Mongolia laporkan kasus pertama infeksi virus corona COVID-19 pada Selasa (10/3) kemarin. Uniknya berbeda dengan negara-negara lain, pemerintah Mongolia langsung mengambil langkah tegas yaitu memberlakukan 'lockdown' terhadap ibu kota Ulaanbaatar.
Mengutip dari Mothership, Wakil Perdana Menteri (PM) Mongolia, Enkhtuvshin Ulziisaikhan mengatakan dalam konferensi pers bahwa ibu kota Ulaanbaatar dan semua pusat provinsi akan dikarantina selama enam hari ke depan. Tak hanya itu sebagian besar sekolah juga akan diliburkan sampai akhir bulan Maret 2020.
"Ibu kota Ulaanbaatar dan seluruh pusat provinsi dikarantina hingga 16 Maret untuk mengendalikan wabah," tegas Wakil PM Mongolia, Enkhtuvshin Ulziisaikhan.
Diketahui pasien (56) yang terinfeksi tersebut bukanlah warga negara Mongolia, melainkan berasal dari Prancis. Ia merupakan salah satu pekerja di perusahaan Badrakh Energy di provinsi Dornogovi Selatan.
Sebelum terdiagnosa positif virus corona COVID-19, ia telah melakukan kontak dengan 162 orang dan telah diidentifikasi oleh pemerintah setempat.
Demam Berdarah atau DBD: Gejala, Obat, dan Pencegahan
Selain virus corona, Indonesia kini menghadapi ancaman penyakit musiman demam berdarah atau DBD. Penyakit disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor virus dengue. Ada empat jenis virus dengue yang bisa mengakibatkan DBD yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Dikutip dari Web MD, diperkirakan ada 400 juta infeksi virus dengue tiap tahunnya. Sekitar 96 juta infeksi menjadi demam berdarah atau DBD, yang umumnya ditemukan di wilayah tropis. Wilayah dengan risiko DBD terbesar adalah anak benua India, Asia Tenggara, China Selatan, Taiwan, Kepulauan Pasifik, Meksiko, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan.
Berikut gejala, obat, dan pencegahan penyakit Demam Berdarah atau DBD.
A. Gejala demam berdarah atau DBD
Untuk gejala demam berdarah atau DBD biasanya terjadi 4-6 hari setelah infeksi. Ada 9 kondisi yang menandai gejala demam berdarah atau DBD:
1. Demam tinggi tiba-tiba
2. Pusing yang tidak bisa ditahan
3. Rasa sakit di belakang mata
4. Sakit atau ngilu pada sendi dan otot
5. Lelah
6. Mual
7. Muntah
8. Kulit kemerahan yang terjadi 2-5 hari setelah demam
9. Kadang disertai perdarahan di hidung, gusi, atau bagian tubuh lain yang mudah luka
Dengan gejala tersebut, demam berdarah atau DBD kerap dikira flu atau infeksi virus lainnya. Orang dengan daya imun lemah atau pernah terinfeksi virus dengue berisiko lebih besar mengalami DBD atau demam berdarah.
B. Obat demam berdarah atau DBD
Tidak ada terapi atau obat spesifik untuk mengatasi demam berdarah atau DBD. Biasanya dokter menyarankan pasien untuk istirahat, minum cukup air putih, dan menjalani perawatan lain jika diperlukan.
Jenis obat yang biasa diresepkan adalah acetaminophen untuk meredakan rasa sakit. Untuk aspirin biasanya dihindari karena memperburuk kondisi perdarahan pasien demam berdarah atau DBD.
C. Pencegahan demam berdarah atau DBD
Upaya pencegahan terbaik demam berdarah atau DBD adalah menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Terutama jika tinggal atau hendak bepergian ke lokasi dengan iklim tropis. Berikut tindakan preventif yang bisa diterapkan:
1. Menjaga kebersihan lingkungan dan menutup tempat yang bisa menjadi kubangan air
2. Menggunakan antinyamuk meski berada di dalam rumah
3. Memilih baju yang menutup seluruh tubuh
4. Menggunakan skrining pada pintu dan jendela untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah
5. Jika mengalami penurunan kondisi tubuh sebaiknya segera ke dokter, terutama jika ada kasus demam berdarah atau DBD di sekitar pasien
D. Diagnosa demam berdarah atau DBD
Dokter biasanya melakukan diagnosa dengan tes darah untuk mengetahui adanya virus atau antibodi. Jika konsultasi, pastikan dokter tahu riwayat perjalanan dan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini memudahkan dokter melakukan tes dan menegakkan diagnosa demam berdarah atau DBD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar