Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo akan dibuka kendati pandemi virus Corona belum betul-betul sirna. Pengelola menyiapkan protokol kesehatan pada new normal (kenormalan baru).
Direktur TSTJ Solo, Bimo Widodo Dasir Santoso, yang ditemui detikTravel di ruang kerjanya Senin (01/06) menyampaikan tengah menggodok protokol new normal itu. Di antaranya, mengkaji pembatasan jumlah pengunjung berdasarkan data tahun lalu.
"Sedang membuat kalkulasi berdasarkan tren pengunjung tahun sebelumnya, dari itu jika nantinya Pemkot memutuskan pengunjung setiap harinya hanya boleh 50 persen," kata Bimo.
Berkaca data pengelola pada periode sebellum Corona, Taman Satwa taru Jurug dikunjungi 2 ribu pelancong. Artinya, besar kemungkinan nanti taman satwa itu hanya menerima sekitar seribu pengunjung setiap harinya.
"Itupun akan ada dua kali session kunjungan yakni jam 9 hingga 11 siang, akan kita bersihkan lokasinya baru ronde ke 2 akan masuk lagi. Semata mata untuk menjaga jarak para pengunjung," kata Bimo.
Selain itu, pengelola akan memperbanyak tempat cuci dan aturan penggunaan masker jika di dalam lokasi taman satwa.
Perubahan lain diterapkan pada penjualan tiket, yakni disarankan untuk melakukan reservasi. Sebab, Taman Satwa Taru Jurug menerapkan pengunjung yang mengantongi tiket lebih dululah yang berhak untuk masuk area taman satwa. Reservasi bisa dilakukan H-1.
Hingga saat ini, Bimo belum dapat memastikan waktu pembukaan Taman Satwa Taru Jurug di Solo, Jawa Tengah itu. Dia menunggu keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
"Tunggu keputusan pak Wali, manut dengan Pemkot Solo, arahan dan SOP-nya seperti apa kita kerjakan, kita harus kerjasama gotong royong, TSTJ tidak bisa bekerja sendiri," kata Bimo.
Sementara, salah seorang dokter yang setiap harinya mengurusi hewan hewan di TSTJ, drh Tiara Debby Carinda, mengimbau para pengunjung harus benar benar menjaga jarak dalam kondisi pandemi ini.
Jadi protokol kesehatan penggunaan masker di dalam lokasi hewan sangat efektif mengurangi risiko hewan tertular oleh pengunjung.
"Beberapa satwa seperti primata lebih gampang tertular pilek dan batuk biasa yang pada manusia", kata dia saat ditemui media di kandang burung Pelikan.
"Kalau dulu hanya para keeper-nya yang menggunakan masker, namun ke depannya pengunjung bisa terus menggunakan masker," dia menambahkan.
Selain itu, aturan tertentu bagi pengunjung tetap diterapkan. Seperti, memberi makan satwa yang tidak seharusnya, mengganggu satwa dan juga interaksi yang tidak disetujui oleh pengelola.
Untuk urusan pakan, Bimo menyebut, hingga saat ini, jumlah donasi baik pakan, penjualan tiket dan juga donasi uang sudah terkumpul lebih dari Rp 1,4 miliar rupiah. Tiket hingga Jumat kemarin terjual 52 ribu, donasi berupa uang sebesar 327 juta rupiah dan pakan diwujudkan dalam uang sekitar Rp 50 juta.
Jumlah donasi tersebut nantinya akan dikumpulkan dan dilaporkan kepada Wali Kota Solo, Inspektorat dan juga publik sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar