Media sosial dan situs berita heboh dengan laporan bahwa ilmuwan NASA menemukan dunia paralel yang sangat berbeda dari dunia kita. Informasi tersebut ternyata tidak tepat.
Memang benar bahwa ilmuwan bereksperimen di Antartika menggunakan balon helium raksasa untuk membawa Antarctic Impulsive Transient Antenna atau ANITA milik NASA, gunanya untuk mendeteksi partikel yang tidak sesuai hukum fisika.
Balon tersebut diterbangkan sampai ketinggian 36 kilometer dan mendeteksi partikel energi tinggi, dikenal dengan nama neutrinos, yang secara konstan memborbadir planet kita.
Partikel berenergi rendah bisa langsung menuju Bumi, tapi obyek dengan energi lebih tinggi dihentikan oleh materi solid. Nah, tim ANITA mendeteksi anomali, di mana ada partikel berenergi tinggi yang disebut nau neutrinos, dapat bergerak naik ke atas Bumi.
Maka kemungkinan partikel-partikel ini berjalan dengan waktu berkebalikan atau backward in time, yang disebut menjadi tanda adanya parallel universe, dunia paralel. Padahal kesimpulan itu tidak tepat. Untuk diketahui, fenomena ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak tahun 2016.
"Peristiwa tidak biasa ini sudah diketahui dan didiskusikan sejak 2016," kata Ron Ekers, ilmuwan dari lembaga sains Australia, CSIRO.
"Setelah 4 tahun tidak ada penjelasan yang memuaskan soal peristiwa anomali yang dilihat oleh ANITA itu sehingga hal ini sangat bikin frustrasi, terutama bagi mereka yang terlibat," imbuhnya.
Observatorium pengamat neutrino lain di Kutub Selatan bernama Ice Cube juga mengikuti penelitian ANITA dan membenarkan bahwa hukum fisika standar tak dapat menjelaskan fenomena aneh itu.
Namun demikian, bukan berarti lantas langsung dapat dipastikan ada dunia paralel dengan waktu terbalik dari dunia kita. Ada beberapa teori lain, misalnya es Antartika kemungkinan memberi pengaruh di peristiwa itu.
"Tidak ada satupun hal yang benar-benar membuat peristiwa itu merupakan deteksi sebuah alam paralel," cetus Pat Scott, ahli fisika dari University of Queensland.
Clancy James, pakar dari University of Sydney juga berpendapat demikian. Banyak yang belum diketahui soal neutrinos sehingga mungkin perlu penjelasan fisika baru. "Kita sungguh yakin ada hukum fisika baru yang ada di luar sana untuk ditemukan," cetusnya.
Tak berarti teori dunia paralel bisa sepenuhnya dikesampingkan, tapi hanya satu dari beberapa kemungkinan penjelasan. "Walau dunia paralel terdengar menarik dan seksi saat membicarakan sinyal ANITA, ide alternatif masih ada," sebut Geraint Lewis dari University of Sydney.
Teori Perjalanan Melintasi Waktu, Mungkinkah?
Sudah cukup sering perjalanan waktu muncul di berbagai film fiksi ilmiah, mungkinkah hal tersebut terjadi di dunia nyata?
Kemunculan dua sosok pria bernama Noah dan Edward yang mengaku sebagai penjelajah waktu baru-baru ini kembali membangkitkan sejumlah teori yang berkaitan dengan fenomena tersebut.
Salah satunya datang dari ahli astronomi bernama Frank Tipler, yang membuat sebuah mekanisme bernama Tipler Cylinder.
Mesin tersebut berfungsi sebagai wadah bagi sebuah material yang memiliki 10 kali massa Matahari. Kemudian, material tersebut akan diputar dengan kecepatan tinggi, hingga miliaran putaran per menit, untuk menciptakan sebuah 'pusaran waktu'.
Kemudian, menurut fisikawan ternama Stephen Hawking, perjalanan melintasi waktu dapat terjadi dengan adanya lubang hitam.
"Saat para kru pesawat mengitari lubang hitam selama lima tahun, bisa jadi di Bumi sudah melewati masa sepuluh tahun. Saat semua kru pulang, mereka baru akan menyadari kalau mereka menjadi lebih muda. Mereka bisa dibilang telah melakukan perjalanan melintasi waktu," ujarnya.
Lalu, terdapat sebuah teori perjalanan waktu yang melibatkan cosmic strings (benang kosmis), yaitu sebuah tabung energi yang melintang sepanjang jagat raya, seperti detikINET lansir dari Space, Rabu (21/2/2018).
Objek tersebut diprediksi memiliki massa dalam jumlah besar yang dapat memungkinkan terjadinya warp, sebuah teknik yang memungkinkan sebuah pesawat antariksa melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya.
http://indomovie28.com/mike-and-dave-need-wedding-dates/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar