Gejala COVID-19 ringan yang dialami pasien Corona bisa berakhir fatal karena beberapa kondisi. Seperti penyakit penyerta, imunitas tubuh yang lemah, yang membuat tubuh tak kuat melawan COVID-19.
Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkap satu lagi kondisi yang bisa memperparah infeksi COVID-19. Orang dengan berat badan berlebihan berisiko fatal karena COVID-19.
Berdasarkan data CDC, lebih dari 71 persen warga Amerika 20 tahun ke atas mengalami obesitas. CDC mengacu pada temuan penelitian terkait peningkatan kematian akibat COVID-19 yang memiliki obesitas.
Kematian orang yang mengidap obesitas dan terpapar COVID-19 meningkat hingga 50 persen.
Universitas Carolina Utara yang sama, studi Chapel Hill menemukan bahwa mereka yang dinyatakan obesitas cenderung dirawat di rumah sakit atau dirawat di ICU karena virus Corona COVID-19.
"Menurut penelitian, obesitas berkaitan erat dengan faktor risiko lain akibat COVID-19, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, ginjal kronis, penyakit hati, dan hipertensi," ungkap CDC, dikutip dari Fox News.
Obesitas membuat imun tubuh lemah
CDC menyebut seseorang yang mengidap obesitas mengalami perubahan metabolisme yang menyebabkan peradangan dan masalah insulin. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh terhambat saat melawan COVID-19.
"Mengingat ancaman signifikan COVID-19 bagi individu dengan obesitas, kebijakan makanan sehat dapat memainkan peran yang mendukung, dan terutama penting dalam mitigasi mortalitas dan morbiditas COVID-19," kata Barry Popkin, PhD, profesor nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Global UNC Gillings, mengatakan dalam rilis berita pada saat itu.
Berikut daftar risiko tinggi akibat COVID-19 menurut CDC:
- Asma (sedang hingga berat)
- Penyakit serebrovaskular (mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak)
- Fibrosis kistik
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan yang lemah)
- Kondisi neurologis, seperti demensia
- Penyakit hati
- Kegemukan (BMI atau indeks massa tubuh lebih dari 25)
- Kehamilan
- Fibrosis paru (memiliki jaringan paru-paru yang rusak atau terluka)
- Thalassemia
- Diabetes melitus tipe 1
https://nonton08.com/the-haunting-of-helena/
Bolehkah Minum Susu di Pagi Hari Saat Perut Kosong?
Minum susu di pagi hari, seringkali menjadi opsi utama yang dilakukan oleh banyak orang. Selain praktis, susu juga dianggap sehat dan mampu mengganjal perut.
Menurut konsultan gizi, dr Rupali Datta, bukanlah masalah jika ingin mengkonsumsi susu di pagi hari. Namun, tidak disarankan untuk mereka yang memiliki masalah lambung.
"Tidak masalah bila mengkonsumsi susu saat perut kosong, kecuali kamu memiliki pencernaan yang buruk, seperti masalah lambung atau tidak toleran laktosa," ujar dr Rupali melalui laman Food NDTV.
Akan tetapi ahli gizi makrobiotik dan praktisi kesehatan, Shilpa Arora ND tidak merekomendasikan susu sebagai asupan pertama saat perut masih kosong. Sebab, pada pagi hari akan lebih baik jika mengkonsumsi minuman yang bisa membersihkan atau melancarkan sistem pencernaan. Misalnya, air putih dengan perasan jeruk lemon.
Selain itu, Ayurveda, seorang konsultan gizi menyampaikan bahwa boleh atau tidaknya seseorang mengkonsumsi susu dalam keadaan perut yang masih kosong, tergantung pada reaksi tubuh mereka masing-masing.
Misalkan, orang-orang yang rentan terkena alergi, sebaiknya menghindari minum susu saat perut kosong. Sebab, hal ini dapat membuat mereka mual ketika sedang melakukan berbagai aktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar