China, negara pertama yang menghadapi wabah Corona COVID-19 kini melarang kunjungan dari 8 negara dengan kasus Corona tinggi. Beberapa negara di antaranya termasuk negara di Asia.
Dikutip dari Reuters, China mengeluarkan larangan sementara bagi Rusia, Prancis, Italia, Inggris, Belgia, Filipina, India, dan Bangladesh masuk ke negaranya. Meski begitu, Indonesia tidak termasuk dalam daftar larangan masuk ke China.
Pembatasan ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki visa dan izin tinggal yang valid. Larangan sementara ini pun lantas mendapat respons dari negara-negara yang dimaksud termasuk Inggris.
"Kami prihatin dengan mendadaknya pengumuman dan larangan masuk secara menyeluruh, dan menunggu klarifikasi lebih lanjut tentang kapan itu akan dicabut," kata KBritish Chamber of Commerce di China saat larangan menyeluruh diumumkan oleh kedutaan besar China.
Bagaimana dengan negara yang tidak termasuk 8 negara tersebut?
China tetap memperketat aturan masuk warga asing ke negaranya. Persyaratan termasuk penyerahan sertifikat dari Kedubes China setempat dengan membawa hasil tes asam nukleat dan tes antibodi dalam waktu 48 jam terakhir perjalanan.
Langkah ini diterapkan untuk mencegah penularan Corona baru dari luar negeri. China berhasil menekan kasus COVID-19 dan tak ada kematian baru yang dilaporkan.
Berdasarkan laporan worldometers, ada 33 kasus COVID-19 yang terakhir dilaporkan di China. Sementara itu total kasus COVID-19 mencapai 86.245 kasus dengan pasien sembuh 81.187 kasus.
https://cinemamovie28.com/movies/in-dubious-battle/
Peneliti Temukan Gejala COVID-19 yang Terasa Saat Makan Pedas
Semakin banyak pasien COVID-19 yang mengeluhkan gejala tak biasa. Gejala COVID-19 gangguan indra penciuman dan perasa yang semula jarang ditemui, bahkan kini menjadi gejala khas COVID-19.
Baru-baru ini, sebuah penelitian dalam jurnal Chemicel Senses mengungkap gejala COVID-19 yang bisa menyebabkan masalah sensorik. Para peneliti mencatat adanya dampak kemestesis pada pasien COVID-19, apa itu?
Kemestesis adalah sensasi yang diinduksi secara kimiawi yang diaktifkan melalui sistem sentuh.
"Dengan kata lain, sensasi sejuk dari mentol atau iritasi, atau kesemutan atau rasa terbakar dari cabai," sebut peneliti, dikutip dari Express UK.
"Namun, laporan ini telah meremehkan atau gagal membedakan efek potensial pada rasa, mengabaikan kemestesis, dan umumnya kekurangan pengukuran kuantitatif," lanjut peneliti.
Sehubungan dengan hal ini, para peneliti berusaha untuk menyelidiki dampak COVID-19 terkait kemestesis.
Apa kaitan antara kemestesis dan COVID-19?
Untuk menyelidiki kaitan tersebut, para peneliti mensurvei 4.039 pasien memiliki gejala COVID-19 seperti ini. Ada 2.913 wanita, 1.118 pria, dan delapan lainnya, berusia 19 hingga 79 tahun.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kerusakan kemosensori terkait COVID-19 tidak terbatas pada bau tetapi juga memengaruhi rasa dan kemestesis. Namun, hingga saat ini gejala COVID-19 tersebut belum bisa dipastikan menjadi gejala umum yang ditemui pada pasien, beberapa gejala umum atau khas COVID-19 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.
Demam
Batuk kering
Sakit dan nyeri
Sakit tenggorokan
Diare
Konjungtivitis
Sakit kepala
Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau kaki.
Gejala serius meliputi:
Kesulitan bernapas atau sesak napas
Nyeri atau tekanan dada.
https://cinemamovie28.com/movies/mobile-suit-gundam-thunderbolt-december-sky/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar