Selasa, 09 Juni 2020

Cuitannya Soal George Floyd Dinilai Rasis, Pendiri CrossFit Banjir Kecaman

Balasan tweet dari pendiri CrossFit, Greg Glassman, menjadi heboh di media sosial. Tweet Greg soal kasus meninggalnya George Floyd dinilai netizen sebagai bentuk rasisme.
Kejadian ini bermula ketika Greg membalas pernyataan yang dimuat oleh Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington. Dalam pernyataan tersebut, dikatakan bahwa bentuk rasisme termasuk isu kesehatan.

"FLOYD-19," begitu balasan Greg Glassman, yang langsung banjir kecaman.

Dikutip dari The Washington Post, selang 48 jam setelah komentar Glassman dimuat pada Sabtu malam, beberapa perusahaan gym tidak lagi memakai merek CrossFit. Perusahaan pakaian olahraga Reebok yang selama ini bermitra dikabarkan juga mengakhiri sponsorhip.

Selain itu, Rogue Fitness, pemasok peralatan, mengatakan akan menghapus logo perusahaan dari event yang berlangsung di tahun 2020.

Meski begitu, Glassman kini telah meminta maaf. Ia mengatakan CrossFit tidak akan membela aksi rasisme.

Pejabat WHO Sebut Penularan Virus Corona dari OTG Jarang Terjadi

 Salah seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan penularan virus Corona COVID-19 dari orang tanpa gejala (OTG) masih jarang ditemukan. Hal ini dibuktikan melalui sejumlah laporan pelacakan kontak penularan dari beberapa negara.
"Kami memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak transmisi yang sangat rinci. Hasilnya, kasus transmisi sekunder jarang ditemukan dari orang tanpa gejala," katanya yang dikutip dari Fox News, Selasa (9/6/2020).

"Kami terus menerus melihat data ini dan berusaha mendapatkan lebih banyak informasi dari beberapa negara. Tampaknya memang orang tanpa gejala masih jarang bisa menularkan virus tersebut ke orang lain," lanjutnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, terus memperingatkan bahwa pandemi virus Corona ini semakin memburuk secara global. Bahkan sudah berjalan enam bulan, masih banyak negara yang memiliki kasus.

"Ini bukan saatnya negara manapun melepaskan diri. Kini waktunya bagi negara-negara yang ada di dunia untuk terus bekerja keras menghadapi ancaman virus ini," tegasnya.

6 Bulan Lebih Hadapi Pandemi, WHO Jelaskan Mengapa Corona Masih Belum Berakhir

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk melanjutkan upaya penanganan virus Corona dengan ketat. Hal ini disampaikan WHO seiring dengan laporan lonjakan kasus Corona di beberapa negara.
"Lebih dari enam bulan menjadi pandemi, ini bukan saatnya bagi negara mana pun untuk mengambil langkah (melonggarkan upaya pencegahan)," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada briefing online, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (9/6/2020).

"Lebih dari 136.000 kasus baru dilaporkan di seluruh dunia pada hari Minggu, paling banyak dalam satu hari sejauh ini," jelas Tedros.

Hampir 75 persen laporan kasus Corona terbanyak dilaporkan dari 10 negara, sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan. Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO pun mengatakan pandemi Corona masih jauh dari kata selesai.

"Ini masih jauh dari selesai," kata van Kerkhove.

Menurut Van Kerkhove banyak negara yang melakukan pelacakan kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala tetapi tidak menangani kasus tersebut untuk diisolasi. Tidak sedikit yang menganggap bahwa mereka bukan menjadi penyebaran virus Corona lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar