Bercinta dengan pasangan seharusnya menjadi hal yang romantis dan menyenangkan. Banyak pasutri yang menginginkan sesi bercinta bertahan lama dan memuaskan.
Sayangnya, beberapa pasangan terlalu fokus melakukan aktivitas fisik hingga mengonsumsi obat yang dipercaya dapat memperpanjang durasi bercinta. Padahal, ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi durasi saat bercinta.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 penyebab kesalahan yang mengakibatkan kamu dan pasangan tak pernah lama di atas ranjang:
1. Bercinta terlalu malam
Lelahnya tubuh karena aktivitas yang padat membuat pasutri memilih tidur terlebih dahulu sebelum melakukan bercinta. Alhasil bercinta dilakukan terlalu larut malam, seperti pukul 00.00 atau 01.00 WIB yang membuat kamu terasa lesu dan tidak semangat karena mengantuk.
2. Tempat dan posisi bercinta yang itu-itu saja
Melakukan bercinta dengan tempat dan posisi yang begitu-gitu saja tentu akan sangat membosankan. Baik kamu dan pasangan pasti akan merasa bercinta menjadi kurang nyaman karena tidak ada sensasi baru yang membuat ingin cepat selesai.
3. Terlalu sering bercinta
Dikutip dari Mens Health, sebuah studi yang dilakukan Carnegie Mellon University, Amerika Serikat menunjukkan terlalu sering melakukan hubungan seksual membuat kamu dan pasangan tidak menikmatinya karena bosan.
Salah satu anggota penelitian, George Loewenstein PhD mengatakan terlalu sering bercinta malah menghilangkan kesenangan dan kepuasan dalam sesi bercinta itu sendiri.
4. Cekcok sama pasangan
Dalam rumah tangga, terjadinya konflik merupakan hal yang normal. Namun, jangan biarkan konflik berkepanjangan sehingga mengganggu sesi bercinta.
Konflik menyebabkan durasi bercinta menjadi sebentar. Pasangan merasa masih memendam kesal sehingga tidak memunculkan gairah ketika ingin bercinta.
https://indomovie28.net/howl-2015/
Terpopuler Sepekan: Keistimewaan Golongan Darah O yang Disebut 'Kebal' COVID-19
Dua studi terbaru mempertegas kaitan antara golongan darah dengan risiko infeksi virus Corona COVID-19. Kesimpulan dari kedua studi ini menyebut orang-rang dengan golongan darah O lebih jarang virus mengalami komplikasi berat akibat virus Corona COVID-19.
Salah satu studi dilakukan di Kanada, menunjukkan bahwa di antara 95 pasien yang mengalami gejala parah akibat COVID-19, pasien dengan golongan darah A atau AB sebanyak 84 persen, membutuhkan alat bantu pernapasan.
Sementara untuk pasien dengan golongan darah O dan B hanya 61 persen yang membutuhkan alat bantu pernapasan.
Selain disebut lebih 'kebal' terhadap COVID-19, ternyata orang dengan golongan darah O juga memiliki keistimewaan lain. Di antaranya sebagai berikut.
Golongan darah O adalah donor universal
Pemilik golongan darah O dapat mendonorkan darahnya ke semua golongan darah. Hal ini karena golongan darah O tidak memiliki antigen seperti golongan darah lainnya, sehingga reaksi yang timbul saat transfusi darah akan menjadi lebih kecil.
Meski begitu, ada catatan bahwa golongan darah O positif hanya bisa mendonorkan ke sesama rhesus positif (O+, A+, B+, AB+). Sementara untuk golongan darah O negatif bisa mendonorkan ke semua tipe golongan darah, baik positif maupun negatif.
Golongan darah O berisiko lebih kecil terkena sakit jantung
Keistimewaan selanjutnya adalah orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih kecil untuk terkena penyakit jantung koroner. Pasalnya, golongan darah O memiliki jumlah protein yang rendah, sehingga lebih terlindungi dari risiko pembekuan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar