehatan," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar