Virolog Belgia Marc Van Ranst meyakini berpelukan lebih aman dibanding berjabat tangan untuk menghindari potensi penularan virus Corona. Pernyataannya ini datang usai Belgia mengumumkan pelonggaran lockdown pada Senin (8/6/2020).
Mengutip New York Post, Van Rast mengatakan hal ini bukan berarti bisa memeluk semua orang tanpa menghindari risiko penularan. Ia tetap menyarankan agar selektif untuk memeluk seseorang contohnya hanya orang-orang terdekat saja.
"Pelihara pelukan bagi orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Anda," jelas Van Rast.
Sebelumnya ahli bedah umum Amerika Serikat (AS) Jerome Adams juga mengklaim kalau "salam siku" merupakan tata cara bersapa paling aman saat ini. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentang gerakan itu karena melanggar jarak batas aman yang selama ini ditetapkan yaitu 1 hingga 2 meter.
Meski begitu diketahui hingga saat ini kontak dekat dengan orang lain perlu dihindari untuk meminimalisir penularan virus Corona. Hal ini tentu menjadi salah satu cara mencegah terkena Corona selain memakai masker, rutin mendisinfeksi benda-benda di sekitar, hingga mencuci tangan dengan menggunakan sabun yang mengalir.
Punya Golongan Darah Ini Disebut Lebih Terlindungi dari Infeksi Corona
Sebuah riset yang dilakukan sebuah perusahaan bioteknologi 23andMe, California, menemukan golongan darah yang dapat mempengaruhi tingkat kerentanan seseorang, terhadap penularan virus Corona COVID-19. Para ilmuwan di sana meneliti dari sisi genetik untuk mencari tahu adanya orang-orang yang tertular virus, tapi tidak menunjukkan gejala.
April lalu, perusahaan ini meneliti jutaan profil DNA dari basis datanya untuk menjelaskan adanya peran genetika dalam penularan virus tersebut. Hasil penelitian awal dari 750.000 peserta menunjukkan, golongan darah tipe O ternyata lebih bisa melindungi diri dari virus Corona SARS-CoV-2.
Para peneliti berpendapat, mempelajari genetika orang-orang yang lebih rentan terhadap virus Corona bisa membantu mengidentifikasi dan melindungi mereka yang lebih berisiko. Selain itu, bisa juga membantu mempercepat perawatan dan pengembangan obatnya.
"Ada juga beberapa laporan tentang hubungan antara COVID-19, pembekuan darah, dan penyakit kardiovaskular. Laporan-laporan ini mungkin memberikan beberapa petunjuk tentang gen mana yang mungkin relevan melindungi diri dari virus," kata Adam Auton, peneliti utama dalam penelitian ini yang dikutip dari South China Morning Post, Kamis (11/6/2020).
Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan darah tipe O, 9-18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus COVID-19. Tetapi, penelitian ini melihat adanya sedikit perbedaan dalam kerentanan di antara golongan darah lain.
Saat mereka menyesuaikan data untuk memperhitungkan faktor lain, seperti usia dan penyakit penyerta, mereka membatasi data penelitian pada orang yang lebih mungkin terpapar lebih tinggi seperti petugas medis. Meski begitu, Auton menegaskan bukti ini masih perlu dilakukan pengujian yang lebih lanjut.
"Ini masih hasil awal, bahkan dengan ukuran sampel ini mungkin tidak cukup untuk menemukan asosiasi genetik. Kami pun bukan satu-satunya pihak yang meneliti hal ini. Pada akhirnya, para pakar ilmiah yang mungkin perlu mengumpulkan sumber dayanya untuk menjawab kaitan genetik dengan COVID-19 ini," jelasnya.
https://nonton08.com/scare-campaign/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar