Rabu, 14 Oktober 2020

50 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Oxford Siap Berangkat ke Indonesia

  Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang menjemput 50 juta dosis vaksin COVID-19, yakni vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca PLC.

AstraZeneca PLC merupakan perusahaan farmasi berbasis di Inggris yang merupakan hasil merger antara perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania Zeneca


"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta dan 50 juta (dosis vaksin). Sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, dan BUMN untuk mempersiapkan 50 juta yang diorder pertama dan dibayar berbasis pada Bio Farma yang mengadakan," papar Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (12/10/2020).


Hingga akhir kuartal keempat, Airlangga mengatakan pemerintah tengah berupaya mendatangkan 271,3 juta dosis vaksin COVID-19. Dan tahun ini pemerintah mengharapkan 30 juta vaksin yang disiapkan. Selain AstraZeneca, pemerintah menjalin kerja sama dengan China untuk penyediaan vaksin Sinovac dan Cansino.


Airlangga menyebut pemerintah menyiapkan penerima vaksin berdasarkan prioritas. Pertama terdiri dari tenaga medis, paramedis, pelayanan kesehatan, TNI/Polri dan aparat hukum yang jumlahnya sekitar 3,5 juta dosis.


Selanjutnya tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat daerah, yang jumlahnya sekitar 5 juta orang. Setelah itu disusul oleh tenaga pendidik yang terdiri dari guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan dosen perguruan tinggi swasta maupun negeri dengan total 4,3 juta dosis.


"Aparat pemerintah pusat, daerah, legislatif, 2,3 juta (dosis). Penerima bantuan pembayaran iuran BPJS yang jumlahnya sebesar 96 juta. Semuanya itu totalnya 102 juta dan masyarakat yang usia 15 sampai 59 tahun, totalnya ada 160 juta," pungkas Airlangga.

https://cinemamovie28.com/the-whispers/


13 Oktober Hari Tanpa Bra, Peringatan 'Kanker Payudara' yang Sarat Kontroversi


 No Bra Day atau hari tanpa beha atau bra diperingati setiap 13 Oktober yang disebut-sebut membawa pesan kepedulian kanker payudara. Tidak mengherankan karena Oktober memang diperingati sebagai bulan kepedulian kanker payudara.

Hanya saja, tidak seperti Breast Cancer Awareness Month yang diakui secara resmi oleh WHO, hari tanpa BH atau No Bra Day tidak jelas asal usulnya. Namun yang pasti, peringatan No Bra Day dimulai sejak 2011.


Ada beberapa perdebatan mengenai apakah No Bra Day memiliki efek untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, atau apakah itu hanya alasan bagi wanita untuk tidak memakai apa yang dianggap oleh beberapa orang sebagai pakaian yang cukup ketat.


Beberapa orang mengklaim bahwa No Bra Day hanya memenuhi keinginan sekelompok masyarakat. Sebab belakangan pesan yang dimuat di kampanye No Bra Day kerap kali kontroversional.


"Ini menyinggung," kata Jean Sachs, CEO Living Beyond Breast Cancer, dalam sebuah wawancara dengan Mashable. "Maksud saya, kanker payudara adalah penyakit yang mengancam jiwa. Ini tidak ada hubungannya dengan memakai bra atau tidak memakai bra,"


Seperti yang dilaporkan Scientific American, teori kanker payudara yang disebabkan oleh bra tidak didukung oleh bukti yang cukup. Perlu menjadi catatan bahwa tak hanya perempuan yang bisa mengidap kanker payudara, pria pun sama berisikonya.


Masih banyak yang percaya bahwa secara rutin melepas bra bisa mengurangi risiko kanker payudara, khususnya pada bra yang berkawat. Menurut akhli kanker, manfaat melepas bra sebenarnya adalah melancarkan peredaran darah.


Meski penuh kontroversi, No Bra Day tetap sarat akan makna untuk menciptakan kepedulian banyak pihak tentang kanker payudara.

https://cinemamovie28.com/a-turtles-tale-2-sammys-escape-from-paradise/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar