Sabtu, 31 Oktober 2020

Satgas COVID-19: Kematian Dokter RI Akibat Corona Terbanyak di Juli-September

 Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut angka kematian dokter tertinggi akibat virus Corona di Indonesia terjadi selama bulan Juli, Agustus, dan September 2020.

"Tenaga kesehatan kita para dokter sejauh ini yang kami terima dari kawan-kawan IDI telah mencapai lebih dari 140 orang yang wafat," ucap Doni dalam Seminar Nasional XII PERSI dan Seminar Tahunan XIV Patient Safety, Jumat (30/10/2020).


Doni menjelaskan, salah satu penyebab tingginya angka kematian dokter pada periode Juli-September adalah banyaknya pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Terlebih kasus Corona di Indonesia terus mengalami penambahan setiap harinya.


"Kita harapkan kasus positif bisa berkurang, kemudian yang dirawat di rumah sakit tidak terlalu banyak, sehingga dokter punya kesempatan untuk relaksasi," harapnya.


Berikut sebaran 141 dokter yang meninggal karena Corona di Indonesia per 25 Oktober 2020.


Jawa Timur: 35 dokter

Sumatera Utara: 23 dokter

DKI Jakarta: 20 dokter

Jawa Barat: 11 dokter

Jawa Tengah: 10 dokter

Sulawesi Selatan: 6 dokter

Bali: 5 dokter

Sumatera Selatan: 4 dokter

Kalimantan Selatan: 4 dokter

Aceh: 4 dokter

Riau: 4 dokter

Kalimantan Timur: 3 dokter

Banten: 3 dokter

Kepulauan Riau: 2 dokter

DI Yogyakarta: 2 dokter

Nusa Tenggara Barat: 2 dokter

Sulawesi Utara: 2 dokter

Papua Barat: 1 dokter.

https://kamumovie28.com/loving-leah-2009/


Kasus Baru COVID-19 RI Turun Signifikan, Bakal Melonjak Setelah Libur?


 Kasus baru Corona di Indonesia per hari ini turun signifikan dan menjadi terendah sejak September. Hari ini 'hanya' ada 2.897 kasus yang dilaporkan.

Penambahan kasus COVID-19 di angka 2 ribu terakhir kali dilaporkan pada 7 September lalu. Kala itu ada 2.880 kasus baru, kemudian kasus baru terus meningkat hingga sempat mencetak rekor sebanyak 4.850 di 8 Oktober.


Benarkah kasus COVID-19 di Indonesia berarti menurun?

Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menegaskan laporan ini tidak serta merta menandakan kasus COVID-19 di Indonesia menurun. Sebab, beberapa fasilitas laboratorium kemungkinan tutup.


"Puskesmas libur, jadi suspek-suspek yang ada di puskesmas kan nggak bisa diperiksa, yang buka pun kan hanya rumah sakit, itu pun hanya emergency biasanya ya," jelas Pane saat dihubungi detikcom Kamis (30/10/2020).


"Lihat grafik WHO, kalau weekend mesti kan pada turun terus naik lagi di Selasa," lanjutnya.


Senada dengan Pane, ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, menegaskan jumlah spesimen yang diperiksa tentu sedikit karena beberapa lab libur.


"Karena libur, jumlah tesnya sedikit yang diperiksa," tegasnya.


Bisa melonjak usai liburan

Hal ini tak menutup kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 di beberapa hari ke depan. Sebab, spesimen menumpuk dan baru bisa diperiksa di beberapa hari kemudian.


"Iya bisa naik, nanti di hari berikutnya numpuk, bisa naik," lanjutnya.


Miko menegaskan jangan menyimpulkan kasus COVID-19 lantas menurun. Kasus COVID-19 menurun harus dilihat dari positivity rate-nya.


"Nggak bisa, karenalabnya juga menurun, liatpositivityratenya kalau itu,"pungkasnya.

https://kamumovie28.com/pitbull-new-order-2016/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar