Kasus penularan virus corona di Kota Wuhan, China semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan ditutupnya 16 rumah sakit darurat di sana karena jumlah pasien yang terus turun.
Saat ini, otoritas Wuhan melaporkan 17 kasus kejadian virus corona baru pada hari Senin (10/3/2020). Jumlah kasus terendah sejak wabah mewabah pada 17 Januari lalu.
Namun, hal ini malah membuat kota tersebut penuh akan limbah medis, enam kali lebih banyak dari biasanya. Limbah ini berasal dari 20 kota di China termasuk Wuhan.
"Rumah sakit diWuhan yang telah menampung 80 persen pasien virus corona, menghasilkan lebih dari 240 ton limbah medis setiap hari selama puncak wabah,"
"Ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan sebelum virus itu muncul," imbuhnya yang dikutip dari South China Morning Post.
Zhao mengatakan untuk mengatasi ini, pemerintah pusat menyediakan 46 fasilitas pengolahan limbah medis bergerak. Selain itu, pemerintah juga membangun pabrik pengolahan dengan kapasitas 30 ton dalam 15 hari.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kapasitas pengolahan limbah. Dari yang sebelumnya hanya 50 ton, sekarang menjadi lebih dari 263 ton per hari.
Zhao sendiri tidakmerincikan kota-kota mana saja yang memiliki kelebihan beban limbah medis seperti ini. Tapi, permasalahan pengolahan limbah ini memang sudah menjadi permasalahan lama yang belum terselesaikan.
Sumbang 15 Persen Kematian di Indonesia, Kenali Gejala Stroke
Menurut riset kesehatan dasar (RISKESDAS), yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk mengalami stroke, dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Menurut Dr dr Al Rasyid, SpS(K), Dept. Neurology Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo mengatakan, gejalanya seperti kelumpuhan mendadak pada tubuh dan tidak bisa berbicara dengan normal.
"Gejalanya seperti lumpuh mendadak, tiba-tiba lumpuh separuh, mulut mencong, dan bicara cadel. atau ga bisa ngomong mendadak dan vokal yang disebutkan tidak jelas," kata dr Rasyid, kepada DetikHealth, Kamis (12/3/2020).
dr Rasyid juga menganjurkan untuk melihat tips mudah untuk mengenali tanda-tanda stroke dari Kementrian Kesehatan Indonesia dengan slogan SEGERA Ke RS.
SEGERA Ke RS adalah singkatan dari:
SEnyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
GErak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
bicaRA pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata.
KEbas atau kesemutan separuh tubuh.
Rabun, padangan satu kabur terjadi tiba-tiba.
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi kesimbangan.
Disinggung Menkes Terawan, Ini Arti 'Self Limiting Disease'
Pemerintah mengumumkan tiga pasien virus corona COVID-19 sembuh dan bisa dipulangkan. Mengingat penyakit ini belum ada vaksin atau obatnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut hal ini dikarenakan sifat bawaan virus itu sendiri.
"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).
Dalam dunia kedokteran, mengutip salah satu jurnal di Pediatric Critical Care Medicine, istilah self-limiting disease mengisyaratkan suatu kondisi akan berjalan dengan sendirinya meski tanpa perawatan medis atau gejala bisa sembuh sendiri. Walau ada fakta kondisi bisa sembuh sendiri, tidak berarti bahwa perawatan medis tak berpengaruh pada kesembuhan pasien yang lebih cepat.
Misalnya pada kasus virus corona yang belum ada obatnya, meski sifat virus disebut bisa mati dengan sendirinya, pasien tetap diberikan obat untuk mengurangi gejalanya meski bukan untuk membunuh virus.
Sebelumnya, di China, saat kasusnya mulai merangkak naik, ada sekitar 50 pasien yang dinyatakan sembuh oleh otoritas kesehatan. Mengingat virus corona belum ada obatnya, para ahli menyebut sifat virus yang self limiting disease bisa juga dikaitkan dengan sistem imun seseorang.
"Virusnya memang self limiting disease mati setelah lima sampai tujuh hari," kata dr Frans Abednego Barus, SpP, spesialis paru dari OMNI Hospital Pulomas, beberapa waktu lalu.
http://kamumovie28.com/coffee-shop-mother/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar